Nayla Iskandar: Resesi Melanda Dunia, Begini Islam Memberi Solusi

Opini625 Views

 

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA — Perekonomian merupakan faktor penting bagi sebuah negara. Stabil dan tidaknya sebuah negara salah satunnya dilihat dari perekonomiannya.

Saat ini perekonomian dunia terguncang akibat pandemi covid 19.
Hal ini bisa mengakibatkan pada jurang krisis.
Hampir semua negara merasakannya.

Negara kaya sekelas Amerika Serikat (AS) saja pernah mengalami puluhan kali resesi. AS sudah pernah mengalami 33 kali resesi sejak tahun 1854. Sejak tahun 1980, Negeri Paman Sam mengalami 4 kali resesi termasuk yang terjadi saat krisis finansial global 2008. (cnbcindonesia.com 18/07/2020)

Begitu juga negara tetangga yaitu Singapura sudah merasakan dampaknya. Setelah ekonominya minus dalam dua kuartal berturut-turut. Apalagi perekonomian Indonesia, yang diprediksi kuat pada kuartal ll-2020 ini juga mengalami kontraksi. Bahkan, dalam peluncuran laporan Bank Dunia untuk ekonomi Indonesia edisi Juli 2020, Indonesia tak ada jaminan terbebas dari resesi.

Tanda-tanda sebuah negara mengalami resesi, apabila pendapatan pada masyarakat di negara itu menurun. Sehingga menyebabkan daya beli masyarakat juga menurun. Kemiskinan kian meluas. Penjualan motor dan mobil juga anjlok. Angka pengangguran meningkat. dan lain sebagainya. Sehingga terlihat jelas masyarakat banyak yang kesulitan memenuhi kebutuhan.

Resesi tampak jelas di hadapan. Para ahli mendorong masyarakat untuk mengantipasi. Sebagaimana pernyataan Ekonomi Institute for Development Economics abd Finance (INDEF), Bhima Yudhistira. Bahwa masyarakat harus hidup hemat. Belanja harus sesuai dengan kebutuhan dan fokus pada pangan serta kebutuhan kesehatan. (finance.detik.com 19/07/ 2020).
Perlu dipertanyakan apakah cukup hanya dengan tindakan antipatif, tidak boros, hemat dan harus rajin menabung? Bisa saja bagi orang kaya untuk hemat dan rajin menabung. Bagaimana dengan orang yang hidupnya pas-pasan atau bahkan untuk yang buat makan saja susah? Tentu tidak cukup hanya mengantisipasi. Dibutuhkan solusi tuntas atas resesi. Resesi itu akibat diberlakukannya sistem ekonomi kapitalis. Sehingga masyarakat harus memahami cacat bawaan sistem kapitalis yang mengakibatkan resesi.

Selama negeri ini menerapkan sistem kapitalisme resesi terjadi secara berulang-ulang. Bahkan tahun ini 2020 semakin parah.

Pengamat ekonomi Nida’ Saadah SE dalam Muslimah Media Center, 22 April 2020 mengatakan. Bahwa dalam teori kapitalisme dikatakan, krisis akan terjadi satu kali dalam 10.000 tahun. Tetapi nyatanya kurang dari setiap 10 tahun terjadi krisis dalam perekonomian.

Menurut syariat Islam sebenarnya sektor non riil ibarat benalu dalam perekonomian. Karena sektor ini menyerap jumlah uang yang beredar. Perdagangannya juga dalam skala besar, tetapi tidak ada barang dan jasa yang dihasilkan. Sehingga tidak ada serapan lapangan kerja yang juga besar.

Dalam pandangan ekonomi Islam yang menjadi penyebabnya adalah motif spekulasi, dalam Islam disebut perjudian. Spekulasi inilah yang menjadikan perekonomian global menjadi rapuh. Sifat rakusnya manusia yang ingin mendapatkan kekayaan dalam jumlah besar dalam waktu yang singkat. Sehingga apapun dilakukan dengan melakukan transaksi jual beli berupa saham, obligasi, kertas berharga bahkan mata uang juga diperjualbelikan.

Janji-janji yang diberikan oleh konsep ekonomi kapitalisme, bahwa ekonomi akan stabil. Namun faktanya krisis terjadi secara berulang-ulang. Kemudian janji bahwa peningkatan kekayaan akan terjadi pada semua orang. Faktanya kemiskinan semakin meningkat.

