Kriminalitas Generasi Muda dan Peran Negara

Opini3 Views

 

 

Penulis: Novita Mayasari, S.Si | Pemerhati Generasi

 

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA– Generasi hebat nan mulia tentu tidak bisa terwujud tanpa sistem yang mendukungnya, mulai dari keluarga, masyarakat, lingkungan dan bahkan negara mempunyai peran penting untuk mewujudkannya.

Namun sayang hari ini kita dihadapkan pada kondisi generasi muda yang sangat memprihatinkan. Betapa tidak, pemuda hari ini seolah terbiasa ketika melakukan berbagai macam kriminalitas, seperti tawuran, geng motor yang meresahkan masyarakat hingga pembunuhan.

Mirisnya kriminalitas yang dilakukan para pemuda ini nyatanya tidak cukup sekali, mereka melakukannya berulang-ulang kali dan tentunya makin mengerikan.

Begitu murahnya nyawa seseorang melayang pada hari ini dan anehnya kejadian ini selalu berulang. Walaupun langkah-langkah pencegahan dari pemerintah setempat telah dilakukan seperti menggelar Focus Group Discussion yang diikuti oleh TNI, Polri, Pemkot dan RT hingga RW, patroli bahkan melakukan kerjasama untuk meningkatkan siskamling dengan pihak keluarga, lingkungan pendidikan, lembaga ketahanan dan kelurahan namun tidak membuahkan hasil yang signifikan bahkan kasus tawuran makin meningkat.

Potret Buram Pemuda akibat Penerapan Sitem Sekuler Kapitalis

Meningkatnya kasus kriminalitas di kalangan pemuda pada hari ini tentu tidak terjadi dengan sendirinya, walaupun berbagi macam pecegahan telah dilakukan oleh pihak pemerintah nyatanya tidak berarti apa-apa.

Tentu ada berbagai faktor pemicu yang menyebabkan berulangnya tindak kriminalitas ini di kalangan pemuda. Adapun faktor-faktor tersebut yaitu hilangnya jadi diri pemuda, pengontrolan diri yang lemah, orang tua yang sibuk, sistem pendidikan yang serba bebas, lingkungan yang rusak, media yang makin liberal (bebas) dan lain sebagainya.

Faktor-faktor di atas dapat tumbuh subur dikarenakan ekses penerapan sistem sekuler kapitalistik. Sistem inilah yang membuat manusia hilang rasa kemanusiaan, perasaan dan kendalinya sehingga menganggap bahwa membunuh nyawa seseorang adalah perbuatan sepele bahkan disebut keren.

Pemuda pun akhirnya terbiasa menyelesaikan berbagai macam permasalahan dengan kekerasan, dan mirisnya masyarakat terkesan tak peduli terkait kejadian-kejadian yang ada di sekitarnya. Karena sistem sekuler kapitalis inilah yang membuat masyarakat menjadi individualis alias mementingkan diri sendiri.

Di sisi lain sistem sekular -pemisahan agama dari kehidupan- dan kapitalisme juga yang mengakibatkan negara gagal  mencetak generasi yang hebat, mulia, tangguh dan berjiwa pemimpin. Alih-alih mencetak pemimpin peradaban di masa mendatang, negara hari ini tidak mampu mengatasi persoalan  dengan segala faktor yang membuat pemuda menjadi generasi rusak dan merusak.

Islam Mampu Mewujudkan Genernasi Cemerlang

Ketika sistem yang bukan berasal dari sang pencipta (sekularisme, liberalisme dan kapitalisme) tidak mampu menjadi solusi kriminalitas yang terus berulang di kalangan pemuda, maka sudah saatnya beralih kepada sistem buatan sang pencipta yaitu Islam.

Tentu saja islam bukan hanya sekadar agama namun lebih dari itu, islam merupakan ideologi (pandangan hidup) yang mampu memancarkan aturan-aturan sebagai pemecah dari berbagai persoalan hidup.

Islam memiliki sistem pendidikan dan mampu melahirkan kepribadian dengan menstandarkan segala perbuatan berasaskan halal dan haram. Semua ini dapat terjadi karena dalam pendidikan islam, akidah menjadi pondasi sehingga semua mata pelajaran yang dipelajari selalu berlandaskan akidah itu sendiri.

Dengan begitu insya Allah pemuda menjadi pribadi yang taat terhadap syariat dan mampu menjaga diri dari segala macam kemaksiatan serta kriminal.

Di rumah pun, islam mampu mengembalikan peran orang tua yang selama ini sibuk bekerja bahkan tak acuh dalam mendidik anak menjadi orang tua yang paham akan kewajibannya mendidik anak.

Semua ini terjadi karena para orang tua diberi pemahaman oleh negara sehingga mereka menjalankan perannya dengan senang hati dan dalam rangka ketaatannya kepada Allah SWT.

Di samping itu masyarakat di dalam islam gemar melakukan amar ma’ruf nahi munkar, mereka tidak segan menasihati pemuda karena mereka tahu bahwa pemuda adalah aset masa depan  bangsa yang harus diselamatkan.

Adapun terkait berulangnya kriminalitas yang terjadi di kalangan pemuda, tentu islam memiliki sitem sanksi yang tegas. Dengan begitu para pemuda akan berpikir ribuan kali jika hendak melalukan tindak kriminal karena di islam menerapkan sistem sanksi yang tentunya memberi efek jera kepada para pelaku kriminal.

Apabila pemuda yang melakukan kejahatan tersebut telah baligh maka ia akan dihukum sebagaimana orang dewasa. Tidak seperti hari ini, ketika usia berada di bawah 18 tahun ia terkategori anak-anak dan akhirnya  lolos dari hukuman.

Maka di dalam islam apabila seorang pemuda berusia di bawah 18 tahun namun ia telah baligh dan ia telah melakukan pembunuhan terhadap orang lain, maka berlaku baginya hukum qisas. Sebagaimana firman Allah SWT yaitu:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِصَاصُ فِى الْقَتْلٰى ۗ

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu (melaksanakan) qisas berkenaan dengan orang yang dibunuh”. (QS. Al-Baqarah: 178)

Negara di dalam islam memiliki andil dan peran yang sangat besar. Dalam islam penguasa adalah ra’in atau pengurus rakyat, sebagaimana Rasulullah ﷺ bersabda,

Imam adalah pengurus/pelayan terhadap urusan rakyatnya”. (HR. Bukhori)

Dengan pahamnya negara sebagai pengurus rakyat, maka negara pun akan memberikan perhatian yang penuh kepada generasi mudanya dan mengarahkan keluarga serta masyarakat untuk turut mendukung tumbuh kembang generasi muda, sehingga ke depan akan mampu memunculkan generasi tangguh, berakhlak mulia serta sebagai pemimpin peradaban. Wallahu’alam bishowwab.[]

Comment