Mental Generasi Rapuh, Butuh Solusi Ampuh

Opini553 Views

 

Penulis: Nikmatul Choeriyah  | Pegiat Literasi

 

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA – Kesehatan mental generasi muda saat ini sedang tidak baik- baik saja. Berbagai tekanan yang dihadapkan pada generasi muda saat ini, semakin melemahkan mental mereka. Jika kondisi ini terus dibiarkan maka Indonesia Emas 2045 akan mustahil terwujud.

Jelas kesehatan mental pada generasi muda kini sedang dalam masalah. Seperti dikutip dari Tempo.co : Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga / Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyebut remaja yang menderita kesehatan mental sangat tinggi, yaitu mencapai 15,5 juta orang atau setara 34,9 persen dari total remaja Indonesia.

Wakil Menteri Kementerian Kependudukan Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka mengatakan generasi muda saat ini memang menghadapi tantangan yang semakin kompleks, salah satunya adalah isu kesehatan mental di kalangan remaja. (Rabu, 25 Januari 2025).

“Hal ini tentu saja menjadi keprihatinan kita bersama, mengingat Indonesia adalah negara yang besar dan penduduk merupakan modal dasar dari pembangunan itu sendiri,” kata Isyana dalam acara Konsolidasi Nasional Pemimpin Muda Hindu di Pusat Pendidikan dan Latihan Kementerian Agama, kawasan Ciputat, Kota Tangerang Selatan, Banten seperti dikutip dari pernyataan resmi kementerian, Jumat, 14 Februari 2025.

Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka juga menyoroti turunnya angka pernikahan karena banyak kalangan muda yang takut menikah. Di samping itu, tren memilih untuk tidak memiliki anak juga semakin bertambah. Berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional 2022 yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS), sekitar 8,2 persen atau 72.000 perempuan memutuskan untuk menjalani hidup tanpa anak.

Untuk merespons hal tersebut, Isyana mengatakan lembaganya perlu melakukan langkah- langkah krusial, di antaranya dengan menguatkan karakter generasi muda. Ini sekaligus sebagai persiapan menuju agenda bonus demografi dan Indonesia emas 2045.

Dimana Peran Negara?

Maraknya kasus kesehatan mental yang menimpa generasi saat ini adalah salah satu bukti gagalnya negara sebagai pendukung bagi terwujudnya generasi yang sehat secara mental. Justru akan melahirkan generasi cemas apa bila kondisi seperti ini terus di biarkan. Indonesia emas akan sulit terwujud.

Kerusakan ini bukan semata mata hanya karena mental individu yang lemah, namun banyak faktor yang mempengaruhinya. Menurut WHO (World Health Organization), selain faktor genetika (keturunan), gangguan kesehatan mental dan kejiwaan disebabkan oleh faktor ekonomi (masalah ekonomi), faktor fisik (trauma karena pernah mengalami kekerasan fisik dan seksual), dan faktor sosial (lingkungan sosial yang buruk, termasuk di dalamnya media sosial).

Demikian banyak faktor yang menunjukan bahwa gangguan atau masalah pada mental tidak hanya di sebabkan oleh individu semata, namun juga dampak dari sebuah penerapan sistem.

Saat ini, negara menerapkan sistem sekuler kapitalisme. Dimana sistem ekonomi yang dipakai sistem ekonomi kapitalisme, kekayaan alam dikuasai oleh segelintir orang untuk kepentingan individu atau kelompok saja.

Belum lagi, negara saat ini tidak menyediakan lapangan pekerjaan bagi rakyatnya, sehingga rakyat semakin sulit untuk memenuhi kebutuhan pokok yakni sandang, pangan, dan papan, serta kesehatan, pendidikan dan keamanan.

Di sisi lain, negara juga membiarkan media baik media sosial ataupun media massa untuk gencar mempromosikan gaya hidup yang hedonistik, sehingga generasi muda sangat mudah terbawa arus konsumtif. Dan ini menyebabkan adanya tekanan pada mental generasi untuk memenuhi keinginannya.

Dari sistem ini pula lah lahir generasi yang menuhankan materi. Tidak peduli halal haram yang penting dapat cuan. Karena definisi bahagia menurutnya adalah ketika tercapainya materi untuk fesyen, populer, dan kecantikan. Jika tidak terpenuhi maka akan kena mental.

Dari banyaknya kasus kesehatan mental yang terjadi pada generasi muda saat ini akan sangat berdampak ke generasi masa depan. Penerapan sistem sekuler kapitalisme ini telah nyata merusak mental generasi muda.

Solusi yang diberikan negara belum sepenuhnya menyelesaikan problem yang terjadi pada generasi muda. Negara dalam kapitalisme tidak berperan sebagi raa’in (Pengurus rakyat) dan hanya berfungsi sebagai regulator yakni negara hanya mengatur rakyat dengan aturan hukum saja. Sangat berbeda dengan sistem Islam.

Solusi Islam

Islam memandang bahwa generasi cemerlang hanya akan lahir di sistem yang baik. Dengan penerapan sistem islam, semua aspek kehidupan berdasarkan pada syariat Islam yang sudah dicontohkan oleh Rasulullah saw.

Dalam sistem pendidikan misalnya, negara akan mengambil kurikulum pendidikan islam yang tujuan dari pendidikan itu sendiri adalah untuk membentuk generasi yang berkepribadian islam (bersyaksiyah islamiyah) yang memiliki pola pikir (akliyah) dan pola sikap (nafsiyah) islam.

Generasi muda muslim paham akan jati dirinya sebagai seorang hamba yang senantiasa harus taat dengan Rabbnya. Mereka memahami tujuan hidupnya yaitu beribadah kepada Allah swt. Sehingga apapun aktifitasnya, tujuannya adalah untuk mendapat ridha allah.

Bukan hanya itu, pendidikan islam juga melahirkan generasi yang senantiasa memiliki kesadaran hubungannya dengan Allah, sehingga kehidupannya digantungkan pada Allah semata.

Mereka akan merasa tenang dan optimis karena mereka yakin bahwa akan ada pertolongan Allah ketika ada kesulitan. Generasi yang lahir dari sistem islam akan percaya bahwa qadha (ketetapan) allah adalah yang terbaik sehingga akan senantiasa bersabar dan bersyukur dalam hidupnya.

Selain menerapkan pendidikan dengan kurikulum islam, negara juga akan menyiapkan orang tua dan masyarakat yang siap mendukung generasi pembangun peradaban islam yang bermental kuat. Karena orang tua memahami hadits nabi saw. :
“Sesungguhnya Allah swt. Akan bertanya kepada setiap pemimpin tentang apa yang dipimpinnya. Apakah ia pelihara ataukan ia sia- siakan hingga seseorang ditanya tentang keluarganya”
(HR. An Nasai)

Negara juga akan menjauhkan generasi dari sesuatu yang dapat merusak mental seperti tayangan media sosial, media massa agar konten yang ditampilkan tidak merusak mental generasi.

Selain itu, negara juga akan menerapkan sistem ekonomi berbasis islam. Dimana kekayaan alam dikelola oleh negara untuk kesejahteraan rakyat. Hal ini akan menjaga kesehatan mental masyarakat agar tetap dalam kondisi yang baik. Karena sandang, pangan dan papan serta kesehatan, pendidikan dan keamanan dijamin oleh negara.

Hanya dengan penerapan islam kaffah (keseluruhan), akan mewujudkan generasi terbaik. Solusi dari segala problematika umat saat ini dan nanti. Wallahu a’lam bi ash showab.[]

Comment