Marhaban Ya Ramadan, Totalitas Ketaatan Bersyariat Kaffah

Opini640 Views

 

 

Oleh: Imas Sunengsih, S.E, Aktivitas Muslimah Ideologis

__________

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA — Umat Islam seluruh dunia bergembira menyambut datangnya bulan mulia yaitu bulan Ramadan. Kehadirannya ditunggu dan dirindukan, sebab bulan yang penuh berkah dan magfirullah (ampunan dari Allah). Serangkain acara dilakukan umat Islam dunia demi menyambut tamu agung seperti tarhib, tablig, dan pawai obor yang dilakukan dengan sukacita.

Ramadan kali ini, memang masih banyak permasalahan umat yang belum terselesaikan, seperti kenaikan tarif pajak PPN 11% berlaku 1 April 2022, seperti dikutip liputan6.com,  Tarif PPN 11 persen mulai berlaku 1 April 2022. Kementerian Keuangan menjelaskan, kenaikan tarif PPN 11 persen ini merupakan amanat pasal 7 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP).

Dari kenaiakan PPN ini, memicu kenaikan semua harga-harga komoditi seperti bahan pokok, BBM, listrik, yang pada akhirnya rakyat sangat terbebani. Belum lagi masih banyaknya kemaksiatan yang terjadi, praktik kesyirikan yang terus dipertontonkan, dan banyaknya kebijakan yang berpihak kepada kaum kapitalis.

Sebuah bukti nyata bahwasanya negeri ini dalam kondisi yang tidak baik-baik saja, di tengah kondisi Ramadan yang dijalani umat Islam, tetapi banyak permasalahan umat yang belum menemukan solusinya.

Maka, dibutuhkan tiga pilar yang akan menjadikan Indonesia ini lebih baik terlebih agar Ramadan semakin bermakna yaitu yang pertama: ketakwaan individu, seorang yang yang beriman akan menjadikan Islam sebagai aturan hidupnya di semua aspek kehidupan.

Ramadan bukan sekadar menahan lapar dan haus semata tetapi lebih dari itu menahan dari hal -hal yang buruk. Kedua: kontrol masyarakat, masyarakat Islam akan mempunyai perasaan, pemikiran dan aturan yang sama yaitu Islam. Sebagai kontrol masyarakat yaitu melakukan amar ma’ruf nahi munkar.

Salah satunya contoh adalah saat melihat ada yang makan di khalayak banyak maka lakukan peneguran dengan cara yang ma’ruf.

Ketiga: peran negara yaitu sebagai penegak dan pelaksana aturan, fungsi negara Islam akan menjadi junnah sekaligus pelayan bagi rakyatnya.
Negara memberi sanksi kepada perusahaan atau individu yang mempertontonkan kemaksiatan terutama saat Ramadan. Hal ini dilakukan agar ada efek jera bagi pelaku maksiat baik dilakukan oleh pribadi maupun jama’ah.

Dengan demikian, Ramadan yang sudah belalu tidak ada perubahan karena memang sistem yang ditetapkanya masih sistem kapitalis sekuler liberal, dengan demikian jadikan ramadan kali ini menjadi momentum untuk perubahan yang hakiki.

Untuk itu, Islam hadir menjadi solusi bagi permasalahan yang terjadi hari ini. Sistem Islam kafah yang mengatur semua aspek kehidupan mampu menyesuaikannya dan sudah terbukti ketika sistem Islam kafah diterapkan dalam institusi negara yang bernama khilafah.

Dengan demikian, satu-satunya solusi problematika umat hari ini dengan kembali kepada syariat Islam kafah, sistem yang berasal dari Zat yang Maha Agung dan Maha Segalanya yakni Allah Swt.

Jadikanlah momen Ramadan kali ini untuk totalitas dalam berislam, menjadikan Islam sebagai sebuah sistem sahih yang wajib untuk diperjuangkan dan diwujudkan. Totalitas ini sangat penting bagi seorang muslim, sebab memang harus berislam kafah. Sebagimana firman Allah Swt:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ

Artinya, “Wahai orang yang beriman, masuklah kamu semua ke dalam Islam. janganlah kalian mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagi kalian,” (Surat Al-Baqarah: 208).

Maka wahai kaum muslim, bangkit dan rapatkan barisan untuk menyongsong kemenangan Islam yang telah dijanjikan oleh Allah Swt dan dikabarkan oleh Rasulullah saw. Yakinlah akan janji Allah, sebab janjinya tidak akan pernah diingkari. Ketaatan totalitas akan meningkatkan seseorang pada level takwa dan ketakwaan itulah menjadikan hamba sebagai sosok yang akan dicintai oleh Allah Swt.Wallahu a’lam bishshawab.[]

Comment