Penulis: Dinar Khair | Novelis
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA — Dilansir dari laman merdeka.com, sejumlah ulama muslim terkemuka baru-baru ini mengeluarkan fatwa untuk berjihad melawan Israel. Hal ini merupakan sebuah tanggapan dari serangan udara yang telah menyebabkan jatuhnya banyak korban jiwa setelah gencatan senjata. Fatwa ini dikeluarkan oleh Internasional Union of Muslim Scholars (IUMS). Fatwa ini pun banyak didukung ulama terkemuka lain.
Selain menyerukan intervensi dalam bentuk jihad, para ulama pun menyerukan untuk memboikot Israel melalui blokade darat, laut, dan udara. Juga meminta untuk meninjau kembali segala bentuk perjanjian dan kerja sama dengan Israel. Fatwa ini sebuah kemajuan yang harus disambut dengan baik oleh kaum muslimin.
Rasulullah salallahualaihi wassalam bersabda bahwa kaum muslimin itu bersaudara. Sepatutnya sejak hari pertama pembantaian kita semua bergerak mencari solusi utama agar tidak kembali terulang pembantaian kaum muslimin di sana.
Hanya saja, apakah fatwa terhadap aksi biadab zionis Israel ini akan efektif? Sudah setahun lebih bahkan jauh sejak tahun-tahun sebelumnya pembantaian terhadap rakyat Palestina tidak pernah berhenti.
Dengan lancangnya setelah pengumuman gencatan senjata, mereka melanggar perjanjian dengan mengirimkan kembali serangan udara bertubi-tubi di tengah usaha rakyat Palestina untuk kembali menata hidupnya yang sudah hancur berkeping-keping.
Fatwa Tidak Cukup
Seruan jihad dalam bentuk fatwa tidak akan efektif untuk menyerukan dan menyamakan langkah kaum muslimin. Fatwa adalah perintah yang paling lemah ikatannya dalam Islam. Akan ada banyak muslim yang merasa tidak perlu untuk menaati fatwa karena sifatnya memang tidak mengikat. Namun ini akan berbeda ketika seruan jihad dikomando oleh satu pemimpin yang ditaati sepenuhnya karena telah dibaiat oleh kaum muslimin.
Sebagaimana Rasulullah salallahu ‘alaihiwassalam mencontohkan saat menghadapi kaum kafir yang jelas-jelas memusuhi Islam dan membahayakan kaum muslimin. Bahasa Rasulullah adalah perang dan jihad, bukan negosiasi dan anjuran.
Sebagaimana dalam sirahnya dikabarkan tentang perang Khaibar dan perang melawan Bani Quraizhah karena mereka berkhianat. Rasulullah menggunakan jalan jihad dan perang untuk menghentikan dan menunjukkan kekuatan kaum muslimin agar mereka tidak semena-mena.
Belajar dari sejarah kaum yahudi yang sering mengingkari perjanjian, seharusnya menjadi perhatian serius bagi kita semua. Dengan pelanggaran kemanusiaan sebesar ini, penghinaan terhadap Islam telah jelas-jelas mereka tunjukkan. Sudah seharusnya seruan jihad itu dikoordinasi oleh seorang Khalifah demi terlaksananya persatuan kekuatan kaum muslimin.
Karena ketiadaan junnah atau pelindung umat Islamlah yang membuat kaum zionis Yahudi terus-menerus mengejek dan menghina kemanusiaan seperti ini. Nyawa rakyat Palestina seolah tiada harganya bahkan diperlakukan lebih hina daripada binatang.
Allah SWT menetapkan pembunuhan satu nyawa tak berdosa sama dengan menghilangkan nyawa seluruh umat manusia:
مَنْ قَتَلَ نَفْسًا بِغَيْرِ نَفْسٍ أَوْ فَسَادٍ فِي اْلأَرْضِ فَكَأَنَّمَا قَتَلَ النَّاسَ جَمِيعًا
“Siapa saja yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, seakan-akan dia telah membunuh seluruh manusia.” (QSL al-Maidah [5]: 32).
Permasalahan utama kaum muslimin adalah ketiadaan pelindung umat. Sistem Islam yang dahulu dibangun susah payah oleh Rasulullah telah runtuh sejak tahun 1924 di Turki Usmani. Sejak momen keruntuhan itulah umat Islam digerogoti dan dihabisi satu per satu dengan berbagai cara seperti semut yang memakan santapan secara bergerombol.
“Dari Tsauban ia berkata: Rasulullah Saw bersabda: “Suatu masa nanti, bangsa-bangsa akan memperebutkan kalian seperti orang-orang yang sedang makan yang memperebutkan makanan di atas nampan”. Kemudian ada sahabat yang bertanya: “Apakah saat itu kita (kaum Muslimin) berjumlah sedikit [sehingga bisa mengalami kondisi seperti itu]?”.
Rasulullah Saw menjawab: “Sebaliknya, jumlah kalian saat itu banyak, namun kalian hanyalah bak buih di atas air bah [yang dengan mudah dihanyutkan ke sana ke mari]. Dan Allah SWT akan mencabut rasa takut dari dalam diri musuh-musuh kalian terhadap kalian, sementara Dia meletakkan penyakit wahn dalam hati kalian.” Ada sahabat yang bertanya lagi: “Wahai Rasulullah Saw, apakah wahn itu?” beliau menjawab: “Cinta dunia dan takut mati.”
Kondisi inilah yang jelas dialami kaum muslimin sekarang di akhir zaman. Semoga Allah melindungi kaum muslimin dengan lahirnya kekuatan Islam secara internasional di bawah seorang khalifah sebagaimana janji-Nya yang telah terucap melalui mulut Rasulullah salallahu ‘alaihiwassalam.
Wallahu a’lam bishawab.[]
Referensi
Comment