Ilustrasi. | Foto: copyright Unpopulart – Rifa Arhas |
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA – Punya teman, sahabat, rekan kerja, atau seseorang yang gampang marah?
Menghadapi dia yang gampang marah memang tak mudah. Bahkan sabar saja
kadang rasanya tak cukup.
Menghadapi dia yang gampang marah memang tak mudah. Bahkan sabar saja
kadang rasanya tak cukup.
Tapi selalu ada cara yang bisa kita
coba untuk memahami dan menghadapi ia yang pemarah. Bagaimana pun api
jangan dilawan dengan api karena hanya akan memperbesar masalah yang
ada. Cobalah untuk jadi air yang memberi kesejukan dan kedamaian.
coba untuk memahami dan menghadapi ia yang pemarah. Bagaimana pun api
jangan dilawan dengan api karena hanya akan memperbesar masalah yang
ada. Cobalah untuk jadi air yang memberi kesejukan dan kedamaian.
-
Nyalakan “Keran Air” di Pikiranmu
Saat
dia marah, jangan langsung membalasnya dengan amarah yang sama.
Nyalakan “keran air” dalam pikiranmu. Tarik napas dulu, lalu minum air
terlebih dahulu. Sebaiknya jangan langsung ditanggapi amarahnya.
Tenangkan dirimu dulu, Ladies. -
Utarakan Perasaanmu
Dia
juga perlu tahu kalau sifatnya yang pemarah itu sangat mengganggu.
Sehingga yang perlu kamu lakukan adalah mengutarakan perasaanmu. Tapi
gunakan bahasa yang ringan. Misalnya, “Aku paham hal ini bikin stres dan
tertekan, tapi… .” Sebisa mungkin hindari penggunaan kata “kamu” yang
terkesan menghakimi. -
Pahami Perasaannya
Wah,
yang ini mungkin terasa agak sulit, ya. Tapi penting juga untuk mencoba
memahami perasaannya. Mungkin ada masalah yang sedang dialaminya dan
membuatnya sulit untuk mengendalikan emosinya sendiri. Tetap coba beri
dia respek. Saat kamu sudah bisa menunjukkan sikapmu yang perhatian dan
respek padanya, dia dengan sendirinya bisa luluh dan menurunkan volume
suaranya. -
Bantu Ia untuk Kembali Fokus
Saat
seseorang termakan emosinya sendiri, dia akan sulit untuk berpikir
jernih. Maka, bantulah ia untuk kembali fokus. Sebagai contoh, kamu bisa
coba bantu utarakan konsekuensi atau akibat yang mungkin terjadi kalau
dia masih saja tak bisa mengendalikan ego-nya sendiri. Bisa coba pakai
kalimat, “Kalau sikapmu masih seperti ini terus, pekerjaan bakal makin
menumpuk sampai besok.” Ingatkan dia soal risiko yang dihadapi kalau ia
tak kunjung bisa kendalikan emosinya.
Menghadapi
si pemarah memang tak mudah. Tak cukup pakai sabar, tapi juga usaha
yang butuh kerja keras. Sekali lagi, jangan sampai melawan api dengan
api lagi.[vem]
si pemarah memang tak mudah. Tak cukup pakai sabar, tapi juga usaha
yang butuh kerja keras. Sekali lagi, jangan sampai melawan api dengan
api lagi.[vem]
Comment