Lilis Suryani: Ingin Dikenang Sebagai Pembela Islam Atau Abadi Dalam Kehinaan

Opini695 Views

 

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA, — Beberapa tahun belakangan ini, semangat umat Islam dalam mempelajari ajaran agamanya mengalami banyak peningkatan. Dipelopori oleh artis-artis yang mulai hijrah, membawa tren kekiniaan bagi masyarakat muslim serta generasi milennial.

Banyak diadakannya kajian islami serta pendirian berbagi perhimpunan yang bercorak islami menjadi tanda mulai tingginya kesadaran umat Islam untuk mengkaji ajaran dan Syariat Islam dengan benar.

Selama ini syariat serta ilmu-ilmu Islam banyak disamarkan, sebagai warisan dari penjajah yang masih melekat kuat di negeri ini. Atau mungkin, memang sengaja dikondisikan seperti itu agar umat Islam tidak paham dengan agamanya sendiri demi keberlangsungan neoimperialisme atau penjajahan gaya baru.

Walaupun Indonesia telah lama merdeka namun aroma penjajahan masih tercium di negeri tercinta ini. Terbukti dengan banyaknya antek-antek asing yang berupaya keras agar umat Islam jauh dari ajaran agamanya. Apalagi dengan tren hijrah seperti sekarang ini serta menjamurnya pesantren Tahfidz Qur’an membuat meraka seperti kebakaran jenggot. Mereja tahu, seandainya umat Islam memahami ajaran agamanya dengan benar maka akan mengancam eksistensi penjajahan mereka.

Karena itulah, boneka-boneka penjajah dari lapangan umat Islam sendiri pun akan selalu dihadirkan untuk memecah belah umat atau sengaja dijadikan sebagai rol model yang negatif untuk merusak generasi Rabbani.

Seperti yang tengah menjadi perbincangan panas di media sosial. Mengenai tulisan seorang yang dikenal sebagai ustadz di laman Facebook-nya.

Oknum ustadz ini membanggakan dirinya karena telah sukses mendampingi istrinya yang saat ini melepas jilbabnya hingga di muat di media internasional berbahasa Inggris, dia bahkan juga mengajak ustadz yang lain untuk mendukung Istri-istrinya untuk dapat kembali kepada busana nenek moyang yang tidak berjilbab.

Perkataan ini lahir dari pemikiran liberal yang bertentangan dengan Islam. Islam tidak pernah menentang budaya selama itu sesuai dengan apa yang Allah SWT turunkan dan Rasulallah ajarkan. Jika bertentangan, maka budaya lah yang harus mengikuti ajaran Islam. Kendati demikian, peninggalan sejarah membuktikan justru gaya berbusana wanita jaman dulu adalah menutup aurat sebagaimana pakaian adat wanita Minang kabau misalnya.

Karena memang, pada saat itu islam telah mulai dikenal di negeri Nusantara ini, melalui daqwah para utusan Kholifah.

Fakta menyakitkan lainnya bagi umat Islam saat ini adalah adanya tuduhan dan fitnah keji yang ditujukan kepada anak-anak yang sedang mondok di pesantren Tahfidz di kota Tasikmalaya. Anak-anak yang sedang menimba ilmu ini dituding Sebagi calon-calon teroris. Sebagaimana dilansir di laman media onlibe detik.news pada Kamis (02/06
/20).

Forum Mujahid Tasikmalaya resmi melaporkan Denny Siregar, pegiat media sosial, ke polisi dengan tindak pidana penghinaan, pencemaran nama baik dan perbuatan tidak menyenangkan penggunaan foto tanpa izin.

Pelaporan ini dibarengi dengan aksi damai yang dilakukan ratusan orang dari Forum Mujahid Tasikmalaya di depan Mapolres Tasikmalaya, Kamis (2/7/2020).

Massa mengecam keras postingan Denny Siregar dalam akun facebooknya pada 27 Juni 2020. Di mana Denny memposting tulisan panjang berjudul ‘Adek2ku Calon Teroris yg Abang Sayang’, dengan foto santri cilik Pondok Pesantren Tahfidz Daarul Ilmi Tasikmalaya. Di foto itu, para santri cilik membawa bendera tauhid berwarna hitam dan putih.

Walaupun postingan ini telah dihapus namun tulisan nya itu kadung menyakiti hati umat Islam. Bagai luka yang ditabur garam. Perasaan umat Islam perih dan sakit sekali.

Terlebih, stigma negatif hingga pelecehan terhadap ajaran dan umat Islam yang teguh terhadap agamanya terus saja terjadi. Pelakunya pun seringkali bebas dari jeratan hukum. Kasus dapat dianggap selesai hanya dengan ucapan maaf saja. Memang selam hidup di sistem kapitalisme yang menjunjung tinggi kebebasan, kasus-kasus seperti ini akan terus berulang.

Para agen liberal akan selalu menghalangi kebangkitan Islam yang saat ini sedang digelorakan. Hidup ini memang sebuah pilihan, menjadi pejuang bagi tegaknya agama Allah atau sebaliknya, berdiri Sebagi penghalang tegaknya dinnul Islam pun adalah sebuah pilihan.

Masing-masing mempunyai konsekuensi dan hasil yang akan didapat dari pilihan tersebut. Dikenang Sebagi Pembela agama Allah seperti para sahabat Rasulullah yang hingga saat ini umat islam masih terus mendoakan dan memuliakan mereka semua. Atau terhina seperti Abu Lahab yang namanya abadi dikenang sebagi penghalang tegaknya dinul Islam, terhina hingga akhir zaman karena memilih pilihan yang salah.

Maka, janganlah kita memilih pilihan yang salah karena konsekuensinya adalah abdi dalam kehinaan. Wallahu A’lam.[]

Comment