LGBT, Hantu yang Harus Dienyahkan

Opini528 Views

 

 

 

Oleh: Dinar Khair, Novelis

__________

 

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA– Dilansir dari Jabarnews.com, hingga akhir 2022, secara kumulatif kasus HIV/Aids di Kabupaten Purwakarta mencapai 1.013 orang. Dari jumlah tersebut, mayoritas laki-laki di usia produktif atau 19 hingga 35 tahun. Data yang disebutkan ini tentu mengejutkan banyak pihak. Terlebih menghadapi fakta bahwa perbuatan tersebut hasil dari hubungan terlarang sesama jenis.

Bahkan diungkapkan secara gamblang oleh Kepala Bidang dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Purwakarta, Eva Lystia Dewi bahwa ada sebanyak 168 kasus baru yang terjadi pada tahun 2022.

Efek bola salju dari maraknya kasus LGBT ini sulit untuk dibendung. Kini bola salju itu sudah membesar dan menggelinding liar. Sistem kapitalisme dengan asas kebebasannya, justru menjadi pemicu dari hancurnya generasi penerus bangsa.

Pada awalnya banyak orang merasa bahwa penyimpangan tersebut hanya terjadi di kota-kota besar karena pergaulan bebas yang memang sudah tidak tabu lagi di sana. Namun fakta di lapangan justru mengatakan bahwa penyakit ini telah masuk ke pelosok-pelosok kabupaten yang biasanya pergaulan bebas masih terasa tabu untuk dilakukan.

Bukankah ini pukulan keras?
Sudah sejak lama penanggulangan dan pemangkasan kasus LGBT ini tidak tepat sasaran, karena akar permasalahannya tidak pernah dijelaskan secara masif dan gamblang pada masyarakat.

Sekulerisme, pemikiran yang mengakar tentang pemisahan kehidupan dengan agama adalah salah satu akar yang seharusnya dicabut sejak awal. Kebebasan yang diusung dan dibangga-banggakan itu justru membawa petaka yang tidak berujung.

Manusia yang seharusnya dijaga oleh seperangkat aturan yang bisa mengikat insting kebinatangan dan nafsunya dengan baik, justru malah dibiarkan bebas dan berkeliaran tak terkendali.

Agama Islam yang kini dikerdilkan ranahnya hanya untuk mengurusi urusan privasi saja, terbukti tidak berfungsi dengan baik sebagaimana mestinya.

Padahal di dalamnya terdapat rangkaian fakta, sejarah, aturan yang mendetail sekaligus penyembuh bagi manusia. Bukan hanya bersifat kuratif, tetapi juga preventif.

Tindakan tegas yang Pencipta Semesta Alam gaungkan sejak zaman Nabi Luth tentu bukan hanya berfungsi untuk menakut-nakuti manusia saja. Akan tetapi menjadi pelajaran berharga bahwa perilaku menyimpang tersebut harus dienyahkan. Selain membuat Allah murka, hal tersebut membawa bala, malapetaka dan kerusakan fitrah yang fatal bagi manusia.

Allah Azza wa Jalla berfirman:

الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا

“… Pada hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agamamu, dan telah Aku cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agama bagimu …” [Al-Maa-idah/5: 3]

Islam yang telah sempurna ini telah mengatur seluruh sendi kehidupan, dari hal kecil sampai hal besar. Maka telah termaktub dengan terang hukum yang Allah tentukan bagi para penerus kaum Nabi Luth yang menyimpang ini. Di baliknya, terdapat penjagaan luar biasa dari Sang Pencipta.

Kini kasus HIV semakin bertambah jumlahnya, karena tak pernah ada tindakan tegas untuk meluruskan perilaku mereka yang sudah salah jalan ini.

Maka sudah sepatutnya manusia kembali pada fitrah, salah satunya adalah menghambakan diri pada Allah saja. Melalui Rasulullah shalallahu’alaihi wassalam telah Allah tunjukkan bahwa Islam adalah rahmat bagi seluruh alam. Bukan hanya bagi yang beragama Islam saja, tetapi untuk seluruh manusia, bahkan hingga binatang yang berada di lubangnya. Wallahualam bishawab.[]

Comment