Oleh: Sumiati, Member Akademi Menulis Kreatif dan Pendidik Generasi
__________
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA — Di Dalam Al-Quran, Allah Swt. berfirman:
إِنَّ ٱلدِّينَ عِندَ ٱللَّهِ ٱلْإِسْلَٰمُ ۗ وَمَا ٱخْتَلَفَ ٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْكِتَٰبَ إِلَّا مِنۢ بَعْدِ مَا جَآءَهُمُ ٱلْعِلْمُ بَغْيًۢا بَيْنَهُمْ ۗ وَمَن يَكْفُرْ بِـَٔايَٰتِ ٱللَّهِ فَإِنَّ ٱللَّهَ سَرِيعُ ٱلْحِسَابِ ﴿١٩﴾
“Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.” (Q.S.3:19).
Dikutip DetikNews.com, sejumlah warga di Kabupaten Langkat, Sumatera Utara (Sumut), dikabarkan keluar dari agama Islam (murtad). Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumut mengungkap ada faktor eksternal dan internal yang diduga menyebabkan mereka memilih keluar.
Miris, itulah ungkapan pertama saat mendengar kabar demikian. Telah nyata, dalam Al-Qur’an surah Ali-imran ayat 19 bahwa agama yang diridai Allah hanyalah Islam.
Hal ini menunjukkan bahwa, tiket masuk surga hanyalah Islam. Namun, fakta di lapangan, betapa banyak umat Islam yang tak paham tentang hal ini. Bahkan tidak tahu, jika surga hanya diperuntukkan bagi umat Islam saja. Fakta di masyarakat, masih banyak yang menganggap bahwa semua agama adalah sama hingga dengan mudah mereka gonta-ganti agama tanpa merasa bersalah.
Terlebih dari itu, umat Islam cenderung enggan mempelajari agamanya sendiri. Hal ini merupakan keberhasilan kuffar menjauhkan Islam dari pemeluknya dengan beragam propaganda. Agama dianggap penghalang untuk mencapai sebuah keberhasilan. Hingga para lelaki dijauhkan dari agama, khawatir di perusahaan tempat ia bekerja tak bisa meminjam uang yang mengandung riba. Para wanita tak kalah enggan mengkaji Islam, karena khawatir jika sudah mengaji harus menutup aurat sempurna, sementara di tempat ia bekerja melarang wanita berjilbab.
Akhirnya umat Islam rela mengamalkan ajaran di luar Islam dengan gaya hidup sekuler (memisahkan agama dari kehidupan). Agama hanya diamalkan di masjid atau tempat ibadah. Dalam kehidupan sehari-hari, mereka mengamalkan paham sekuler.
Hal ini, otomatis membuat akidah umat dangkal. Mereka dengan begitu mudah dinikahi oleh nonmuslim, tanpa ada khawatir di dalamnya ada dosa besar. Mereka memiliki prinsip yang penting suka sama suka dan bertoleransi dengan pasangan perihal ibadah.
Kemudian, begitu masifnya propaganda asing yang menjauhkan umat Islam dari agamanya. Hal ini pun merambah masyarakat kalangan bawah, yang kekurangan dari sisi ekonomi. Hanya diiming-imingi dengan sejumlah materi, dengan mudahnya mereka memilih agama lain selain Islam. Masyarakat bawah tertipu dengan bahasa dan sikap lembut, seolah memihak rakyat kecil dan lemah, hingga masyarakat rela dipimpin oleh mereka. Padahal sejatinya tak ada makan siang gratis. Di balik kelembutan tersebut ada niat buruk di hatinya.
Bagaimana Islam melindungi akidah umat?
Islam datang sejatinya untuk menyelamatkan umat dari kekafiran. Saat kenabian telah jauh jaraknya dengan umat, maka agama tauhid pun semakin ambyar. Hingga, kaum Quraisy menyembah Allah Swt. mengunakan perantara Lata, Uzza dan Manat.
Rasulullah saw. datang membawa risalah untuk menyelamatkan manusia dari kemusyrikan. Hingga saat itu, agama kembali menjadi pedoman, yakni Islam yang dibawa Rasulullah saw. Namun, perjalanan dakwah Rasulullah saw. yang sudah menyebar ke pelosok dunia, berangsur berkurang, sejalan dengan dakwah kaum kufar yang makin gencar.
Demi menjaga aqidah umat, Rasulullah saw telah menegaskan melalui perundangan negara. Urusan kebutuhan umat seperti kesehatan, pendidikan, ekonomi, dipenuhi oleh negara dari Baitul Mal, yang pada akhirnya tak ada kesempatan untuk musuh-musuh Islam merongrong dengan berbagai imbalan. Hingga seluruh kebutuhan umat terjamin.
Bahkan, negara sangat memperhatikan akidah umat, dengan terus memberikan pemahaman, bahwa di dalam hati mereka penuh dengan kedengkian, sebagaimana firman Allah Swt.:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تَتَّخِذُوا۟ بِطَانَةً مِّن دُونِكُمْ لَا يَأْلُونَكُمْ خَبَالًا وَدُّوا۟ مَا عَنِتُّمْ قَدْ بَدَتِ ٱلْبَغْضَآءُ مِنْ أَفْوَٰهِهِمْ وَمَا تُخْفِى صُدُورُهُمْ أَكْبَرُ ۚ قَدْ بَيَّنَّا لَكُمُ ٱلْءَايَٰتِ ۖ إِن كُن تَعْقِلُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang, di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya.” (Q.S.3:118).
Demikian jelas firman Allah Swt. di atas. Saatnya umat Islam kembali melanjutkan kehidupan Islam secar Islam kafah. Wallahu a’lam bishshawab.[]
Comment