Nursih Ummu Sayyid*: Menjadi Ibu Cerdas Di Masa Pandemi

Opini680 Views

 

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA – Fitrah seorang wanita adalah menjadi Ummu Warobbatul Bait (sebagai ibu dan pengatur rumah tangga). Walaupun, banyak di luar sana yang bekerja, untuk membantu ekonomi keluarga. Atau sekedar mengejar karir semata. Namun, di masa pandemi saat ini, peran ibu lebih banyak di rumah saja. Karena, wabah covid-19 yang sudah merajalela. Baik di negeri kita Indonesia maupun dunia.

Tentunya, seorang ibu memiliki harapan terhadap anaknya. Setiap ibu pasti menginginkan yang terbaik untuk buah hatinya. Tak ada ibu yang menjerumuskan anaknya ke neraka. Sebaliknya, ibu berharap anak bisa masuk surga bersama-sama.

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

“Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang saleh.” (HR. Muslim no. 1631)

Menjadi ibu itu luar biasa. Karena, kemampuannya multi talenta. Tentunya seorang wanita harus memiliki ilmu sebelum menjadi seorang ibu. Sebab, setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, orangtuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi.

Agar tak salah langkah, maka haruslah seorang wanita itu menjadi ibu cerdas. Bukan sekedar segudang prestasi dalam akademik saja. Namun, ibu juga harus taat syariah. Agar mampu mendidik anak sesuai fitrah. Seperti, menutup aurat, memiliki akhlakul karimah, rajin mengkaji Islam, sebagai modal untuk membentuk generasi menjadi anak yang saleh dan salihah.

Karakteristik Ibu Cerdas

Peran wanita ketika sudah menikah, bukan hanya sekedar menjadi istri bagi suaminya. Namun, juga sebagai ibu bagi anak-anaknya. Agar ibu mampu menghantarkan amanah dari Sang Khaliq menjadi anak yang taat syariah. Tentunya, seorang ibu harus memiliki karakter ibu cerdas.

Beberapa point diantaranya:
1. Memiliki syakhsiyyah Islamiyah (kepribadian Islam). Dimana orangtua khususnya ibu memberikan sikap teladan kepada anak-anaknya. Dengan memberikan contoh yang positif, sesuai syariat Islam. Sehingga anak akan melihat keteladanan orangtua.

2. Menguasai tsaqofah Islam. Pemikiran Islam menjadi modal dasar seorang ibu untuk mendidik generasi. Sehingga mereka mampu menyaring, jika ada pemikiran Barat yang meracuni.

3. Menguasai ilmu kehidupan. Seperti, belajar sains dan teknologi. Agar, seimbang dalam menjalani roda kehidupan.

4. Memiliki keterampilan memadai. Seperti, kemampuan memasak, menjahit, mengurus rumah tangga, dan lainnya. Inilah bukti seorang ibu harus multi talenta.

Untuk mewujudkan ibu cerdas taat syariah, dalam Islam menjadi tanggung jawab negara secara keseluruhan. Dimana negara memberikan ruang belajar secara gratis kepada orangtua, agar memiliki kemampuan dan kemudahan dalam mendidik generasi. Negara juga harus mengedukasi masyarakat untuk mendidik anak-anak sesuai kurikulum Islam.

Jauh berbeda dengan kondisi sekarang. Dimana sistem kapitalis sengaja membuat generasi muslim jauh dari agamanya. Hingga, tantangan untuk mendidik anak semakin besar. Dengan memberikan tayangan-tayangan yang tak sesuai. Baik media cetak, elektronik, maupun internet yang jauh dari nilai-nilai Islam. Akibatnya, anak teracuni pemikiran sekuler dan tidak menjalankan aturan Allah dan Rasul-Nya. Na’udzubillahimindzalik.

Maka dari itu, agar mendidik anak sesuai fitrah. Khususnya di masa pandemi saat ini. Berikut 3 tips yang bisa dilakukan seorang ibu cerdas:

1. Memperkokoh keimanan. Masa pandemi menjadi kesempatan bagi kita, agar senantiasa meningkatkan ibadah kepada Allah swt.

2. Menambah wawasan keislaman. Dengan memperbanyak membaca buku dan mengikuti kajian-kajian online yang banyak bertebaran di media sosial. Tentunya, setelah memilah kajian yang tepat untuk diikuti.

3. Bersinergi dengan suami dalam mengelola rumah dan keluarga. Misal, dengan melakukan aktivitas secara terjadwal, atau memberikan reward dan punishment kepada anak-anak.

Kita tidak tahu pandemi ini kapan berakhir? Setidaknya, ini menjadi langkah kita sebagai seorang ibu cerdas, dalam mendidik generasi sesuai fitrah dan taat syariah. Wallahu’alam.[]

*Penulis tinggal di Bogor

Comment