RADARINDONESIANEWS.COM, GUNUNGSITOLI – Isu pemindahan mesin Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) berkapasitas 25 MW yang saat ini berada di Kecamatan Idanoi, Kota Gunungsitoli, Sumatera Utara ke Sulawesi menjadi perbincangan hangat di tengah masyarakat Kepulauan Nias.
Karena isu ini, tak sedikit masyarakat Kepulauan Nias protes. Pasalnya pemindahan mesin PLTG ini dinilai oleh sejumlah pihak akan menggangu kebutuhan tenaga listrik yang berdampak pada pembangunan daerah hingga pertumbuhan ekonomi masyarakat.
Menyikapi hal tersebut, Koordinator Wilayah Jaringan Pendamping Kebijakan Pembangunan (Korwil JPKP) Kepulauan Nias, Imansius Telaumbanua berpendapat pemindahan mesin PLTG ini tidak akan menggangu kebutuhan listrik di Kepulauan Nias.
“Kita punya dua jenis pembangkit listrik, ada Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) di Moawo dan Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) di Idanoi. Nah, PLTG ini sebagai Unit Layanan Transmisi GI yang suplai listrik di seluruh Kepulauan Nias melalui GI di Idanoi dan GI di Teluk Dalam,” jelasnya, Rabu (31/7/2024).
Dengan pembangkit listrik saat ini, kata Imansius, Kepulauan Nias surplus dengan total daya sebesar 75 MW.
“Bila beban puncak berada di jam 19.00 wib ke 22.00 wib, PLN UP3 Nias layani kita dengan kemampuan daya 37 MW, sementara stok daya ada 75 MW. Artinya kita masih surplus 38 MW, ditambah lagi dengan pembangkit listrik baru yang sedang dibangun di Nias Selatan dengan daya 10 MW, bisa jadi nambah kekuatan daya 38 MW plus 10 MW menjadi 48 MW. Seandainya dipindahkan mesin PLTG 25 MW, kita masih surplus,” kata Imansius merincikan.
“Kondisi seperti ini perlu kita ketahui bersama, surplus sebesar ini bukan hal yang mengembirakan. PLN punya beban melakukan pembayaran sekalipun tidak terpakai, ini wajib dibayarkan oleh PLN kepada penyedia atau vendor,” sambungnya.
Keyakinan Korwil JPKP Kepulauan Nias yang kerap bersuara lantang menyerukan Nias Terang itu akan terpenuhinya kebutuhan daya listrik semakin diperkuat dengan adanya pembangunan pembangkit listrik baru di Nias Selatan dengan daya 10 MW yang diperkirakan dapat beroperasi dalam waktu dekat ini.
“Listrik kita baik-baik saja sekalipun mesin 25 MW dipindahkan atau tidak beroperasi lagi. Padam selama inikan karna gangguan eksternal, justru yang kita dorong saat ini agar PLN menebang setiap tanaman yang mengganggu jaringan listrik kita, termasuk mengedukasi masyarakat agar mengizinkan tanamannya ditebang,” tutur Imansius.
Sementara itu Manager PLN UP3 Nias, Revi Aldrian saat dikonfirmasi awak media ini terkait rencana pemindahan mesin PLTG berkapasitas 25 MW mengatakan bahwa sampai saat ini pihaknya belum dapat memberikan keterangan lebih lanjut.[]
Comment