Papua Antara Kapitalisme dan Sistem Ekonomi Islam

Opini234 Views

 

 

 

Penulis: Nur Aina | Mahasiswi

 

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA– Indeks Pembangunan Manusia (IPM) mengklaim bahwa kemiskinan di Papua menurun.  Penurunan angka kemiskinan dan meningkatnya harapan hidup dalam kurun waktu 10 tahun pembangunan Papua tersebut menurut Tenaga Ahli Utama KSP Theofransus Litaay, seperti ditulis antara Ahad Minggu (11/6/2023), banyak membawa perubahan dan keberhasilan di masyarakat paling Timur itu.

Dari segi angka, kemiskinan di Papua nampak penurunan,  dari 28,17 persen di Maret 2010 menjadi 26,56 persen di tahun 2022.

Namun penurunan itu, sejatinya masih menyisakan PR besar mengingat penurunan tersebut terjadi selama 10 tahun dan banyaknya sumber daya alam yang ada di Papua.

Hal ini juga menjadi pertanyaan besar, mengapa penurunan tersebut terjadi begitu lama dengan penurunan angka dalam kisaran yang hanya sedikit saja. Ini menunjukkan betapa lamban dan tertinggalnya Papua dari perubahan.

Salah satu penyebab utama ketertinggalan ini adalah penerapan ekonomi kapitalisme yang merugikan rakyat tapi menguntungkan segelintir pihak pemilik modal. Ekonomi kapitalistik hanya mengorbankan rakyat  dan menyejahterakan para kapitalis.

Islam memiliki sistem ekonomi dan politik yang mampu sejahterakan Papua dengan mudah dan cepat. Sebab, dalam konsep ekonomi islam, sumber daya alam adalah milik negara dan tidak akan dikuasai asing seperti saat ini.

Pembangunan Papua menjadi prioritas yang sama sebagaimana daerah yang lain di Indonesia. Wallahu a’lam bishawab.[]

Comment