RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA — Pihak berwenang Bangladesh mulai memindahkan ribuan pengungsi Rohingya ke pulau terpencil meskipun ada kekhawatiran tentang keamanan mereka. Sekitar 1.600 pengungsi dipindahkan ke Pulau Bhasan Char, sebuah pulau yang rentan diterjang banjir di Teluk Bengal, pada Jumat (04/12).
Menurut laporan kantor berita Reuters. Bangladesh mengatakan semua pengungsi yang dipindahkan telah memberikan persetujuan. (https://www.viva.co.id/berita/dunia/1329043-bangladesh-pindahkan-ribuan-pengungsi-rohingya-ke-pulau-terpencil)
Para pengungsi rohingya hidup terlantar dan memprihatinkan. Bagaimana tidak, hampir seluruh negara diberbagai belahan dunia menolak untuk menerima mereka. Ini jelas menjadi permasalahan yang tidak bisa dibiarkan begitu saja. Pemimpin dunia acapkali abai terhadap para pengungsi rohingya, seolah tidak peduli dengan keadaan mereka.
Mestinya harus ada pemimpin yang benar-benar mampu menyatukan seluruh ummat manusia khususnya ummat muslim Rohingya yang terzalimi dan memberikan penghidupan yang layak. Saat ini mereka tidak memiliki tempat layak huni, bahkan mengancam kelangsungan hidup mereka.
Tidak hanya itu kebutuham pokok sehari-hari seperti air bersih, makanan, pakaian, dan keperluan lainnya sulit didapatkan dengan mudah. Ditambah lagi dengan berbagai gangguan-gangguan dari para oknum yang tidak berprikemanusiaan bahkan berbagai penyakit pun dialami oleh para pengungsi rohingya akibat sulitnya penghidupan bagi mereka.
Di mana hak asasi manusia (HAM) yang diagung-agungkan? Di saat banyaknya tindak kriminal seperti yang dialami Rohingya, semua pegiat HAM justru menjadi penonton. Mengapa undang-undang tentang hak asasi manusia (HAM) justru tidak digunakan dalam keadaan ini. Mungkinkah (HAM) hanya sebagai nama saja sebagai pencitraan semata.
Bukankah pemeluk Islam di dunia sangat banyak? Mengapa tidak ada satupun yang lantang dalam menyuarakan ketidakadilan dan berani bertindak tegas atas kezaliman yang dialami saudara sesama muslim lainnya dalam hal ini muslim rohingya?
Tampaknya nasionalisme menjadi penghalang atas ketidakadilan yang dialami Rohingya. Para pemimpin negara-negara dunia saat ini khususnya negara dengan penduduk mayoritas muslim sekalipun tidak berani melakukan tindakan tegas.
Dalam kapitalisme tak mengherankan jika hal ini terjadi, sebab dengan sistem ini membuka lebar-lebar pintu kemungkaran, kriminalitas, ketidakadilan, kesengsaraan, maupun kejahatan-kejahatan lainnya yang mana para pemimpin muslim hanya mampu bersuara tanpa adanya bukti nyata dalam membela kaum muslim yang tertindas.
Padahal ummat begitu tinggi berharap kepada seluruh pemimpin Islam di dunia. Pengharapan yang hanya sebatas mimpi tidak akan pernah mampu menyelamatkan muslim Rohingya. Selama sistem kapitalis yang dibungkus demokrasi semu tetap berkiprah di dunia internasional maka tidak akan mampu menghapuskan permasalahan serupa.
Sebab dalam sistem kapitalisme segala tindakan para pemimpin dan standar kebijakan hanya mengikuti hawa nafsu. Maka dengan begitu, ummat akan terus mengalami penganiayaan.
Sebagian muslim yang melihat saudara seiman mengalami hal seperti itu, pasti tidak akan tega melihat mereka terzalimi karena mereka tahu betul bagaimana kewajiban melindungi ummat yang mengalami kezaliman. Tetapi lagi-lagi yang harus bertindak adalah negara itu sendiri.
Sebagai muslim hanya mampu mendoakan mereka dari ketidak-adilan yang mereka dapatkan oleh para pembenci Islam.
Sebagaimana firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُونُوا۟ قَوَّٰمِينَ لِلَّهِ شُهَدَآءَ بِٱلْقِسْطِ ۖ وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَـَٔانُ قَوْمٍ عَلَىٰٓ أَلَّا تَعْدِلُوا۟ ۚ ٱعْدِلُوا۟ هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَىٰ ۖ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرٌۢ بِمَا تَعْمَلُونَ
Artinya :
“Wahai orang-orang yang beriman. Jadilah kamu sebagai penegak keadilan karena Allah, (ketika) menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah. Karena (adil) itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.” Qs Al-Maidah : 8.
Dengan dalil di atas mestinya, sebagai manusia harus mampu berlaku adil. Termaksud adil dalam memberikan penghidupan dan tempat tinggal yang layak.
Dan satu-satunya sistem yang dapat mewujudkan ukhuwah sejati dan bertindak nyata dalam memberikan solusi pada Rohingya adalah dengan menerapkan hukum Islam, sebuah aturan yang murni dari Sang Khalik – tidak akan pernah membuat ummat mengalami kezaliman.
Terbukti pada zaman kenabian hingga sahabat-sahabat nabi telah tercatat dalam sejarah bahwa hanya dengan sistem Islam yang diemban oleh negara yang mampu menyatukan seluruh ummat. Mampu memberikan keadilan yang membuat ummat terhindar dari segala bentuk kezaliman, termasuk tempat tinggal yang layak.
Pemerintahan dalam Islam sangat berbeda dengan sistem kapitalis dan demokrasi semua itu telah gagal total mewujudkan nilai nilai kemanusiaan yang hakiki. Sitem yang benar-benar mampu dan sempurna tanpa adanya campur tangan manusia, ialah sistem pemerintahan Islam akan mewujudkan ukhuwah tanpa janji-janji melainkan telah terbukti.
Islam mewajibkan ummatnya untuk mengaktualisasikan nilai nilai persaudaraan baik antar umat muslim maupun nonmuslim. Wallahu Alam Bishowab.[]
*Aktivis Muslimah
Comment