Siswa dari kelas I-VI belajar di gubuk reot |
RADARINDONESIANEWS.COM, OKI – Miris dan menangis tatkala melihat anak-anak yang berseragam batik Sekolah Dasar (SD,red) 15 Maret 2017 tahun lalu. Anak-anak siswa dan siswi SD Lebak Amburan, Kelurahan Cengal, Kecamatan Cengal, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Provinsi Sumatera Selatan ini tampak fokus apa yang sedang disampaikan oleh guru kelasnya.
Darman (65) seorang pahlawan tanpa tanda jasa ini dengan sabar memberikan mata pelajaran. Hebatnya Darman di sini adalah mengajar siswa-siswi dari kelas 1 sampai dengan kelas VI. Ini bukan persoalan yang mudah namun bagi Darman sejak 1980 dalam pengabdiannya tidak pernah menyerah.
Kepada Tim Lembaga Penyelidikan Pemantauan & Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia (LP3K-RI,red) Darman mengatakan, sejak 1980 mengajar di kampong ini. Perjuangan untuk pendidikan wajib bagi diri saya, tidak mudah untuk mengajar di sini. Bisa dilihat, bangunan seperti ini menjadi tempat untuk menimba ilmu. Dari kelas 1 sampai kelas VI, bangunan ini juga atas bantuan dari masyarakat. Dan disni juga tidak semua anak-anak bersekolah, “jelas Darman.
Ketika disinggung berapa upah mengajarnya, “Hemmmm, Alhamdulillah Rp.250 ribu perbulan. Itu pun kadang ada yang dibayar cicil. Kondisi masyarakat di sini memang dibawah rata-rata. Saya prinsipnya tidak mempersoalkan gaji, yang terpenting anak-anak bersemangat untuk sekolah, “ ujar Darman.
Sementara itu, di sekitar bangunan sekolah itu adalah kebun karet milik perusahaan Raksasa, PT. London Sumatera (LONSUM) Tbk group Indofood. Sangatlah naïf jika perusahaan kakap itu tidak tahu keberadaan sekolah tersebut? Bagaimana dengan pemerintah daerah OKI?
Hingga detik ini baik PT.LONSUM maupun Pemkab OKI terkesan tutup mata atas nasib anak-anak bangsa tersebut. Kehidupan masyarakat di sekitar wilayah Dusun Lebak Amburan dan sekitarnya, serta wilayah Kebun Karet milik PT LONSUM pun sangat menyedihkan, sarana ibadah tidak ada, kesehatan, apalagi pendidikan. [Dhani]
Comment