Penulis: Rosi Ummu Aura | Pemerhati Generasi
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA — Dilansir dari CNBC Indonesia (19 Maret 2025), kantor Perdana Menteri Israel mengeluarkan pernyataan terkait serangan besar-besaran yang sedang berlangsung di Jalur Gaza. Pada 18 Maret 2025, serangan udara Israel menewaskan lebih dari 400 orang, termasuk lebih dari 130 anak-anak.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa operasi militer terhadap Hamas telah dimulai kembali, dengan negosiasi yang akan berlangsung di bawah tekanan serangan.
Dalam agresi ini, sejumlah wilayah seperti Rafah, Khan Yunis, Kota Gaza, Deir al-Balah, dan Al Mawasi menjadi sasaran utama.
Kekejaman Tanpa Batas
Di Rafah, sebuah drone militer Israel menembaki warga yang sedang berbuka puasa di masjid, menyebabkan korban jiwa dan luka-luka. Sebelum serangan, pemerintah Israel dilaporkan telah berkonsultasi dengan Presiden AS, yang memberikan izin untuk melanjutkan operasi setelah Hamas menolak membebaskan lebih banyak tahanan.
Serangan ini mengakhiri gencatan senjata yang berlaku sejak Januari 2025. Hamas menuduh Netanyahu mengorbankan sandera demi melancarkan agresi. Dunia internasional mengecam keras tindakan ini dan menyerukan gencatan senjata segera. Namun, sejarah telah membuktikan bahwa Israel kerap mengingkari perjanjian yang mereka buat. Kejadian ini semakin menguatkan bahwa gencatan senjata bukanlah solusi hakiki bagi penjajahan di Palestina.
Mencari Solusi Hakiki untuk Palestina
Serangan terhadap Palestina terus terjadi dengan intensitas yang meningkat. Namun, perhatian umat Islam terhadap isu ini kian meredup, tertutupi oleh berbagai persoalan domestik di masing-masing negara.
Oleh karena itu, penting bagi umat Islam untuk menyadari bahwa solusi mendasar atas persoalan ini adalah kembalinya kepemimpinan Islam sejati yang akan melindungi Palestina dan membebaskannya dari penjajahan. Dalam sistem Islam, negara mengerahkan seluruh kekuatan untuk membela tanah suci dan umat Muslim yang tertindas.
Islam tidak membenarkan kompromi dengan pihak yang secara terang-terangan memerangi umat Islam. Solusi dua negara yang diajukan oleh Barat bukanlah jawaban yang adil. Allah SWT berfirman:
“Allah melarang kalian menjadikan sebagai teman setia orang-orang yang memerangi kalian karena agama, mengusir kalian dari negeri kalian, dan membantu orang lain untuk mengusir kalian. Siapa yang menjadikan mereka sebagai teman setia, mereka itulah orang-orang yang zalim.” (QS. Al-Mumtahanah: 9).
Peran Jihad dan Kepemimpinan Islam
Syariat Islam mewajibkan jihad ketika umat Islam diperangi. Allah SWT berfirman:
“Perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kalian, tetapi jangan melampaui batas. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.” (QS. Al-Baqarah: 190)
Menurut Syekh Taqiyuddin an-Nabhani dalam Asy-Syakhsiyyah al-Islamiyah Jilid 2, jihad menjadi fardhu ‘ain ketika umat Islam diserang. Kewajiban ini tidak hanya berlaku bagi Muslim Palestina, tetapi juga bagi umat Islam di negara-negara sekitarnya jika penduduk setempat tidak mampu mengusir agresor.
Oleh karena itu, kaum Muslim di Yordania, Mesir, Lebanon, dan Suriah memiliki kewajiban untuk membantu mengusir penjajah.
Sayangnya, dunia Islam saat ini tidak memiliki pemimpin yang berani melawan dominasi kekuatan asing. Sementara Israel mendapat dukungan penuh dari negara-negara Barat, dunia Islam justru terpecah dan tunduk pada kepentingan geopolitik global. Karena itu, kembalinya kepemimpinan Islam yang kuat menjadi satu-satunya jalan untuk membebaskan Palestina.
Kepemimpinan Islam sebagai Perisai Umat
Dalam sejarah, Islam telah membuktikan ketegasannya terhadap pihak yang mengkhianati umat. Pada masa Rasulullah SAW, kaum Yahudi yang berkhianat diusir dari Madinah.
Bani Qainuqa diusir setelah mereka melecehkan seorang Muslimah dan membunuh Muslim yang membelanya.
Bani Quraizhah dihukum karena bersekongkol dengan Quraisy dalam Perang Ahzab untuk membunuh Rasulullah SAW.
Demikian pula, pada masa Khilafah Utsmaniyah, Khalifah Sultan Abdul Hamid II menolak tawaran Yahudi untuk membeli tanah Palestina meski dijanjikan pelunasan utang negara. Hal ini menunjukkan bahwa kepemimpinan Islam sejati akan menjaga kehormatan dan tanah umat.
Palestina membutuhkan perlindungan sejati yang hanya dapat diberikan oleh kepemimpinan Islam. Dengan sistem Islam, umat akan memiliki perisai yang melindungi harta, darah, dan kehormatan mereka.
Selain itu, umat Islam di seluruh dunia, termasuk di Indonesia, harus menyadari pentingnya perjuangan ini. Membangun kesadaran, berdakwah, dan mendorong persatuan umat Islam adalah langkah penting menuju kebangkitan Islam yang akan membawa keadilan bagi Palestina dan seluruh dunia. Wallahu a’lam bish-shawab.[]
Comment