Oleh: Mala Oktavia *
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA — Ketika rumah tangga telah dibangun, maka inilah awal bagi suami istri menjaga dan mempertahankannya. Tentu rumah tangga yang telah dibina, pelu untuk dijaga dan dipelihara.
Namun, pernahkan kita bertanya, bagaimana cara menjaga keutuhan rumah tangga di tengah kehidupan yang serba bebas seperti saat ini? Atau bagaimanakah konsep yang benar di dalam menjaga rumah tangga yang harmonis tanpa perselingkuhan?
Betapa beruntungnya wahai umat Muslim, ternyata Islam telah menghadirkan konsep kehidupan yang mampu menjaga keutuhan rumah tangga, bahkan mulai dari pernikahan itu belum dibangun hingga lahirnya generasi-generasi umat manusia.
Islam adalah konsep kehidupan yang begitu komprehensif, bahkan menyangkut urusan yang sangat pribadi dan tersembunyi seperti kehidupan suami istri pun diatur.
Kasus-kasus yang kini marak, seperti perselingkuhan, pelakor, dan sebagainya di tengah masyarakat pun dapat dicegah dan diminimalisasi.
Kasus perselingkuhan bisa saja terjadi di manapun dan menimpa siapapun, tetapi yang paling penting adalah bagaimana cara mencegah perselingkuhan itu terjadi.
Masalah ini hanyalah satu di antara sekian banyak masalah yang dihadapi oleh suami istri, sehingga perlu dipahami bahwa masalah yang bisa memisahkan kehidupan suami istri bukan hanya perselingkuhan semata, tetapi juga masalah-masalah lainnya.
Masalah ini memang dianggap masalah yang paling besar, karena di dalamnya telah begitu nampak kerusakan dan kompleksnya masalah.
Dilihat dari sisi individu, memang harus disadari bagi suami ataupun istri untuk memiliki ikatan aqidah yang kuat, sehingga menyadari bahwa hidupnya akan selalu berada di bawah aturan Allah.
Tidak akan berani melanggar atau menyalahi aturan yang diberikan oleh-Nya. Ketika berumah tangga akan selalu sejalan dengan aturan Allah, keduanya akan melaksanakan kewajiban dan tanggung jawab sesuai dengan syari’at Allah.
Dengan demikian, masalah-masalah yang muncul pun juga akan diatasi dengan bimbingan syari’at Allah. Lantas, cukup kah hanya dengan ikatan aqidah yang kuat antara suami istri dalam mengatasi masalah dalam era saat ini?
Rasanya belum cukup jika hanya dari maslah aqidah saja. Tentu sebelum masalah terjadi dan semakin kompleks, Islam telah menyiapkan aturan preventif lainnya.
Dalam kehidupan secara umum, maka telah jelas sebelumnya dibahas bahwa kehidupan laki-laki dan perempuan terpisah berdasarkan syari’at, karenanya konsep ini harus betul-betul dipegang oleh suami istri.
Meskipun sudah terdapat penjagaan, tetapi tidak ada alasan yang membenarkan bagi suami istri untuk berkumpul dan bersenda gurau dengan perempuan atau laki-laki lain.
Inilah sebetulnya pintu masuknya berbagai macam persoalan rumah tangga, ketika penjagaan hubungan yang terpisah telah dilanggar.
Ketika suami atau istri telah bertemu tanpa batasan dengan lawan jenis yang bukan mahram, maka setan sesungguhnya telah menjadi penghias kemaksiatan di dalamnya.
Mengapa saat ini banyak sekali permasalahan dalam kehidupan rumah tangga? Sebab, pintu masuknya kemaksiatan telah dibuka, yakni kehidupan yang serba bebas tanpa aturan yang jelas.
Justru sistem kehidupan lliberalisme yang lahir dari sekulerisme saat ini menjadi tumpuan masyarakat dalam bergaul, tidak peduli anak kecil, remaja, orang yang telah menikah, hingga orang tua, semuanya telah terwarnai dengan gaya hidup yang serba bebas tanpa batas.
