Furqon Bunyamin Husein bersama Jasmine Yang, HWPL Korsel |
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA – Sebuah perusahaan berikut langkah usahanya hanya menjadi sepenggal perjalanan sang manager yang kemudian menjadi pengalaman pahit bagi bisnis yang digelutinya. Kompetitor begitu kuat yang tidak disadari sebagai lawan menjadi pemangsa yang dalam sekejap menelan nasib sang manager dengan seribu khayalnya menjadi pengusaha handal dan sukses.
Perlu awarenes, sebuah kesadaran yang signfikan dan proporsional. Sadar yang mampu membangun manajemen handal terkait strategi pemasaran dengan ragam variasinya, positioning yang mampu menanamkan sebuah merk usaha hingga menganalisa langkah SWOT, Strength, Weakness, Oppotunity dan Treatment dalam usaha yang digelutinya.
Tak cukup sampai di situ, membangun kekuatan bisnis yang mampu berkompetisi juga harus memiliki keberanian untuk melangkah dengan tahapan dan perencanaan yang matang dengan POAC, Planning, Organizing, Actuating dan Controlling.
Bisnis hanya akan menjadi sebuah upaya dan langkah mubazir alias buang – buang tenaga dan duit bila sang pengusaha, entah manager dan direktur tidak memiliki dua kaidah tersebut di atas, SWOT dan POAC.
Bila dua kaidah tersebut kemudian dikawinkan atau dintegrasikan dengan visi bisnis sang manager maka akan menjadi sebuah modal kekuatan tak tertandingi dalam berkompetisi. Sebanyak apapun modal dan SDM kita miliki hanya menjadi beban dalam penempatan dan pengoperasian langkah bisnis kita melawan kompetitor. Kompetitor besar hanya kalah dengan keberanian manager menata dua kaidah kekuatan tersebut.
Setelah mengintegrasikan dua kaidah di atas, produk usaha harus diperkenalkan dan ini membutuhkan langkah strategis marketer yang telah dipersenjatai dengan kemahirannya berpromosi di depan konsumen.
Awareness sebagai dasar mengembangkan intuisi bisnis berikut POAC dan SWOT yang terintegrasi menjadi prasyarat mutlak melawan kompetitor.
Kompetitor sudah ada di depan mata. Saatnya sebuah usaha memiliki manager handal dengan keberanian dan kecakapan yang memadai untuk menempatkan SDM secara proporsional sehingga mampu mematahkan kekuatan lawan sebagai kompetitor. Menyusun kekuatan, strategi dan pemasaran selayaknya sebuah rumah dengan fondasi yang kuat beserta bagian-bagian rumah yang tertata apik.
Deskripsi usaha tersebut di atas juga berlaku dalam percaturan politik negeri ini. Kompetitor dengan segala merk dagang dan benderanya sudah jelas tinggal bagaimana kita membangun awareness menjadi sebuah kekuatan ril yang mampu bukan saja bertahan tetapi melawan dan menang. Sudahkah kita mempersiapkan semua langkah di atas? []
Comment