Anggota Komnas HAM RI periode 2012-2017, Natalius Pigai.[Nicholas/radarindonesianews.com] |
“Masyarakat suku asli yang ada di wilayah eksplorasi PTFI sudah menderita permanen, sudah akut,” Ujar Pigai yang merupakan putera asli Papua.
Sebelumnya, di sesi diskusi terbuka yang digelar oleh RKRI di bilangan Jalan Guntur 49 Setiabudi Jakarta, (Kamis/2), Natalis Pigai mensinyalir orang yang mampu membeli PTFI, itu hanya ada di dalam lingkaran Istana Presiden Amerika Serikat dan ada kemungkinan taipan yang memiliki saham besar.
“Di AS ada juga yang berniat membeli PTFI. Ini pertarungan di Istana Presiden AS maupun taipan Presiden yang menasehati dan mempengaruhi Presiden?,” Ujar Natalius.
Dalam situasi seperti ini, lanjut Pigai bila dicermati Jakarta sedang berbicara tentang kepentingannya, Gubernur Jakarta berbicara tentang kepentingannya, Pemerintah AS juga berbicara tentang kepentingannya pula.
kepentingan masyarakat lokal perlu diakomodir juga,” Ujar Pigai.
Seharusnya, lanjut Pigai, hal ini penting dibahas karena dalam Kontrak Karya maupun UPK tidak ada jaminan masyarakat itu bisa mendapat sesuatu. Oleh karena itu sangat tidak elok sekali jika pemimpin negeri itu berbicara mengenai bagaimana mengambil keuntungan dari PTFI, tapi tidak berbicara tentang rakyat Papua.
“Terutama yang alami penderitaan akut dan menderita di atas kekayaannya sendiri. Tolong jelaskan item-item yang secara gamblang kepentingan rakyat yang ada di wilayah itu apa. Jangan sampai aspek masyarakat itu tidak diperhatikan,” pungkas Pigai.[Nicholas]
Comment