Lebih Jauh Mengenal Sandy Sulung, Pencipta Lagu Bang Toyib Yang Fenomenal

Profile1538 Views

 

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA — Pencinta musik dangdut tanah air sudah pasti ingat dan hapal syair lagu Bang Toyib yang sempat hit di tahun 1998 lalu. Bahkan hingga kini lagu tersebut masih sering dinyanyikan banyak kalangan untuk menyentil para lelaki yang jarang pulang.

Siapa pencipta lagu yang sangat mashur itu? Yuk kita gali lebih jauh tentang sang penulis dan pencipta lagu tersebut.

Sandy Sulung lahir di Jakarta, 24 September 1964. Saat anak anak, Sandy bersekolah di SD Cilamaya, Tanah Abang, Jakarta Pusat namun pada saat kelas V Sandy pindah sekolah ikut orang tua yang ditugaskan di Yogya.

Saat kecil dulu, Sandy ingin sekali menjadi seorang penyanyi dan tidak pernah bercita cita menjadi seorang pencipta lagu.

Saking kepingin menjadi penyanyi, sejak kecil Sandi sudah mampu menyanyikan lagu Bimbo padahal kebanyakan anak anak seusianya biasa menyanyikan lagu bintang kecil dan lagu anak anak yang lain.

Pada tahun 1982 mulailah Sandy menulis dan mencipta lagu namun belum komersil. Lagu pertama yang ditulis saat itu berjudul ‘Jembatan Bambu’ dengan genre musik pop dan balada.

Setelah lulus SMA, Sandy menganggur dan memutuskan untuk ngamen di Pasget (Pasar kaGet)) Blok M, Jakarta Selatan. Sandy banyak bertemu dengan musisi yang kini terkenal seperti Anto Baret, Iwan Fals dll.

Karena menurutnya terlalu rame di lokasi Pasget, Sandy pun memutuskan pindah lokasi ke Pasnen (Pasar Senen). Di sini pun Sandy bertemu dengan Erwin dan Step.

Sandy pun hengkang dari Pasnen ke lokasi baru di bilangan Tomang Plaza, Sumber Waras, Jakarta Barat.

Di sinilah karir Sandy mulai berkembang dan melesat. Banyak bertemu dengan grup band dan mendapat kesempatan dan tawaran bernyanyi dan tampil di Hotel Borobudur.

Sandy Sulung bersama Jamal Mirdad

Proses nama Sandy Sulung. (Ditranscript dari wawancara dengan JCL Entreprise)

Nama asli Sandy Sulung adalah Sugeng Purnomo. Karena sering berkelahi dengan adiknya yang memiliki nama yang sama,  Sandy meminta izin kepada kedua orang tuanya untuk mengganti nama.

Orang tua mengizinkan dengan syarat harus mengenakan huruf awal “S”. Sugengpun mengganti namanya menjadi Sandy Purnomo.

Nama belakang Sandy Purnomo dianggap kurang bagus. Kadir, salah seorang kawan dekat Sandy mengusulkan agar diganti dengan alasan nama Purnomo itu sama dengan purnama, identik dengan PT. Purnama Record (Remaco) yang sedang jatuh alias tiarap.

Kadir pun mengusulkan nama Sulung sesuai dengan urutan kelahiran Sandy dalam keluarga.

Sandy Purnama pun mendengar usulan sahabatnya dan mengganti nama menjadi Sandy Sulung hingga sekarang.

Tahun 1998 bertepatan dengan era tumbangnya Soeharo, Sandy Sulung meluncurkan lagu “Kumbang-Kumbang” yang dinyanyikan oleh Ade Irma. Lagu ini hits setelah 15  tahun Sandy terjun di dunia pencipta lagu.

Pada tahun 2003, Sandy Sulung meluncurkan karya cipta lagu berjudul “Bang Toyib” dinyanyikan oleh Ade Irma. Lagu ini menjadi hits dan fenomenal. Semua kalangan mulai anak anak, remaja dan orang tua hapal betul dengan syair yang mudah diingat.

Saking fenomenalnya, lagu Bang Toyib dikreasi dengan genre musik pop, remix dan belakangan juga dinyanyikan dalam musik kentrungan.

Hingga kini sudah hampir 200 lagu yang ditulis Sandy Sulung dengan penyanyi papan atas seperti Megy Z (Gelas Jatuh, Puspita Record), Inul Daratista, Atlanta Record), Muchsin (Purnama Record), Jerkins Efendi (Cinta Dalam Lumpur) dll.

Lagu lain yang ditulis Sandy Sulung antara lain Keracunan, Gelap Gelapan, Pintu Syurga yang dinyanyikan grup Band Gigi,  Janda 7 Kali, via Vallen, Goyang Basah, Cupi Cupita, Duda Tajir Inul Daratista, Janda Bash, Vita Alvia.

Tak mau ketinggalan, anaknya, Ratih Sulung juga membawakan lagu ciptaan Sandy Sulung ” Virus Halu”.

Terkait dengan profesinya, Sandi berharap kepada pemerintah agar lebih memperhatikan nasib para pencipta lagu dan hadir di tengah seniman sehingga seniman dapat merasakan hak haknya secara proporsional dan adil.

Kini Sandy Sulung telah memiliki Studio Sang Prabu Record (SPR) di bilangan Cijantung, Jakarta Timur.[]

 

Comment