RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA — Adalah genosida Srebrenica yang dialami muslim Bosnia, menjadi catatan kelam Eropa dan seluruh punggawa PBB. 25 tahun berlalu, tragedi tersebut masih lekat dalam ingatan kaum muslim.
Melalui Komisi Orang Hilang Federal Bosnia, sedikitnya menyatakan bahwa 8.378 jiwa menjadi korban kebengisan tentara Siberia yang dipimpin oleh Jenderal Ratco Mladic. Saat itu, milisi Serbia mencoba merebut wilayah dari muslim Bosnia dan Kroasia untuk membentuk negara mandiri.
Tragedi Srebrenica dan perang Bosnia ini menjadi pelajaran penting bagi umat muslim. Ketiadaan junnah (pelindung), menjadi hal yang utama tatkala negeri muslim menjadi arena perebutan kekuasaan, seperti kondisi Palestina saat ini.
Dalam hal ini, tampak bahwa keadaan kaum muslim terpecah belah karena tak ada satu komando yang mewajibkan untuk menumpas segala bentuk penjajahan dunia terlebih pada umat muslim. Oleh karena itu, perlu ada suatu kekuatan negara yang besar dan mau serta mampu menaungi segala ras, suku bangsa, agama tanpa terpetak-petak nasionalisme dan menghargai setiap nyawa.
Islam memiliki pondasi dalam menyelesaikan setiap permasalahan. Sistem Islam memberi gambaran suatu negara yang ideal dalam mengatasi perseteruan kekuasaan, baik melalui cara politik hingga jalur peperangan guna menciptakan ketentraman bagi seluruh umat di dunia.[]
Comment