RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA – Wakil Ketua Umum DPP PAN, Viva Yoga Mauladi menyayangkan, pernyataan Victor Bungtilu Laiskodat, ketua Fraksi Nasdem DPR RI, yang menebar permusuhan kepada partai politik lain dan memicu kebencian antar umat beragama karena pemikiran dan pemahamannya yang salah dan tendensius, terutama terhadap PAN.
Menurutnya, PAN yang lahir dari rahim reformasi menjunjung tinggi moralitas agama, kemanusiaan, dan kemajemukan. PAN yang berasaskan Pancasila bertujuan menegakkan nilai-nilai iman dan takwa, kedaulatan rakyat, keadilan sosial, kemakmuran, dan kesejahteraan dalam wadah NKRI.
“Jadi, PAN tidak memperjuangkan Indonesia sebagai Negara Khilafah, sebagaimana yang dituduhkan Victor. Bagi PAN, sistem pemerintahan demokrasi dan bentuk negara nasional, sejak Proklamasi 17 Agustus 1945 adalah sudah final. Tidak boleh diubah lagi,” tandasnya kepada wartawan di Jakarta Jumat (4/8/2017)
Di politik, kata Viva, perbedaan pandangan politik antar partai politik sudah menjadi bagian dari kehidupan demokrasi. Justru salah satu fungsi partai politik adalah memindahkan potensi konflik horisontal di masyarakat ke wilayah “konflik parlementarian”.
“Konflik akan terkanalisasi di lembaga politik, yaitu DPR. Lalu proses politik akan menentukan bagaimana keputusan politik akan ditetapkan,” tandasnya.
Viva mengatakan, Victor tidak meneladani Presiden Soekarno. Meskipun Soekarno berbeda pandangan politiknya dengan Hatta, tetapi Soekarno adalah pembela utama Hatta, jika Hatta didiskreditkan oleh siapapun. Karena berbeda kepentingan dan pandangan politik tidak menghilangkan rasa persaudaraan.
“Para founding father’s telah meletakkan tradisi demokrasi yang baik dan bermartabat. Harus diteladani oleh kita semua,” jelasnya.
Pernyataan Victor yang memaknai perbedaan pandangan politik di antara partai politik terhadap Perppu Nomor 2 Tahun 2017, kata Viva telah disempitkan dengan pemikirannya sendiri yang destruktif dan anarkhis yang membahayakan nilai kemajemukan, toleransi, dan dapat merusak tradisi demokrasi.
“Sebagai pimpinan partai politik dan pejabat negara, sangat tidak etis jika Victor mendeskreditkan eksistensi partai politik lain dan menebarkan api permusuhan yang mengeksplorasi keperbedaan agama di tengah masyarakat,” tandasnya.
“Sebagai kawan, saya menyarankan Victor meminta maaf sebelum kasus ini menjadi persoalan hukum dan merebak serta memicu potensi konflik horisontal di masyarakat,” pungkasnya. (***)
Comment