Oleh: Puput Hariyani, S.Si, Freelance Writer, Pemerhati Generasi
__________
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA– Marhaban ya Ramadhan, seluruh kaum muslimin tentu telah bersiap menyambutnya dengan penuh suka cita dan berbangga. Bulan istimewa yang penuh keberkahan. Bulan yang di dalamnya Allah berikan bonus pahala yang luar biasa besarnya.
Allah SWT berfirman dalam QS Yunus: 58 yang artinya, “Katakanlah: dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik daripada apa yang mereka kumpulkan.”
Salah satu karunia Allah adalah Ramadhan, saat pahala akan dilipatgandakan, pintu surga dibuka lebar-lebar, pintu neraka ditutup rapat-rapat, dan setan dibelenggu.
Bergembira menyambut datangnya ramadhan juga bagian dari perintah Syara’.
Rasulullah bersabda, “Siapa bergembira dengan masuknya bulan Ramadhan, Allah akan mengharamkan jasadnya masuk neraka.”
Mengambil teladan Rasulullah Saw sudah sepatutnya umat Islam menyambut ramadhan dengan perasaan bahagia dan penuh syukur.
Pada bulan mulia ini Allah perintahkan seluruh muslim untuk menjalankan ibadah puasa sebagaimana termaktub dalam Al Baqarah: 183, “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”
Ayat ini menegaskan kepada kita bahwa puasa ramadhan adalah wajib dengan tujuan agar kita menjadi orang yang “bertakwa”.
Takwa adalah ketika seseorang beramal ketaatan pada Allah atas cahaya (petunjuk) dari Allah karena mengharap rahmat-Nya dan ia meninggalkan maksiat karena cahaya (petunjuk) dari Allah karena takut akan siksa-Nya. Tidaklah seseorang dikatakan mendekatkan diri pada Allah selain dengan menjalankan kewajiban yang Allah tetapkan dan menunaikan hal-hal yang sunnah.
Artinya menjalankan seluruh perintah Allah dan menjauhi seluruh apa yang Allah larang. Pastinya dalam segala aspek kehidupan baik dalam bidang ekonomi, pendidikan, sosial budaya, pemerintah, kesehatan, dll.
Meskipun ramadhan kali ini berbeda dengan ramadhan sebelumnya, tetapi spirit yang kita miliki tidak boleh kendor, justru harus lebih besar amunisi yang kita persiapkan. Ramadhan kali ini kaum muslimin masih dirundung duka yang belum kunjung reda oleh karena pandemi covid-19.
Dan derita umat semakin berkepanjangan setelah 100 tahun tanpa kepemimpinan Islam. 100 tahun tanpa pelindung. 100 tahun tanpa perisai yang menjadikan kehidupan umat semakin sulit. Umat Islam terkoyak, didzalimi, dikriminalisasi, dimusuhi, dicap radikal, teroris dan tudingan yang lainnya.
Seharusnya kondisi ini menjadikan seluruh umat sadar, bahwa kehidupan mereka tidak sedang baik-baik saja. Kehidupan yang sedang dijalani adalah kehidupan yang tidak ideal karena penerapan hukum yang tidak bersumber dari Allah dan Rasul-Nya. Penuh kerusakan dan menghantarkan kesengsaraan. Masalah demi masalah menyapa silih berganti tiada henti.
Kondisi ini pula yang semestinya memanggil kaum muslimin untuk berkomitmen menjadikan ramadhan tahun ini lebih “istimewa’ dalam perjuangan mengembalikan kehidupan Islam.
Bersungguh-sungguh mempersiapkan diri untuk mewujudkan sebenar-benarnya takwa dengan mengarahkan seluruh energi umat selama ramadhan dan pasca ramadhan untuk semakin semangat memahami Islam, mengaplikasikan Islam dan menebarkan kesadaran pentingnya memperjuangkan tegaknya hukum Allah. Menjadikan ramadhan sebagai moment menyatukan umat demi tercapainya kerahmatan bagi seluruh alam dibawah kepemimpinan yang hakiki. Wallahu’alam bi ash-showab.[]
Comment