RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA – Indonesia adalah negeri dengan beragam suku dan budaya yang sangat dijaga dan ingin dilestarikan.
Untuk itulah beberapa kali Indonesia menggelar event-event bertajuk kebudayaan untuk fokus pada perkembangan pariwisata daerahnya.
Salahnya kebudayaan ini sering kali tidak bisa diajak kompromi dengan akidah Islam. Sehingga muncul pro kontra terhadap hal ini seperti yang terjadi di Talisayan baru-baru ini.
Tradisi adat Buang Nahas di Kampung Talisayan, Kecamatan Talisayan, kembali digelar masyarakat, di kawasan Pantai Talisay, tradisi adat yang selalu digelar di akhir bulan Safar tahun hijriah tersebut, bertujuan untuk membuang segala keburukan dan berdoa bersama untuk mendapat keselamatan, kemakmuran, dan dijauhkan dari segala bencana. (Prokal.co, 23/10/19)
Namun, masyarakat dan panitia pelaksana Buang Nahas tahun ini, sangat kecewa. Kecewa kepada Camat Talisayan Mansyur yang disebut tidak merestui tradisi adat mereka.
Dikatakan Ketua Panitia Buang Nahas, Karibal Jamrah, Camat Talisayan memang menyampaikan kepada pihaknya bahwa Tradisi Buang Nahas dianggap tak sesuai dengan akidah dalam Islam. Makanya camat tidak memberikan restu, dan tidak bersedia menghadiri acara adat masyarakat pesisir Berau tersebut.
Meski kecewa dengan keputusan camat, namun acara tetap saja digelar karna mendapat dukungan dari beberapa pihak yang menyakini bahwa acara ini tidak mengandung unsur syirik, padahal ini adalah bentuk dari melemahnya akidah umat Islam.
Aqidah Islam adalah sumber kekuatan kaum muslimin di mana dengan akidah yang kuat, umat Islam tidak akan tergelincir dalam kesyirikan yang sudah seperti mewabah di setiap wilayah.
Ritual-demi ritual dilakukan membuat umat semakin jauh dari Islam, meski diawali dengan membaca al-qur’an dan ditutupi dengan ceramah. Tetap saja unsur syirik tidak bisa dilepaskan dari sana, sesuatu yang tidak diajari dalam Islam.
Maka perlu diapresiasi sikap pemimpin seperti ini, karena beliau sangat menyadari bahwa pariwisata semacam ini hanya akan mengundang murka dari Allah karna mengandung unsur syirik meski dibalut dengan Islam. Wallahu A’lam.[]
Comment