Adapun peradaban Islam ketika dunia dinaungi khilafah selama 13 abad. Ternyata potret ekonomi terjadi adalah situasi ekonomi yang adil, makmur dan sejahtera. Bahkan tidak pernah terjadi krisis dalam pembangunan ekonominya selama13 abad.

Apa yang menjadi rahasia, ketika dunia berada dalam naungan sistem ekonomi Islam? Maka tidak pernah masuk dalam situasi krisis seperti saat ini. Ketika semakin parah maka di tahun 2020 dunia diperkirakan akan dalam situasi resesi.

Rahasianya, bahwa ekonomi Islam merupakan sistem komprehenship. Sehingga mampu memenuhi kebutuhan pokok manusia individu perindividu. Ekonomi Islam itu bukan hanya berisi larangan riba, perintah zakat dan sistem pembiayaan. Tetapi di dalamnya berisi seperangkat aturan yang menyeluruh.

Ketika Islam diterapkan dalam sebuah sistem politik yaitu sistem khilafah Islam maka yang terjadi adalah situasi adil, makmur, sejahtera dan anti krisis. Dan level ukuran kesejahteraannya itu bahkan sampai individu perindividu. Bukan hanya mengejar target angka pertumbuhan ekonomi.

Mekanisme yang dijalankan dalam ekonomi Islam:
Pertama, investasi hanya di perbolehkan dalam sektor riil. Hal ini akan mengakibatkan terjadi kekayaan secara nyata. Bukan hanya transaksi yang menggelembung tetapi tidak ada barang dan jasa yang dihasilkan. Tidak ada serapan tenaga kerja yang besar.

Kedua, pungutan oleh negara diambil berdasarkan aset produktif. Tidak dikenal adanya pungutan pajak pertambahan nilai saat mengonsumsi barang. Juga tidak ada pajak penghasilan, pajak bumi dan bangunan serta pajak-pajak yang lain. Dengan hilangnya semua pungutan pajak, masyarakat memiliki pendapatan memadai. Hal ini akan berpengaruh terhadap stabilitas ekonomi. Karena demand cukup besar sementara permintaan barang dan jasa juga besar akibat incomenya masyarakat yang bertambah.

Ketika permintaan barang dan jasa meningkat. Maka laba yang dihasilkan secara otomatis juga meningkat. Pola investasi dalam ekonomi Islam melarang praktek penerapan bunga karena itu adalah praktek riba. Maka satu-satunya pilihan ketika laba bisnis itu meningkat. Laba ini akan diinvestasikan ke sektor riil. Akibatnya perdagangan barang dan jasa akan meningkat lagi.

Karena investasi baru tadi maka dampak lanjutannya lapangan kerja akan tumbuh dengan pesat. Akibatnya pendapatan juga akan meningkat. Ketika pendapatannya meningkat maka mereka juga punya pendapatan yang bisa disisihkan untuk investasi di dunia usaha. Sehingga seseorang akan mempekerjakan orang untuk menjalankan usahanya. Dengan demikian lapangan pekerjaan akan lebih meningkat lagi. Demikian seterusnya.

Ketika penerapan ekonomi Islam yang bertumpu pada investasi di sektor riil. Maka yang akan tumbuh adalah situasi ekonomi yang adil, makmur, dan sejahtera. Bahkan capaiannya individu perindividu

Tanpa adanya ekonomi finansial terbukti, kehidupan bermasyarakat dan kehidupan ekonomi justru menjadi makmur dan sejahtera. Sebagaimana firman Allah QS. Al Baqoroh 275.
Ekonomi yang bertumpu pada praktek riba diibaratkan, manusia yang kemasukan setan yang jalannya limbung ke sana ke mari.

Begitu juga ibarat ekonomi dalam sistem kapitalisme. Jika diterapkan riba maka ekonominya tidak tumbuh dengan tegak. Tetapi selalu mengalami krisis instabilitas dari waktu kewaktu. Sehingga anggapan bahwa hanya dengan kekuatan pasar finansial akan menggerakan ekonomi ternyata hanyalah ilusi.

Itulah rahasia Islam untuk menyelesaikan seluruh permasalahan. Sehingga sudah seharusnya ummat Islam memperjuangkannya dan membuang sistem kapitalisme yang cacat sejak lahir. Wallahu a’lam bhishshawab.[]

Comment