Menghadapi si Pemarah Itu Tak Mudah, Tapi Ada Triknya!

Berita538 Views
Ilustrasi. | Foto: copyright Unpopulart – Rifa Arhas
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA – Punya teman, sahabat, rekan kerja, atau seseorang yang gampang marah?
Menghadapi dia yang gampang marah memang tak mudah. Bahkan sabar saja
kadang rasanya tak cukup.
 
Tapi selalu ada cara yang bisa kita
coba untuk memahami dan menghadapi ia yang pemarah. Bagaimana pun api
jangan dilawan dengan api karena hanya akan memperbesar masalah yang
ada. Cobalah untuk jadi air yang memberi kesejukan dan kedamaian.

  • Nyalakan “Keran Air” di Pikiranmu

    Saat
    dia marah, jangan langsung membalasnya dengan amarah yang sama.
    Nyalakan “keran air” dalam pikiranmu. Tarik napas dulu, lalu minum air
    terlebih dahulu. Sebaiknya jangan langsung ditanggapi amarahnya.
    Tenangkan dirimu dulu, Ladies.
  • Utarakan Perasaanmu

    Dia
    juga perlu tahu kalau sifatnya yang pemarah itu sangat mengganggu.
    Sehingga yang perlu kamu lakukan adalah mengutarakan perasaanmu. Tapi
    gunakan bahasa yang ringan. Misalnya, “Aku paham hal ini bikin stres dan
    tertekan, tapi… .” Sebisa mungkin hindari penggunaan kata “kamu” yang
    terkesan menghakimi.
  • Pahami Perasaannya

    Wah,
    yang ini mungkin terasa agak sulit, ya. Tapi penting juga untuk mencoba
    memahami perasaannya. Mungkin ada masalah yang sedang dialaminya dan
    membuatnya sulit untuk mengendalikan emosinya sendiri. Tetap coba beri
    dia respek. Saat kamu sudah bisa menunjukkan sikapmu yang perhatian dan
    respek padanya, dia dengan sendirinya bisa luluh dan menurunkan volume
    suaranya.
  • Bantu Ia untuk Kembali Fokus

    Saat
    seseorang termakan emosinya sendiri, dia akan sulit untuk berpikir
    jernih. Maka, bantulah ia untuk kembali fokus. Sebagai contoh, kamu bisa
    coba bantu utarakan konsekuensi atau akibat yang mungkin terjadi kalau
    dia masih saja tak bisa mengendalikan ego-nya sendiri. Bisa coba pakai
    kalimat, “Kalau sikapmu masih seperti ini terus, pekerjaan bakal makin
    menumpuk sampai besok.” Ingatkan dia soal risiko yang dihadapi kalau ia
    tak kunjung bisa kendalikan emosinya.
Menghadapi
si pemarah memang tak mudah. Tak cukup pakai sabar, tapi juga usaha
yang butuh kerja keras. Sekali lagi, jangan sampai melawan api dengan
api lagi.[vem]

Comment