Penulis: Mansyuriah, S. S | Alumnus Sastra Arab Unhas
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA– Pada Selasa (18/3/2025), militer Israel kembali menembakkan rudal dan roket ke Jalur Gaza dan Tepi Barat di Palestina. Dalam sekejap, sebanyak 413 orang tewas dan 500 orang terluka. Kejadian ini praktis mengakhiri perjanjian gencatan senjata antara Israel dengan Hamas.
Dalam serangan ini dilaporkan bahwa Abu Hamzah juru bicara Saraya Al-Quds syahid bersama istri dan sejumlah anggota keluarganya.
Serangan ini terjadi kala pembicaraan tahap dua gencatan senjata dengan Hamas molor dan belum ada kemajuan apapun. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berdalih serangan ini bertujuan menghancurkan Hamas dan membebaskan sandera Israel. Tel Aviv juga telah menegaskan akan bertindak dengan “kekuatan militer yang lebih besar” terhadap Hamas sebagaimana dikutip sindonews.com (19/03/2025).
Berulang kali solusi gencatan senjata ini dibuat dan sebanyak itu pula dilanggar sepihak oleh pihak Zionis. Solusi gencatan senjata tidak akan mengubah fakta apapun, selama kaum muslim dan tentaranya tidak mengambil tindakan.
Lalu mengapa hal ini bisa terus terjadi? Mengapa pula kita masih terus saja berharap bahwa solusi gencatan senjata bisa menghentikan krisis di Palestina?
Tidak Akan Pernah Rida
Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan rido terhadapmu hingga engkau mau meninggalkan agamamu dan mengikuti agama mereka. Hal ini teemaktub dalam Surat Al-Baqarah Ayat 120:
“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah, sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)”. Sungguh jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.”
Oleh karena itu mereka senantiasa mengupayakan segala sesuatu memenuhi hawa nafsu mereka. Zionis Yahudi telah mencurahkan segala bentuk kebenciannya terhadap kaum muslim secara brutal dengan membunuh, mengahncurkan dan berbagai bentuk kejahatan lain.
Selama ini mereka nampak kuat dan jumawa karena mereka menang propaganda serta didukung penuh Amerika dan rezim penghianat pemimpin negeri negeri Muslim.
Para pnguasa negeri Muslim lebih khusus yang berada di Zona terdekat dengan Palestina, sejatinya harus memiliki kemampuan dan amunisi untuk mengerahkan segala daya dan upaya menolong muslim Palestina tapi nyatanya tidak.
1Lebih mirisnya lagi mereka hanya mengecam dan mengutuk. Banyak di antara kaum muslim yang tidak memahami akar persoalan yang terjadi di Palestina.
Harusnya ikatan akidah dan ukhuwah islamiah menjadi pendorong terkuat para penguasa muslim mengirim tentara mereka, tapi fakta Nation-State telah mengikis ikatan akidah Islam antar kaum muslim. Padahal umat Islam itu bagaikan satu tubuh yang jika sebagian tubuhnya sakit, bagian tubuh lainnya ikut merasakan sakit.
Ketakutan Panjang
Apa yang dilakukan oleh Israel sebenarnya adalah buntut dari ketakutan panjang mereka akan kebangkitan kekuatan Islam. Barat beserta kaum zionis senantiasa memusuhi dan memerangi Islam dan kaum Muslim. Mereka melihat betapa Islam merupakan kekuatan yang dapat menguasai dunia sekaligus mengancam kepentingan mereka.
Sejarah konstelasi politik dunia menggambarkan bagaimana Amerika memainkan peran penting mengasuh entitas Yahudi hingga terus membesar sampai berhasil mengklaim sebuah negara. AS terus melangkah memperkokoh Israel dengan maksud menjadikan Israel sebagai alat menjajah di kawasan Timur Tengah.
Tujuannya adalah menciptakan krisis abadi di jantung dunia Islam (Timur Tengah), mengingat potensi SDA yang dimiliki melimpah ruah, mulai dari minyak, tempat dan lokasi stategis.
Islam bagi mereka adalah The Green Menace (Bahaya Hijau) yang mereka anggap sebagai ancaman dan juga musuh berikutnya setelah hancurnya Uni Soviet yang dikenal sebagai “Bahaya Merah” .
Oleh karena itu mereka senantiasa merancang dan melaksanakan berbagai macam upaya untuk melemahkan Islam. Alhasil bisa kita lihat sampai saat ini, kaum muslim lemah dan rapuh, tidak ada “Pelindung”. Maka wajar jika kita pesimis dan skeptis perang ini akan berakhir dengan adanya gencatan senjata. Genosida di Gaza tidak akan ada habisnya selama pendudukan zionis Yahudi ini masih ada.
Solusi Komprehensif
Palestina membutuhkan konsolidasi umat Islam secara global yakni jihad untuk mengusir Zionis dari bumi Syam Palestina. Konsolidai global ini tidak akan bisa terwujud di bawah para penguasa rezim yang mengekor Barat. Mereka banyak terikat perjanjian perdamaian, kerja sama ekonomi dan bentuk normalisasi. Semua hal itu membelenggu mereka dari tindakan bersegera membebaskan Palestina.
Sementara jihad fi sabilillah tidak bisa terlaksana sempurna kecuali dengan adanya naungan “Satu Negara”, yang akan melindungi kaum muslim dari penjajahan, penganiayaan, penyiksaan, dan kezaliman yang dibuat musuh-musuh Islam.
Umat Islam harus melakukan dakwah dengan menyadarkan pemikiran umat dari kehidupan (sekularisme), mengerahkan segala daya dan upaya yang bisa dilakukan untuk menyuarakan fakta dan kebenaran yang sesungguhnya bahwa akar masalah Palestina adalah penjajahan Israel dan nestapa umat tanpa Junnah/pelindung yang dipimpin oleh seorang khalifah sebagai pemimpin kaum Muslim sedunia.
Rasulullah saw. telah bersabda: Imam (Khalifah) adalah perisai, di belakang dia kaum Muslim berperang dan berlindung (HR al-Bukhari Muslim).
Umat juga wajib menyeru kepada penguasa muslim untuk mengarahkan loyalitasnya kepada Islam dan kaum muslim, bukan berharap pada solusi semu PBB atau perjanjian internasional yang menghalangi mereka menolong saudara seiman.
Palestina adalah milik umat Islam seluruh dunia. Masalah Palestina bukan sekadar masalah kemanusiaan atau konflik internal. Lebih dari itu, masalah Palestina adalah juga masalah umat Islam di seluruh dunia. Wallahu a’lam bish Showab.[]
Comment