Mahasiswa Antara Pergerakan Dan Perubahan

Opini623 Views

 

 

Oleh : Vinda Pury Orcianda, Ibu Rumah Tangga

__________

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA — Seberapa efektif kah pergerakan mahasiswa dalam merubah sebuah peradaban dunia? Mahasiswa pada dasarnya adalah tonggak perubahan peradaban. Mereka  diharapkan dapat menjalankan tugas sejarahnya sebagai “agen perubahan”. Mereka selalu menjadi barisan terdepan dalam menyuarakan suara rakyat dengan cara turun ke jalan berunjuk rasa atau demo menyampaikan tuntutan.

Pergerakan mahasiswa yang berdemo biasa membawa mandat mulai dari perubahan arah kebijakan sampai dengan tuntutan turunnya rezim yang sedang berkuasa karena dianggap menyalahi atau menghianati amanat UUD 1945 dan kostitusi. Apakah perjuangan revolusi dengan menggulingkan rezim yang berkuasa akan membawa perubahan? Jawabannya tidak.

Banyak catatan sejarah revolusi baik dalam negeri maupun luar negeri yang berawal dari gerakan para pemuda. Sebutlah gerakan mahasiswa di tahun 1966 yang tidak lain adalah buntut dari gerakan G30S/PKI, dengan membawa setidaknya 3 tuntutan rakyat yang terkenal dengan sebutan Tritura. Namun tuntutan itu tidak terealisasikan sehingga berdampak pada diturunkannya Presiden Soekarno. (Suara.com, 10/04/22)

Setelah jatuhnya kepemimpinan Presiden Soekarno, rakyat Indonesia yang merindukan kedamaian dan kesejahteraan kembali menelan ludah dengan kebijakan-kebijakan di era Orde Baru yang juga tidak benar-benar menjadi jawaban bagi rakyat Indonesia, maka pecahlah pergerakan mahasiswa kembali di tahun 1998, dengan gerakan reformasi.

Akibat dari krisis moneter dan disusul dengan pengumuman pemerintah untuk menaikkan harga BBM dan kenaikan ongkos angkutan umum. Buntut dari pergerakan ini adalah berakhirnya orde baru pada tanggal 21 mei 1998. Dari dua peristiwa tersebut sebenarnya membuktikan bahwa peran mahasiswa sangat kental di dalam negeri ini dalam memutar arah politik Indonesia. (Suara.com, 10/04/22)

Namun kembali amat disayangkan perjuangan itu harus diakui belum bisa membawa kepada perbaikan sistemik. Sistem politik saat ini sama seperti pada era Orde Baru dengan sistem oligarki yang amat kental. Artinya hanya dikuasai oleh segelintir orang yang memegang kekuasaan.

Dikutip dari JawaPos.com, 21/5/2020, mantan aktivis 1998 Syafti Hidayat melihat saat ini refomasi telah mengalami kemunduran. Sistem ekonomi yang pada masa lalu dikuasai oleh konglomerasi, saat ini pun tidak ada perubahan.

“Perjalanannya dari rezim otoriter ke rezim reformasi. Ternyata sekarang oligarki alias dikuasai segelintir elite,” ungkapnya.

Tumbangnya dua rezim besar oleh pergerakan mahasiswa, ternyata masih belum banyak membawa perubahan, setiap pergantian rezim hanya mewariskan sistem yang sama dengan sebelumnya. Mengikuti arahan bintang di belakang panggung dengan mengatas namakan “kepentingan rakyat”. Solusi yang selalu digaungkan hanya pada batasan mengganti tokohnya. Namun bukan mengganti sistem eror demokarasi yang diwariskan oleh setiap rezim yang tumbang.

Bila kita perhatikan lagi, tokoh yang tadinya memperjuangkan kepentingan rakyat di barisan mahasiswa, kini banyak yang sudah duduk di lingkaran kekuasaan. Dengan menggunakan  sistem yang sama yaitu demokrasi. Namun nyatanya masih juga tetap tidak membawa perubahan yang signifikan.

Pergerakan mahasiswa dan tuntutannya kepada rezim masih terlalu pragmatis, jika pergerakan itu hanya ditenggarai karena ingin menolak kenaikan BBM, maka tujuan dari pergerakan itu pastinya hanya agar harga bahan baku tidak ikut naik, dan  rakyat bisa makan tiga kali sehari.

Sudah selayaknya pengorbanan para mahasiswa demi memperbaiki negeri tidak hanya bermodal semangat saja, namun juga perkembangan pemikiran yang kuat. Bukan hanya tuntutan terkait ekonomi semata namun harus melampaui itu semua demi membawa kebangkitan peradaban.

Seperti ungkapan Buya Hamka “jika hidup hanya sekedar hidup, maka kera di hutan pun juga hidup”

Sejatinya manusia diciptakan Allah SWT, lengkap dengan seperangkat aturan hidupnya. Allah mengatur manusia tidak hanya urusan ibadahnya saja, namun juga mengatur manusia dalam berinteraksi dengan sesama manusia. Bahkan Allah pun mengatur hidup manusia dalam bernegara, dengan seperangkat sistem yang sempurna seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW dalam penerapannya dan sudah terbukti selama 13 abad mampu mensejahterakan dan melindungi masyarakat.

Sistem Islam tentunya berasal dari ideologi Islam dan ideologi Islam berasal dari wahyu Allah SWT. Maka sudah selayaknya mahasiswa muslim memiliki ideologi Islam dan menuntut solusi tuntas bagi permasalahan negeri ini dengan penerapan Islam kaffah.Wallahu a’lam bish-shawab.[]

Comment