Oleh: Puput Hariyani, S.Si, Pendidik Generasi
__________
RADARINDONESISNEWS.COM, JAKARTA– Seratus tahun berlalu semenjak keruntuhan Khilafah Ustmaniyah, kini kaum muslimin kehilangan sosok pemimpin yang selama ini menjadi pelindungnya. Sejak saat itu pula kondisi kaum muslimin sangat memprihatinkan. Terlihat jelas raut kepedihan dan kepiluan yang mereka rasakan.
Kaum muslimin berada dalam kemunduran yang luar biasa. Umat Islam dizalimi di mana-mana. Di India baru-baru ini kita menyaksikan puluhan umat Islam dibantai dan dibunuh karena agama mereka. Untuk yang ke sekian kalinya muslim India menjadi korban kekerasan etnic, mereka terguncang pasca tragedi penggusuran mematikan (Republika.co.id).
Muslim Uighur China dituduh sebagai radikal dan distampel teroris yang berakibat pada reeducation camp. Demikian pula yang terjadi di Suriah, ratusan ribu umat Islam dibunuh oleh penguasanya sendiri yang merupakan boneka AS.
Duka Palestina pun masih membara. Saudara muslim di Myanmar, Kashmir, Yaman, Rohingya dan belahan negeri-negeri muslim lainnya harus berjuang melawan kriminalisasi, penindasan, pengusiran, penjajahan dan ketidakadilan.
Bukan hanya untuk berjuang untuk keselamatan dirinya tetapi juga mempertahankan kesucian ajaran agamanya yang terus dimonsterisasi. Umat Islam banyak tinggal di negeri-negeri yang kaya tapi kekayaannya dirampok oleh para imperialis sehingga kemiskinan merajalela. Kekayaan dikuasai oleh koorporasi dan individu. Hingga detik ini berbagai pesoalan bangsa-bangsa juga tak kunjung berkesudahan. Inilah gambaran umat Islam hari ini.
Pada saat yang sama kaum muslimin di negeri yang lain terhalangi untuk memberikan pertolongan karena jeratan ide nasionalisme yang mematikan.
Padahal umat Islam sudah disebut oleh Allah SWT dalam surat Ali Imran ayat 110, bahwa kaum muslimin adalah umat yang satu dan terbaik.
Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman, namun kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik.
Namun kini predikat umat terbaik seakan sirna, kaum muslimin tak lagi menjadi pemimpin dunia.
Jika kita menelaah kembali, kondisi ini berpulang pada dua hal penting.
Pertama, karena kaum muslimin kehilangan pemimpin yang seharusnya menjadi pelindung (junnah) bagi mereka. Nabi Muhammad SAW bersabda, “Sesungguhnya al-Imam itu perisai, di mana (orang-orang) akan berperang di belakangnya (mendukung) dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaan) nya.” (HR. Al-Bukhari, Muslim, Ahmad, Abu Dawud, dll).
Kedua, sudahlah tidak ada pemimpin yang melindungi mereka ditambah pengabaian hukum-hukum Allah di tengah mereka. Ajaran Islam tidak lagi diterapkan, syariat Islam dicampakkan. Seharusnya hadirnya Islam menjadi kemuliaan dan menghadirkan rahmat bagi seluruh alam namun kenyataan hari ini justru berbalik karena ketidak-tundukkan terhadap agama Allah.
Allah SWT berfirman dalam surat Al A’raf 96, “Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan.”
Merujuk pada ayat ini maka jika kaum muslim beriman dan bertakwa pastilah Allah akan memberikan keberkahan di langit dan bumi.
Dari sini semakin jelas, bahwa kaum muslimin membutuhkan seorang pemimpin yang mengimplementasikan hukum Allah. Umat Islam membutuhkan pelindung berupa institusi politik Islam yang akan mengakhiri segala bentuk serangan yang dilancarkan oleh musuh-musuh Islam dari Barat dan dunia Internasional yang terus memburu dan mengeksploitasi melalui beragam cara dan lembaga yang menghantam tiada henti.
Kondisi kaum muslimin ini menyadarkan banyak pihak, memanggil kepedulian dan menggerakkan seluruh elemen masyarakat, baik dari para lawyers, praktisi hukum, akademisi hukum dan seluruh pihak yang bergelar hukum untuk memberikan pembelaan dan perlindungan terhadap kaum muslimin atas dorongan keimanan.
Mereka berkumpul dan menggelar acara ber-faedah, Internasional Muslim Lawyer Conference (IMLC) yang ditujukan untuk mencari solusi perlindungan hukum terhadap kaum muslim dan ajaran Islam dari potensi kriminalisasi dan perlindungan hukum terhadap kaum muslimin yang mengalami penjajahan dan pengusiran yang terjadi di beberapa negara, sebagaimana diungkap oleh Ketua LBH Pelita Umat Chandra Purna Irawan, S.H., M.H. saat opening speech melalui kanal YouTube Al Waqiah TV.
Penuh harap agenda-agenda seperti ini akan terus berkembang dan memberikan kontribusi nyata untuk memberikan solusi dunia. Disertai dukungan dan perjuangan seluruh kaum muslimin semoga apa yang selama ini dicita-citakan segera terwujud kembali yakni hadirnya Kepemimpinan Islam yang dirindukan. Wallahu’alam bi ash showab.[]
Comment