Lobi-Lobi AS ke Turki Jelang Angkat Kaki dari Suriah

Berita473 Views
residen AS Donald Trump bersama Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di Roosevelt Room Gedung Putih, Selasa, 16 Mei 2017 di Washington.
Foto: AP Photo/Evan VuccI
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA –  Pemerintah Amerika Serikat optimistis Turki akan bersedia melindungi para milisi suku Kurdi setelah pasukan Paman Sam mereka benar-benar angkat kaki dari Suriah.

Selama ini militer AS bekerja sama dengan pasukan Kurdi (YPG) bertempur melawan milisi ISIS di kawasan utara Suriah. Sebaliknya, Turki berkeras menghancurkan pasukan Kurdi yang mereka tuduh sebagai kelompok teror.

Seperti dilansir dari laman BBC News, Senin (14/1) Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, menyebut negaranya menghormati kehendak Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan untuk melindungi masyarakatnya dari serangan teroris. “Mereka yang berjuang bersama pasukan AS selama ini juga berhak untuk mendapatkan perlindungan,” ucapnya.
Pompeo mengaku telah berbincang dengan Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu, melalui sambungan telepon. Banyak hal-hal rinci yang masih harus dirundingkan. Tapi ia yakin kedua negara akan menghasilkan keputusan yang tepat.

Saat ini Pompeo tengah bersafari ke Timur Tengah demi menjaga koalisi dengan sejumlah negara, usai keputusan mendadak Presiden AS Donald Trump yang menarik pasukan militer dari Suriah.

Pekan lalu, Presiden Erdogan marah dan menolak usulan penasehat keamanan pemerintah AS, John Bolton, soal jaminan keselamatan bagi pasukan tempur Kurdi.
Erdogan menyebut AS tak mengetahui siapa dan bagaimana kelompok Kurdi selama ini. ”Jika AS menganggap diri mereka sebagai saudara orang-orang Kurdi, maka mereka berada dalam khayalan yang serius,” kata Erdogan.
Sebelumnya Bolton berkunjung ke Turki untuk memastikan tak ada perlawanan terhadap pejuang Kurdi. Namun saat itu Erdogan menolak bertemu Bolton. Selama ini Turki menganggap milisi Kurdi sebagai bentuk baru dari Partai Pekerja Kurdi (PKK) yang terlarang.
Selama tiga dekade terakhir, kelompok Kurdi memperjuangkan otonomi khusus di Turki. Meski demikian, milisi Kurdi tidak pernah mau dikaitkan dengan PKK.

Melawan Iran

Perselisihan antara AS dan Turki soal Kurdi menutup tujuan utama perjalanan Pempeo ke Timur Tengah. Pompeo ingin mengubah perhatian negara Timur Tengah untuk menekan Iran.
Ia mengusulkan pembentukan persatuan negara Arab melawan Iran yang disebutnya mengganggu stabilitas kawasan. Menurut Pompeo, Arab Saudi merupakan negara utama yang dapat mewujudkan koalisi tersebut.

Namun kasus pembunuhan jurnalis wartawan Jamal Khashoggi merenggangkan hubungan AS dan Saudi. Pejabat senior AS menyebut masyarakat di negaranya mendesak Saudi memberi pemaparan jelas tentang yang terjadi pada Khasoggi.
Selain itu, publik di AS juga ingin Saudi segera menghukum para pembunuh wartawan tersebut. Kini Peompeo terdesak untuk menekan Saudi atas pembunuhan itu.[ROL]

Comment