RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA – Negeri ini dan negara-negar a di dunia kini mengalami persoalan yang sama. Pandemi corona membuat hampir seluruh dunia menjadi karut-marut. Makhluk kecil tersebut telah menunjukkan aksinya.
Sudah banyak umat manusia yang terjangkit akan makhluk ini. Anehnya, di tengah pandemi ini, pemerintah justru tetap melangsungkan pembangunan ibu Kota Negara (IKN) baru di Kalimantan Timur.
Sungguh ironis memang, rakyat kemudian kembali menjadi korban akibat skala prioritas belum tampak secara nyata.
Sebagaimana yang telah disampaikan ketua DPP PKS Aboe Bakar Al Habsy, menganggap aneh rencana pemerintah membuka rekening khusus untuk menampung donasi dari pelaku usaha guna membantu penanganan wabah virus corona.
Ketua Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) itu menilai pemerintah bekerja seperti lembaga sosial atau non-goverment organization (NGO) yang membuka donasi dari masyarkat. Padahal, selama ini pemerintah atas nama negara sudah memungut cukai dan pajak dari masyarakat. Beliau juga menilai keanehan lain adalah pemerintah yang masih ngotot untuk memindahkan ibu kota negara dari DKI Jakarta ke Kalimantan Timur.
Anggota Komisi III DPR itu menuturkan bahwa hal ini tentu membuat spekulasi buruk bagi rakyat, seolah pemindahan ibu kota dianggap lebih penting dari keselamatan warga.
Ia menambahkan seharusnya penanganan Covid-19 menjadi prioritas utama dibandingkan program lain, termasuk rencana pindah ibu kota.
Atas dasar itu, Aboe pun menyarankan rencana pembukaan rekening donasi dibatalkan. Karena negara masih memiliki APBN yang bisa dialokasikan untuk penanganan wabah covid-19 tersebut. (gelora.co., 28/04/2020)
Ironis memang melihat kondisi negeri ini. Pemerintah tidak proporsional dalam hal penanganan kasus pandemi corona ini. Belum lagi kebijakan yang dikeluarkan justru tidak sinkron atau membela kepentingan rakyat yang notabene menjadi tanggung jawabnya. Semua itu disebabkan mengakarnya kapitalis dengan bumbui sekularisme. Materi menjadi pertimbangan utama ketimbang nyawa rakyatnya.
Tolong menolong yang justru terus digembar-gemborkan oleh pemerintah untuk menangani pandemi ini. Jika kita pikirkan bahwa pemerintah mempunyai dana untuk membangun ibu kota negara yang baru, namun dalam hal penyediaan alat-alat pengaman untuk para media saja mengandalkan sumbangan alias infak dari rakyatnya sendiri. Sungguh, ini sebuah kelalaian.
Berbeda jauh ketika Islam secara tepat dalam sendi-sendi kehidupan manusia. Sistemnya diterapkan secara menyeluruh dan sempurna.
Pemimpin dalam islam adalah orang yang benar-benar telah dipercaya oleh rakyatnya serta mempunyai keahlian dan kapasitas negarawan.
Jabatan dalam islam merupakan amanah yang harus dilaksanakan dengan baik. Tak lupa, keimanan menjadi pondasi dasar untuk mengambil kebijakan atau mencari jawaban atas segala persoalan hidup manusia. Melakukan segenap daya upaya untuk meriayah orang-orang yang ia pimpin.
Sebagaimana yang pernah tercatat kegemilangan dan kejayaan dahulu saat Islam diterapkan dalam kehidupan manusia.
Islam dengan keberhadilan model khilafah menjadi institusi yang mampu menghadirkan sosok pemimpin yang bertanggung jawab penuh terhadap rakyatnya tanpa tebang pilih. Baik sedang dilanda sebuah musibah ataupun tidak. Karena pemimpin yang terbentuk akan menjunjung tinggi keimanan dan ketaqwaan sebagai bekal ia memimpin. Aqidah Islam menjadi sandaran dan tempat bertanya ketika permasalahan muncul.
Skala prioritas tentunya dijalankan dalam sistem ini, apalagi jika hal tersebut menyangkut hajat hidup orang banyak.
Ketika ada wabah pandemi sekarang ini maka negara dalam hal ini pemerintah harus bersikap cepat, tepat, tanggap, dan serius. Tentunya sembari terus meningkatkan keimanan rakyatnya bahwa ini adalah qodho Allah Swt.
Namun ada beberapa hal yang memang bisa dioptimalkan bukan malah memberikan tanggung jawab tersebut kepada rakyat untuk mengumpulkan dana secara gotong royongg. Hal ini sangat tidak masuk akal dan tidak proporsional.
Dalam sistem ekonomi Islam, negara mempunyai otoritas terhadap berbagai sumber kekayaan alam untuk mengurus dan membagikan kepada rakyatnya.
Negara menerapkan ketetapan Allah Swt. bahwa kekayaan alam yang ada milik umat dan berkewajiban untuk mengelola serta manfaat akan dikembalikan kepada rakyat.
Dari sanalah negara akhirnya mampu memberikan pelayanan terbaik kepada rakyat. Bahkan mampu menyelesaikan persoalan seperti sekarang ini. Negara mampu memasok berbagai kebutuhan yang diperlukan baik bagi para medis ataupun rakyat.
Seperti pada masa kejayaan Islam bahwa kesehatan menjadi suatu kebutuhan pokok rakyat yang wajib dipenuhi. Sehingga gratis menjadi sebuah fakta riil, jikalau membayar maka dengan merogoh kocek sedikit.
Pada era Harun al rasyid, rumah sakit yang ada begitu megah dengan fasilitas yang begitu luar biasa. Segala fasilitas dipenuhi oleh negara, termasuk para dokter ahli.
Pasien diberikan pelayanan maksimal sampai ia sembuh. Ketika ia telah sembuh maka diberikan sangu agar ia mampu memenuhi kebutuhan keluarganya. Uang tersebut sebagai ganti selama ia sakit.
Islam merupakan sebuah sistem yang mampu menyelesaikan berbagai persoalan hidup manusia dan nyawa rakyat menjadi hal utama yang diperhatikan.
Tentunya seluruh kaum muslim harus berjuang agar sistem tersebut segera hadir di tengah-tengah kita. Wallahu a’lam.[]
*Pemerhati anak, remaja dan keluarha
Comment