Luar Biasa, Kematian Nakes Indonesia Tertinggi Se-Asia 

Opini702 Views

 

Oleh: Sulistiani*

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA — Pandemi Covid-19 telah banyak memakan korban jiwa termasuk tenaga medis. Mereka yang berada di garda terdepan melawan Covid, selalu siap siaga kapanpun dibutuhkan untuk memenuhi kewajibannya sebagai tenaga medis.

Hingga Desember 2020, tercatat 504 petugas medis dan kesehatan yang wafat akibat terinfeksi Covid-19.

Dalam webinar, Kamis (3/12/2020) Firdza menegaskan, Indonesia memiliki angka kematian tertinggi di Asia dibandingkan Singapura, Thailand, Vietnam, Kamboja, Brunei dan Laos.

Hal ini menunjukkan bahwa penanganan pandemi di Indonesia belum maksimal atau masih sangat buruk. Bahkan tingkat penularan di Indonesia konsisten 14-15 persen selama beberpa bulan, padahal standar WHO maksimal 5 persen. (Tempo.co, Kamis 3/12/2020).

Bayangkan jika hal ini terus terjadi maka negeri ini akan kehilangan banyak tenaga medis dan kesehatan. Sungguh ini merupakan musibah yang cukup besar bagi negeri ini.

Pandemi bukanlah masalah yang dapat disepelekan oleh karenanya penanganannya juga harus benar-benar serius, tanggap dan penuh perhatian. Karena bukan hanya nyawa satu atau dua orang yang terancam namun seluruh nyawa masyarakat.

Maka pemerintah seharusnya menjadikan masalah pandemi sebagai masalah utama di negeri ini dibandingkan masalah-masalah yang lain.

Namun sayang penanganan pandemi di Indonesia  belum maksimal dengan pertimbangan ekonomi dan sebagainya sehingga tidak tuntas dan masih banyak jatuh korban.

Padahal nyawa tak dapat dibeli dengan apapun termasuk harta dan tahta. Maka seharusnya kesehatan menjadi perhatian utama oleh pemerintah. Namun kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh pemerintah dalam mengatasi pandemi saat ini masih banyak mempertimbangkan aspek lain daripada kesehatan, terutama aspek ekonomi.

Padahal yang harus dilakukan saat ini adalah bahu membahu dalam melawan Covid-19. Jika saja segala daya upaya dilakukan oleh pemerintah dengan dukungan rakyat mungkin tidak akan separah ini.

Bagaimana tidak, bantuan sosial covid 19 pun dikorup oleh pihak yang seharusnya bertanggung jawab penuh mengatasi dampak pandemi ini.

Dalam Islam, nyawa lebih berharga dari dunia dan seisinya sehingga perlindungan terhadap nyawa manusia dijaga termasuk dalam hal ini adalah kesehatan.

Pelayanan kesehatan dalam islam dibagi ke dalam tiga aspek. Pertama, tentang pembudayaan hidup sehat. Budaya hidup sehat ini diterapkan oleh seluruh masyarakat dan ini merupakan kebijakan dari negara sehingga negara hanya memfasilitasi makanan sehat.

Ini merupakan bentuk perlindungan negara pada masyarakat terkait asupan yang masuk ke dalam perut mereka.

Kedua, tentang pemajuan ilmu dan teknologi kesehatan. Dalam hal ini negara juga memfasilitasi masyarakat untuk mengembangkan ilmu dan teknologi kesehatan sesuai perkembangan zaman.

Ketiga, tentang penyediaan infrastruktur dan fasilitas kesehatan. Dengan adanya penyediaan infrastruktur dan fasilitas kesehatan oleh negara maka tingkat kesehatan masyarakat semakin terjaga.

Pada masa keemasan islam terdapat dokter-dokter yang diutus negara untuk mengecek kesehatan masyarakat dari rumah ke rumah. Maka sudah seharusnya pemerintah hari ini mencontoh bagaimana cara islam menjaga kesehatan masyarakatnya, dan meninggalkan virus-virus kapitalis yang kian merusak tatanan kehidupan manusia saat ini.

*Penulis adalah Mahasiswa Pascasarjana UAD Yogyakarta

____

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat menyampaikan opini dan pendapat yang dituangkan dalam bentuk tulisan.

Setiap Opini yang ditulis oleh penulis menjadi tanggung jawab penulis dan Radar Indonesia News terbebas dari segala macam bentuk tuntutan.

Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan dalam opini ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawab terhadap tulisan opini tersebut.

Sebagai upaya menegakkan independensi dan Kode Etik Jurnalistik (KEJ), Redaksi Radar Indonesia News akan menayangkan hak jawab tersebut secara berimbang.

Comment