Penulis: Atika Nasution, S.E | Pendidik
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA– Terjadi pembunuhan anak berusia 6 tahun oleh ibu tirinya sendiri di sebuah rumah kawasan Pontianak, Kalimantan Barat, Sabtu siang (24/8/2024).
Dari hasil prarekonstruksi ini terungkap jika korban sudah sering mengalami penyiksaan berupa tindak kekerasan dari pelaku (ibu tiri). Terungkap bahwa korban sempat dikurung di ruang belakang rumah dan tidak diberi makan oleh pelaku.
Polisi seperti ditulis sindonews.com mengungkap jika motif pelaku menghabisi nyawa korban lantaran cemburu terhadap ayah korban karena tidak perhatian kepada pelaku saat hamil.
Laman procal.co menyebutkan bahwa seorang ibu bernama Hj RK meninggal secara tragis dibunuh oleh anak kandungnya sendiri bernama AR. Kecamatan Balikpapan Barat. Jumat (23/8/2024) sekitar pukul 21.13 Wita.
Anak adalah anugerah terindah yang telah diberikan Allah SWT Zat yang Mahakuasa. Anak merupakan generasi penerus sehingga ia harus dijaga, dibimbing, dan dididik dengan baik. Bahkan kasih sayang, serta kesabaran yang orang tua berikan kepada buah hatinya tak terbatas. Namun bagaimana jika anak justru menjadi korban pembunuhan atas keegoisan orang tuanya sendiri?
Maraknya kasus pembunuhan yang kini terjadi menunjukkan potret buruk sistem saat ini, kapitalisme-sekuler.
Kapitalisme sekuler ini telah merusak dan merobohkan pandangan seseorang mengenai keluarga. Lahirlah manusia-manusia miskin iman dan sulit mengontrol emosi. Mirisnya lagi, sistem saat ini justru semakin mengkaburkan pandangan manusia mengenai agama karena sistem ini memiliki konsep “Menjauhkan Agama Dari Kehidupan”, sehingga tidak lagi menimbang segala sesuatu baik perbuatan maupun perkataan sesuai koridor syariat islam terkait halal dan haram.
Dengan demikian, manuasia melakukan berbagai cara untuk memperoleh materi, sebagai tujuan mereka. Orientasi hidup mereka hanya bersandar pada materi semata tanpa memahami betul tujuan mereka diciptakan sebagai seorang hamba. Sehingga wajar saja jika muncul generasi rusak dan minus adab.
Ada beberapa faktor terjadinya kasus pembunuhan ini, terlebih kasus pembunuhan anak pada orang tuanya sendiri karena kurangnya kasih sayang dan penanaman akhlak pada anak oleh orang tua. Sistem pendidikan negara saat ini juga gagal menjamin anak berakhlak mulia, beradab, dan birrul walidain. Pendidikan saat ini memiliki konsep sekulerisme (memisahkan agama dari kehidupan) yang megakibatkan anak bermental strawberry – ketika ia mendapatkan problem akan mudah rapuh.
Pergaulan bebas yang terjadi di kalangan remaja juga ikut mempengaruhi kehidupan remaja saat ini dan mengakibatkan seseorang mudah terbawa arus pergaulan toxic serta tidak memberikan manfaat.
Oleh karena itu, kita butuh sistem yang dapat meriayah umat dengan baik, tiada lain yakni dengan sistem Islam. Islam memiliki solusi komperhensif dalam uapaya menuntaskan problem yang terjadi di tengan umat. Terlebih jika Islam dijadikan sebagai ideologi maka kasus semacam ini tidak akan dijumpai.
Islam mendidik generasi yang bersyaksiyah Islam, berbakti, hormat pada orang tua, serta memiliki kemampuan dalam mengontrol emosi.
Khalifah dalam Islam bertanggung jawab untuk melakukan (riayah suunil ummah) mengurus seluruh urusan umat sebagaimana sabda Rosulullah, “Seorang (kholifah) pemimpin adalah pemelihara dan pengatur urusan rakyatnya dan ia akan dimintai pertanggung jawaban atas rakyatnya”.
Islam memiliki mekanisme ampuh untuk menjauhkan generasi dari tindakan kriminalitas. Dalam Islam, penanaman ilmu agama mulai dikenalkan kepada anak sejak usia dini, sehingga kepribadian Islam akan tertanam sejak kecil. Pelayanan pendidikan yang diberikan negara kepada anak akan mencetak generasi yang kuat iman, bertakwa, dan tentunya berbakti pada orang tua.
Pergaulan dalam Islam diatur sesuai dengan syariat-Nya. Negara memberi sanksi tegas dan menjerakan bagi pelaku kriminalitas, sehingga orang lain pun akan berfikir dua kali jika ingin berbuat serupa.
Jika Islam dijadikan sebagai ideologi, maka kasus pembunuhan semacam ini tidak akan terjadi karena Islam memiliki solusi komperhensif menuntaskan segala problem yang timbul di tengah umat. Wawlahu a’lam bisowwab.[]
Comment