Muslim Arbi: The Economist dan World Bank Buka Mata Dunia

Berita509 Views
Muslim Arbi (kiri)/Foto/pribadi
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA – Sebenarnya apa yang ditulis oleh The Economist dan dilansir oleh CBCN Indonesia dan rilis yang dikeluarkan oleh World Bank (WB) tentang kondisi perekonomian dan pembangunan infrastruktur pemerintahan Jokowi-JK itu adalah Fakta dan bukan opini. Demikian dikatakan Muslim Arbi, Kordinator Gerakan Perubahan (Garpu), melalui sambungan whatsapp, Senin (28/1/2019) saat berada di Papua.
The Economist dan World Bank menurut Muslim telah membuka mata publik nasional maupun internasional soal kondisi perekonomian dan apa yang dilakukan oleh rezim ini selama hampir lima tahun usia kekuasaannya adalah benar.
Muslim menambahkan, apalagi yang ditulis oleh The Economist (25/1) itu setelah berkunjung sejumlah duta besar dari Uni Eropa ke kediaman Prabowo Subianto. Fakta dan kondisi perekonomian dan perpolitikan nasional mendorong mereka untuk lebih realistis. Sehingga kunjungan para Dubes itu bisa memberikan arah ke depan Indonesia setelah Pilpres 17 April mendatang.
“Situasi ekonomi dan politik nasional dirundung kondisi yang kurang menggairahkan. Karena satu hal bahawa petahana tidak mundur dari jabatannya sebagaimana amanat konstitusi. Sehingga situasi ekonomi dan politik ini dikondisikan seolah-olah normal. Padahal hampir semua pakar dan pengamat mengkritisi situasi yang ada,” ujar Muslim.
Kritikan pakar, pengamat dan aktivitas itu lanjutnya, juga ternyata di rasakan sama oleh media besar dunia dan lembaga keuangan internasional seperti disebutkan di atas.
Oleh karena itu, saat ini dan ke depan, bangsa ini sudah semestinya mengakhiri dan tidak memilih eorang pemimpin negara dan pemerintahan dengan cara uji coba seperti yang terjadi dari 2014 – 2019 ini. 
“Pilih nahkoda negeri secara tepat dan benar. Bukan nahkoda yang sibuk memoles dan membuat citra dirinya moncer padahal itu cuma lipstik belaka,” Tegas Muslim.
Kepada aparat pemerintahan baik di pusat maupun daerah, Muslim mengingatkan agar para pejabat baik eksekutif, yudikatif dan legislatif untuk tidak memanfaatkan kekuasaan dan kewenangan yang di miliki sebagai alat kontestasi pilpres ini. 
“Anda dicatat dan direkam oleh sejarah bangsa ini. Sebaiknya anda netral saja, sehingga jika terjadi peralihan dan perubahan kekuasaan, anda tidak blunder,” Ujar Muslim mengingatkan para pejabat.
Jadilah abdi bangsa dan negara dan jangan menjadi abdi penguasa. Terima kasih kepada The Economist dan World Bank, meski catatan anda berdua itu sudah di ujung usia rezim ini dan cukup objektif tapi itu sudsh dianggap lebih baik dari pada tidak sama sekali.
The Economist dalam tulisannya itu terlihat seperti masih berharap Joko Widodo manggung lagi walaupun fakta dukungan untuk pasangan Prabowo Subianto – Sandiaga Uno tak terelakkan lagi. 
“Sudah saatnya negeri ini dipimpin oleh bukan pemimpin boneka apalagi petugas partai.” Pungkasnya.[gf]

Comment