Pengurus MUI Pusat, Anton Tabah Digdoyo. (ist) |
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA – Pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, Anton Tabah Digdoyo, mengimbau semua pihak agar jangan spekulatif dalam menyikapi kasus bom tiga Gereja di Surabaya pada hari Minggu (13/5) sekitar pukul 07.30 WIB.
“Kami sangat sedih dan mengutuk keras kasus pemboman tersebut. Tetapi belum diketahui bagaimana persisnya, apalagi motifnya, karena pelaku dan jenis bomnya belum diketahui. Karena itu jangan spekulatif menyatakan kasus seperti ini, apalagi langsung bilang teroris yang melakukan bom bunuh diri,” ungkap Mantan Jenderal Polri yang juga penulis Buku Best Seller berjudul Menangani Kasus-kasus Bom di Indonesia dengan Scientific Crime Investigations tersebut.
Sebagai mantan Polisi, Anton sangat menyayangkan spekulasi-spekulasi seperti itu. Menurutnya, belum tentu itu pelakunya adalah teroris dan bom bunuh diri.
Berbagai kemungkinan kata dia bisa saja terjadi. Misalnya korban yang disuruh membawa sesuatu yang tidak tahu apa yang dibawa menuju sasaran tertentu dengan upah menggiurkan, dan orang yang tidak tahu apa-apa tadi ternyata bawa bom lalu diledakkan dari jauh dengan remot.
“Hal itu bisa saja terjadi. Karenanya jangan spekulatif, biar penyidik bekerja dengan jujur dan profesional, gunakan scientific crime investigations, sehingga ditemukan kebenaran materiil maupun formil dalam kasus tersebut. Spekulatif hanya akan memperkeruh sikon (situasi dan kondisi) yang mulai kurang kondusif,” paparnya.
Selain itu, ia juga mengimbau kepada semua pihak agar jangan terprovokasi, tetap jaga persatuan dan kesatuan. “Stop pembentukan opini yang selalu dikaitkan dengan Islam, karena Islam tak mentolerir teror dan aksi-aksi kekerasan diluar perang, apalagi aksi bunuh diri dengan cara apapun,” tandasnya. (red)
Comment