Serangan Liberalisme dalam Kehidupan
Dalam alam kehidupan liberalisme, semua yang dianggap mengekang kehidupan manusia dihapuskan dan ditinggalkan, tidak terkecuali di sini adalah aturan agama. Akibat berlakunya konsep liberalisme inilah, nilai-nilai dan aturan dalam Islam tidak dilindungi dan dilaksanakan secara sempurna.
Alih-alih mau melaksanakan syari’at Islam dengan sempurna, la wong malah Islam dipisahkan dalam kehidupan. Maka dari itu, aturan yang telah dipisahkan dari kehidupan manusia, bagaimana akan digunakan oleh manusia?
Konsep liberalisme tidak mengatur masalah batasan hubungan laki-laki dan perempuan, mahram, wali, pun tata-cara pelaksanaan pernikahan dan kehidupan rumah tangga. Sedangkan Islam, begitu memperhatikan semua aspek kehidupan khusus laki-laki dan perempuan itu.
Maka jangan heran, ketika kita menyaksikan bagaimana konsep kehidupan ala liberalisme ketika digunakan dalam kehidupan, semua rusak tak tertata.
Kebebasan yang menjadi pionir dalam berperilaku, tidak membatasi menusia, kebolehan pacaran, pergaulan bebas, laki-laki dan perempuan bercampur baur dalam satu perkumpulan, dan berbagai macam interaksi yang sebetulnya dilarang dalam Islam begitu dibuka dan dibebaskan dalam konsep liberalisme.
Hal ini menjadikan manusia yang semula butuh untuk diatur dan dituntun dengan aturan, menjadi liar seperti hewan yang tidak tahu konsep hidup.
Jika konsep kehidupan liberalisme dibiarkan mengatur manusia dalam waktu yang lama, maka kehancuran rumah tangga dan lebih jauh lagi kehancuran generasi diprediksi pasti akan terjadi. Lantas bagaimanakah cara menyelamatkan rumah tangga terlebih generasi dari kehancuran akibat gaya hidup liberalisme?
Konsep Kesempurnaan Islam dalam Mengatasi Masalah Rumah Tangga
Jawabannya sebetulnya singkat, tinggalkan saja konsep liberalisme tersebut dan beralih ke konsep kehidupan ala Islam. Sebab, jika masih mau memperbaiki konsep liberalisme menjadi konsep yang bisa diemban oleh manusia, itu adalah hal mustahil.
Dikarenakan kecacatan liberalisme, bukan kecacatan dari perkara aturan cabang, tetapi dari masalah konsep dasarnya sudah salah. Yakni konsep dasar pemisahan agama dari kehidupan, sehingga mau diusahakan seperti apapun, tidak mungkin agama bisa dimasukkan untuk mengatur manusia.
Tidak mungkin aturan yang baku dapat diterapkan, karena pada dasarnya tidak ada aturan yang mau untuk diterapkan dalam konsep liberalisme.
Sehingga, perlu kita sadari bersama, kekeliruan di sini bukan dari aspek individu atau masyarakat yang lemah ikatan aqidahnya, tetapi juga karena peraturan dan sistem yang mengatur dan menguasai masyarakat telah keliru. Masyarakat sadar tidak sadar telah dikomando dengan aturan liberalisme, yang merusak seluruh tatanan aqidah dan moralitas Islam.
Alhasil, nilai-nilai liberalisme memberangus nilai agama dan menjadikan manusia jauh dari solusi yang benar dalam menghadapi masalah rumah tangga.
Maka jangan heran, ada masalah sedikit kemudian cerai, selingkuh, mencari kambing hitam untuk disalahkan, masalah rumah tangga diumbar dalam media sosial, netizen banyak menghujat dan berlaku maha benar, semua perilaku tersebut hanya lahir dari liberalisme yang mengomando kebebasan. Baik kebebasan berperilaku, berkata, bersikap, ataupun mengambil keputusan.
Jadi, menunggu apa lagi? Ingin menyelamatakan rumah tangga dan kehidupan generasi ke depan? Tidak ada pilihan lain selain kembali pada aturan Allah. Wallahu ta’ala a’alam bi ash shawab.[]
*Mahasiswi UN Malang
Comment