RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA — Ulama adalah seumpama lampu yang terang menerangi jalan yang gelap gulita, membimbing dan menunjukkan jalan yang benar, menjadi wakil Allah di atas bumi ini. Dia adalah pewaris Nabi, yang menjadi harapan umat untuk memberikan petunjuk kepada manusia dari segala persoalan hidup.
Saat ulama kita dihina bahkan dianiaya atau ada ancaman fisik bahkan teror dalam berdakwah, maka sudah sepantasnya negara melindungi dan menjaga keamanaan ulama. Karena ulama adalah pewaris Nabi yang benar-benar harus dijaga dan dilindungi.
“Seumpama ulama di bumi adalah seperti bintang-bintang di langit yang memberi petunjuk di dalam kegelapan bumi dan laut. Apabila dia terbenam maka jalan akan kabur”. (HR Imam Ahmad)
“Seluruh makhluk yang ada di langit dan di bumi, bahkan ikan-ikan di dalam air semuanya beristighfar untuk para ulama. Sesungguhnya kedudukan seorang alim sama mulianya dengan bulan di tengah-tengah bintang. Sesungguhnya ulama itu adalah pewaris para nabi”. (HR Abu Daud dan Tirmidzi).
Semua keutamaan di atas tentu diperuntukkan bagi ulama yang mengamalkan ilmunya, senantiasa menegakkan kebenaran, selalu mencintai kebaikan, gemar melakukan amar makruf nahi mungkar, biasa melakukan koreksi/kritik dan nasihat kepada para penguasa, yang senantiasa memperhatikan kepentingan dan kemaslahatan umat, serta selalu sabar dalam menanggung berbagai cobaan dan siksaan di jalan dakwah.
Semua keutamaan tersebut diperuntukkan bagi para ulama yang senantiasa menjaga kemuliaan Islam dan umatnya sekaligus terbiasa menyeru para penguasa untuk menerapkan syariat Islam dalam kehidupan.
Dengan lisan yang lurus dan hati yang mantap, tanpa ada rasa takut sedikitpun terhadap siapa pun. Karena sikap mereka yang seperti itulah sesungguhnya mereka menyandang predikat sebagai pewaris para nabi.
Sebab, tugas dan amal mereka adalah sebagaimana tugas dan amal para nabi, yaitu menyampaikan risalah Islam apa adanya kepada umat manusia sekaligus menyeru mereka agar menerapkan risalah itu dalam kehidupan mereka.
Namun yang sangat menyedihkan, ketika ulama dianiaya bahkan dapat ancaman fisik. Padahal sejatinya ulama adalah pengayom umat.
Ketika Islam dijauhkan dari kaum muslimin, ketika syariah Islam ditelantarkan oleh para penguasa muslim di seluruh dunia, ketika sekularisme dan berbagai paham asing justru mendominasi umat Islam, ketika umat mengalami berbagai kerusakan pemikiran, perasaan, dan kepribadian, maka ulama yang berjuang melakukan perbaikan bahkan perubahan.
Ulama wajib tampil menjelaskan kembali bagaimana Islam memberi solusi terhadap berbagai aspek kehidupan, ibadah, akhlak, ekonomi, pendidikan, pergaulan, politik dalam negeri, keamananan, keuangan, juga politik luar negeri, pengaturan militer dan jihad fi sabilillah.
Karena itu, sudah seharusnya melindungi ulama pewaris Nabi dari berbagai ancaman. Umat saat ini sesungguhnya mendambakan para ulama yang berani menasihati dan mengkritik para penguasa yang mengkhianati umat dan menghambakan diri kepada orang-orang Barat kafir.
Umat saat ini sesungguhnya mengharapkan para ulama yang lantang menyuarakan penerapan syariat Islam dalam seluruh aspek kehidupan sekaligus menentang segala bentuk kemungkaran yang saat ini diakibatkan oleh diterapkannya ideologi kapitalisme-sekular yang kufur di tengah-tengah masyarakat.
Ulama tidak boleh diam, tapi wajib menyampaikan kebenaran Islam. Rasulullah bersabda: “Orang yang diam tidak menyatakan yang benar, dia adalah setan yang bisu”.
Oleh karena itu, umat saat ini sangat merindukan ulama pewaris Nabi. Ulama yang mengerti kedudukannya sebagai pemimpin umat yang berjuang di jalan Allah, berani menyatakan yang hak itu hak, dan yang batil itu batil, serta senantiasa memberikan nasehat kepada para penguasa.
Mereka selalu tabah dan sabar menghadapi segala macam tantangan dan halangan, demi memperjuangkan kepentingan umat dan tegaknya syariah Islam di muka bumi. Karena itu, sudah seharusnya ulama kita dilindungi.
Wallahua’lam.[]
*Lingkar Studi Perempuan dan Peradaban
Comment