Oleh : Intan Nur Aini, Guru
__________
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA — Tahun ini pemerintah Arab Saudi telah membuka kloter untuk para jemaah haji dari Indonesia setelah ditunda selama dua tahun pandemi.
Jadwal pemberangkatan jamaah haji RI kloter pertama akan diberangkatkan pada 4 Juni 2022 dengan waktu yang sangat mepet, tentunya menjadikan pemerintah harus menyegerakan semua persiapan haji dalam waktu yang singkat.
Melansir laman kemenag.go.id, pada tahun ini Indonesia mendapatkan kuota haji sebanyak 100.051 orang dengan 1.901 petugas yang terdiri dari 92.825 jamaah haji reguler dan 7.226 jamaah haji khusus.
Pemerintah Arab Saudi menetapkan tiga syarat untuk calon jamaah haji yaitu vaksinasi Covid 19 dosis lengkap, PCR 72 jam sebelum keberangkatan, dan syarat maksimal umur di bawah 65 tahun.
Vaksinasi Covid 19 dosis lengkap menjadi salah satu syarat utama untuk calon jamaah haji dari Indonesia. Sehingga calon jamaah haji yang belum divaksinasi dosis lengkap terancam tidak berangkat.
Kementrian Kesehatan mencatat baru sekitar 76% calon jamaah haji yang sudah mendapatkan vaksinasi Covid 19 dosis lengkap.
“Kemungkinan ada masalah registrasi itu sekitar 17 ribu calon jamaah haji itu yang akan kami tuntaskan”, kata menteri koordinator Bidang Pembangunan manusia dan kebudayaan RI Muhadjir Effendy di Jakarta, Kamis (19/05/2022).
Muhadjir mengatakan persoalan administrasi yang dimaksud yaitu, berkaitan dengan vaksinasi Covid 19 yang saat ini disyaratkan pemerintahan Arab Saudi.
Selain itu permasalahan usia menjadi persoalan mengingat banyaknya calon jamaah haji lansia, ditambah lagi ditundanya 2 tahun pandemi.
Persyaratan administrasi seperti vaksin dan usia disampaikan pemerintahan Arab Saudi tidak bisa diantisipasi oleh pemerintah Indonesia, maka ribuan calon jamaah haji menjadi korban ketidaksiapan pemerintah Indonesia untuk menyiapkan sejak awal ataupun melakukan negosiasi dengan pemerintahan Arab Saudi.
Permasalahan ini tentu tidak lepas dari sistem kapitalis yang berasaskan individualis.
Namun sangat berbeda dengan pemerintahan dengan konsep Islam. Betapa besar perhatian dan pelayanan yang diberikan para Khalifah kepada jamaah haji dari berbagai negara. Mereka dilayani dengan pelayan terbaik sebagai tamu-tamu Allah. Pelayanan itu dilakukan tanpa ada unsur bisnis, investasi atau mengambil keuntungan melainkan hanya karena sebuah kewajiban yang harus dijalankan oleh negara.
Nuansa pelayanan dan kesiapan yang diberikan Islam dan kapitalis sangat berbeda. Dalam islam mereka benar-benar berkhidmat melayani tamu-tamu Allah sesuai dengan syariat islam.
Syariah dijadikan satu-satunya tumpuan dalam pelayanan bukan komersil atau mengambil keuntungan dari jamaah sebagai mana yang dilakukan dalam konsep kapitalis.[]
Comment