Musibah, Muhasabah Dan Berbenah

Opini728 Views

 

Oleh: Dina Dwi Nurcahyani, S.S, S.Pd*

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA — “Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan [tidak pula] pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab [Lauhul Mahfuzh] sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS. Al-Hadid: 22-23)

Allah telah menyatakan di dalam Al-Qur’an tentang hakikat musibah yang menimpa manusia. Tiada suatu bencana, musibah, ujian dan cobaan yang terjadi melainkan karena ketetapanNya. Baik-buruk, semua itu berasal dari Sang Kuasa. Ada hikmah dan pelajaran padanya.

Mudah bagi Allah menimpakan bencana atau musibah kepada siapapun diinginkanNya. Dalam bentuk apapun dan waktu kapan saja. Tiada seorang bisa menghindarinya. Meski kita menjauh, kita sembunyi, kita lari, bila sudah takdir, maka akan tetap menimpa kita.

Demikian pula, amat ringan bagiNya untuk mencabut dan menggantikan musibah itu dengan kebahagiaan dan sukacita. Tiada yang sulit bagi Allah memberikan perkara kesusahan dan kesenangan kepada hamba-hambaNya. Bila Dia berkehendak, semua bisa berubah dalam sekejapan mata.

Musibah yang teramat besar dan seolah tiada harapan di dalamnya, bisa dengan mudah Allah beri jalan keluar dari sana. Meski semua telah hancur berkeping-keping tiada tersisa, ternyata dengan gampang Allah bangun kembali, bahkan lebih baik dari sebelumnya. Di saat hamba begitu terhimpit kesulitan, dia tawakal dan sabar, lalu Allah bukakan dengan jalan yang tak diduga.

Setiap hamba yang beriman harusnya ridha terhadap takdir yang telah digariskan untuknya. Menerima segala sesuatunya dengan ikhlas dan lapang dada. Yakin bahwa Allah sajalah yang berhak dan bisa menentukan semua yang terjadi pada hamba.

Meski berbagai kesulitan datang silih berganti, janganlah resah, apalagi marah. Allah akan selalu menyediakan jalan yang mudah. Bila kesedihan merundung tiada henti, tak perlu merasa diri paling susah. Bila kehilangan membuat diri limbung, peganglah tali Allah kuat-kuat, jangan goyah. Mereka yang tetap bersabar dalam ketaatan, akan mendapat balasan yang indah.

Walau hidup terasa sangat sulit hingga diri merasa begitu lelah, janganlah menyerah. Bersabar dan tetaplah istiqomah. Allah pasti akan memberikan berkah melimpah. Cukuplah Allah yang menjadi sandaran dalam setiap kita menghadapi masalah. Hanya DIA lah tujuan kita melangkah. Semoga setiap lelah kita menjadi lillah.

Keyakinan kepadaNya akan memberikan kekuatan untuk tetap teguh dalam takwa. Berbagai kesulitan dan permasalahan adalah untuk menempa hamba. Sekaligus memberi peluang untuk meraih sebanyak mungkin pahala.

Bermuhasabah selalu dalam setiap masa. Merenungi segala apa yang diperbuatnya. Segera sadari kesalahan lalu bertobat dengan sempurna.

Semaksimal mungkin berupaya menjalankan apa yang diperintahkan dan meninggalkan semua yang dilarangNya.

Manusia memang tempat salah dan lupa. Sering pula diliputi amarah dan kecewa bila ada yang tak sesuai rencana. Tiada guna bila terus mencela takdirNya. Saling menyalahkan juga tak menyelesaikan masalah yang ada. Namun, membiarkan biang masalah juga bukanlah tindakan yang bijaksana. Justru, akan semakin mengundang bencana serupa.

Sangatlah mungkin segala kesulitan yang menimpa adalah karena kita alpa. Ada aturan yang dilanggar, sehingga permasalahan membelit begitu rupa. Sebuah sistem kehidupan yang salah hanya akan membawa pada kehidupan yang kacau balau tiada tara.

Penerapan aturan yang bertentangan dengan aturan sang Pencipta merupakan biang masalah dalam hidup manusia. Inilah persoalan mendasar dari segala persoalan yang muncul.

Bila terus-menerus dibiarkan, maka kerusakan akan semakin merajalela. Terlebih bila yang melakukan adalah mereka yang punya kuasa. Tentulah efeknya luar biasa. Karena di tangan penguasa-lah, tanggung jawab untuk mengatur urusan rakyat. Bila salah mengatur maka seluruh rakyat akan menderita.

Kebijakan dan aturan yang dibuat tanpa mengindahkan hakikat sebenarnya, maka akan jatuh pada tindakan zalim yang menyengsarakan manusia. Bukan hanya manusia yang sengsara, alam pun akan terkena dampaknya.

Lihatlah berbagai kerusakan alam yang terjadi akibat tangan-tangan jahil manusia durhaka. Mengeksploitasi dan terus mengeksploitasi alam tanpa bermaksud menjaga dan memelihara kelestariannya.

Bila kekuasaan digunakan hanya untuk mengeruk keuntungan materi, maka akan menghalalkan segala cara. Tidak ada prinsip halal-haram, hanya manfaat yang ada. Aturan agama hanya menjadi pajangan semata. Perintah Allah dianggap angin lalu belaka. Sehingga kerusakan moral pun merajalela tak terkira.

Padahal, aturanNya amatlah sempurna. Mencakup setiap aspek kehidupan manusia. Dari semenjak lahir hingga mati, dari perkara pribadi sampai urusan publik, dari masalah keluarga, pendidikan, ekonomi hingga masalah pemerintahan, semua ada aturannya. Dan itu sudah ditunjukkan dalam Al-Qur’an dan melalui sunnah RasulNya.

Tiadalah kerusakan diperlihatkan, supaya Allah menampakkan pada seluruh manusia sebagai akibat dari perbuatan. Agar manusia bisa memikirkan segalanya supaya tak bertindak sembarangan.

Segala tindakan mesti ada konsekuensi yang dirasakan. Tidak ada satu perkataan pun yang terlewat dari pertanggungjawaban. Setiap diri akan kembali padaNya di hari penghisaban.

Jadikanlah setiap saat sebagai momen untuk bertobat dan berhijrah. Segeralah berbenah. Tinggalkan semua aturan yang salah. Jadikanlah musibah sebagai saat yang tepat untuk benar-benar berubah.

Bukan hanya perubahan temporer, melainkan perubahan yang hakiki menurut panduan syariah. Perubahan sistemik dan kaffah. Bukan perubahan yang asal-asalan hingga semakin salah kaprah. Wallahu a’lam bish-shawab[]

*Penulis adalah Ibu Rumah Tangga, Anggota Komunitas Muslimah Malang Menulis

____

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat menyampaikan opini dan pendapat yang dituangkan dalam bentuk tulisan.

Setiap Opini yang ditulis oleh penulis menjadi tanggung jawab penulis dan Radar Indonesia News terbebas dari segala macam bentuk tuntutan.

Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan dalam opini ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawab terhadap tulisan opini tersebut.

Sebagai upaya menegakkan independensi dan Kode Etik Jurnalistik (KEJ), Redaksi Radar Indonesia News akan menayangkan hak jawab tersebut secara berimbang.

Comment