Lia Sulastri |
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA – Kehidupan manusia senantiasa mengalami perubahan dan perkembangan dari waktu ke waktu. Baik perkembangan ekonomi, politik, dan ilmu pengetahuan. Tak terkecuali dari bidang teknologi pun mengalami perubahan dan perkembangan yang begitu pesat. Baik itu teknologi industri, teknologi transportasi maupun teknologi informasi dan telekomunikasi.
Saat ini kehidupan manusia begitu dimudahkan dengan adanya teknologi-teknologi tersebut. Salah satunya adalah dengan berkembang pesatnya teknologi informasi dan telekomunikasi. Dengan berbagai macam alat canggih yang diciptakan seperti salah satunya adalah handphone, sudah banyak orang yang merasakan beragam manfaat dari alat komunikasi tersebut. Tidak hanya untuk sekedar berkomunikasi namun lebih dari itu, handphone yang dilengkapi dengan basis internet atau yang lebih dikenal dengan telepon pintar ini mampu mengakses berbagai macam informasi yang dibutuhkan. Penggunanya pun tidak hanya pada kalangan orang dewasa, namun anak-anak pun sudah banyak yang menggunakan alat canggih ini.
Namun, sudah layakkah penggunaan internet bagi anak-anak?
Teknologi canggih yang bernama internet ini memang seperti pisau bermata dua. Disatu sisi banyak memberikan manfaat. Namun disisi lain masih begitu banyak dampak buruk yang dihasilkan. Banyak konten-konten di dalam internet yang masih tidak layak untuk dikonsumsi oleh anak-anak. Konten-konten berbau pornografi, hal-hal yang menunjukkan kesyirikan, sippilis, dll. Maka tidak salah apabila banyak kasus-kasus kejahatan seperti asusila, bullying atau bahkan pembunuhan yang justru para pelaku nya adalah anak-anak.
Namun sangat disayangkan, saat ini justru internet begitu bebas dan mudah di akses oleh semua kalangan tanpa adanya filter dari pemerintah. Pemerintah hanya memfilter internet yang masih memuat hal-hal yang berkaitan dengan konsumsi rokok. Di kutip dari ANTARA News.com, deputi tumbuh kembang anak kementrian pemberdayaan perempuan dan perkembangan anak, Lenny N Rosalin menyatakan bahwa internet yang masih memuat iklan, promosi dan sponsor rokok adalah internet yang belum layak bagi anak di Indonesia.
Dari pernyataan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa yang dapat menjadi ancaman dan merusak generasi adalah rokok. Padahal sesungguhnya masih banyak konten-konten didalam internet yang mampu memberikan dan menghasilkan dampak buruk luar biasa terhadap kehidupan dan perkembangan anak dibanding dengan hanya sekedar membatasi atau menghilangkan konten rokok.
Maka, internet layak anak sejatinya akan sulit diwujudkan sepanjang negara mempertahankan paradigma sekuler demokrasi yang tidak mengenal halal haram dan menjauhkan peran agama dari kehidupan.
Lalu bagaimana internet dalam pandangan Islam?
Kemajuan teknologi tentu memiliki peran dan pengaruh yang luar biasa terhadap kehidupan manusia. Tak terlepas dalam hal komunikasi. Islam menjadikan kemajuan teknologi ini untuk dapat dimanfaatkan keberadaan nya dalam rangka mensyiarkan hukum-hukum Allah. Standar halal haram dijadikan sebagai tolok ukur penggunaan dan pemanfaatannya untuk meraih ridho Allah.
Sistem Islam adalah satu-satunya sistem terbaik yang mempunyai mekanisme komprehensif dalam penjagaan generasi. Menjaga aqidah anak agar tidak tersusupi oleh hal-hal yang dapat menghancurkan kehidupan generasi muda.
Dalam islam, negara dan orang tua memiliki peranan penting dalam penggunaan internet bagi anak-anak. Negara memfasilitasi, mengatur dan membatasi penggunaan internet agar tidak ada hal-hal didalamnya yang dapat merusak akidah anak. Dan orang tua memberikan pengawasan terhadap anak-anak nya dalam hal pemanfaatannya.
Maka sejatinya, menegakkan hukum-hukum Allah adalah suatu kewajiban bagi setiap muslim. Agar kehidupan generasi muda dapat selamat dan terlindungi. Karena anak adalah generasi tangguh pembangun peradaban yang mampu merubah peradaban dunia. Wallahu ‘alam bishshowwab.[]
*Aktivis dakwah, tinggal di Bandung
Comment