Oleh : Cut Intan Sari, Warobatul Bait
__________
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA — Negara yang terkenal dengan istilah Jamrud Khatulistiwa – di dalamnya terdapat Sumber Daya Alam (SDA) yang bermanfaat bagi seluruh penduduk tapi sangat disayangkan masih banyak rakyatnya yang menjadi pengangguran dan kesejahteraan hidupnya pun terabaikan. Dimanakah peran penguasa negeri ini?
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) pengangguran yang terjadi di negeri ini mencapai 7,99 juta jiwa per februari 2023, jumlah itu setara 5,45 persen dari sebanyak 146,62 juta jiwa yang masih bekerja.
Pengangguran terbanyak saat ini terjadi pada laki laki sebesar 5,83 persen dan perempuan sebesar 4,86 persen, karena lapangan kerja yang tersedia lebih didominasi laki laki. Jika dibandingkan berdasarkan wilayah, pengangguran perkotaan jauh lebih tinggi angkanya mencapai 7,11 persen dibandingkan pedesaan yang hanya 3,42 persen(www.CNN Indonesia, 5/5/23).
Bagaimana pengangguran bisa terjadi di negeri yang SDA nya melimpah ruah? Pemberlakuan sistem ekonomi kapitalisme yang diterapkan negara telah menciptakan sempitnya lapangan pekerjaan, pengangguran, dan kemiskinan bagi rakyat. Sistem ini membenarkan negara membebaskan kepemilikan SDA bagi segelintir orang. Negara hanya berperan sebagai pengambil kebijakan, sementara semua sektor ekonomi diserahkan kepengurusannya atau pengelolaannya kepada para kapitalis/pemilik modal.
Lemahnya peran negara dalam ssistem saat ini, tidak menjadikan penguasa/kepala negara sebagai raa’in atau pengurus kebutuhan rakyat. Mereka memberikan akses sepenuhnya kepada korporasi/pemilik modal dengan cara membuka corong corong investasi dan membebaskan oligarki untuk serapan tenaga kerja mengikuti mekanisme pasar yang berlaku.
Padahal jelas, para pemilik modal akan merekrut tenaga kerja dari perusahaan yang dinaunginya untuk pekerja strata atas dengan fasilitas mewah sedangkan negara yang diinvestasikan modal, rakyat harus puas hanya menjadi pekerja rendahan dengan gaji tidak memadai, dengan dalih kurangnya pendidikan dan skill yang dimiliki oleh pekerja lokal.
Berbanding terbalik dengan sistem yang diterapkan oleh Islam. Seorang pemimpin negara akan mengurusi kebutuhan rakyatnya dengan menyediakan lapangan pekerjaan seluas luasnya. Lapangan pekerjaan akan disediakan sesuai dengan keahlian masing masing individu.
Islam merancang pendidikan yang sesuai kebutuhannya, sehingga tidak akan ada lulusan sekolah yang tidak termanfaatkan dengan baik. Di dalam Islam selain memberikan pendidikan gratis juga mereka akan dibekali pengetahuan dan skill yang baik.
Negara juga mengelola SDA yang dimiliki sehingga hasilnya akan dikembalikan kepada umat untuk menjamin kesejahteraannya. Islam juga menjamin kesehatan dan keamanan bagi rakyatnya. Sistem Islam tidak akan membiarkan SDA yang ada dimiliki oleh individu swasta baik asing maupun lokal.
Hanya sistem Islam satu satunya solusi agar tidak terjadi masalah pengangguran yang membawa kesengsaraan bagi rakyat. Islam memberikan pemahaman kepada individu tentang wajibnya bekerja yang akan menjadi suatu kemuliaan di hadapan Allah SWT.
“Sesungguhnya seorang Imam (kepala negara) adalah raa’in atau pengurus urusan rakyatnya, dan bertanggung jawab terhadap rakyatnya”(HR Muslim dan Ahmad).Wallahu a’lam bish shawab.[]
Comment