Kondisi Makin Menghimpit, Kapitalisme Bukan Solusi Palestina  

Opini22 Views

 

 

Penulis: Ihta Tiana S. Pi | Pendidik dan Aktivis Muslimah

 

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA– Hingga hari ini penjajahan dan genosida terhadap Palestina oleh zionis yahudi Israel tidak kunjung mereda. Anak-anak Gaza yang tinggal di dalam tenda pengungsian hidup menderita dalam keterbatasan. Mereka harus menghadapi ancaman hawa dingin dan keterbatasan pasokan makanan.

Tenda-tenda yang dibangun seadanya tidak melindungi mereka sepenuhnya dari hawa dingin. Agresi Israel ke Palestina telah membuat 90 persen warga Gaza mengungsi dan tinggal di kamp pengungsian (Republika 29/12/2024). Bahkan Setiap Jam, 1 Anak Tewas di Gaza Akibat Serangan Israel (BeritaSatu 25/12/2024).

Konflik terus berlangsung, anak-anak kehilangan masa kecilnya, mereka kehilangan keluarga, tempat tinggal, tempat bermain dan segala hal karena penjajahan biadab zionis Israel terhadap mereka.

Begitulah kondisi orang-orang Palestina khususnya wilayah Gaza yang digempur terus-menerus oleh Zionis Israel hingga saat ini. Mereka yang seharusnya dapat tersenyum melihat langit biru, dipatahkan oleh debu reruntuhan bangunan yang hancur akibat ledakan rudal.

Langit malam yang seharusnya penuh bintang-bintang, sekarang dipenuhi oleh rudal-rudal yang beterbangan siap menghantam mereka. Lantas apa solusi bagi permasalahan palestina?

Sejatinya penderitaan yang dialami saudara kita di Palestina tidak akan pernah berakhir selama sistem kapitalis sekuler menguasai dunia.

Para pemimpin dalam sistem ini hanya sibuk mengurusi hak pribadi mereka bukan memprioritaskan apa yang terjadi pada saudara mereka di Palestina. Inikah yang disebut pemimpin?

Kaum muslim tidak bisa berharap terus menerus kepada pemerintah dunia apalagi pada sistem kapitalis sekuler ini.
Dalam Islam pemimpin/khalifah itu sebagai junnah (perisai). Sebagaimana dalam hadits rasulullah,”Sesungguhnya imam/khalifah itu (laksana) perisai. Dia akan dijadikan perisai yang orang akan berperang di belakangnya, dan digunakan sebagai tameng.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Rasulullah sallallahu alaihi wasalam juga bersabda, “Setiap kalian adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Seorang imam adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawabannya.” (HR. Bukhari: 2278).

Jika saja para pemimpin di negeri-negeri muslim sadar bahwa kekuasaan yang mereka miliki adalah amanah berat yang kelak akan dimintai pertanggung-jawaban di akhirat, niscaya mereka akan menggunakan kekuasaan yang ada di tangan mereka untuk menghentikan aksi kaum kuffar, termasuk Zionis Yahudi di Palestina.

Wahai umat muslim! Gaza membutuhkan pertolongan kita. Palestina saat ini butuh jihad! “Hai orang-orang yang beriman, apakah sebabnya bila dikatakan kepadamu: “Berangkatlah (untuk berperang) pada jalan Allah” kamu merasa berat dan ingin tinggal di tempatmu? Apakah kamu puas dengan kehidupan di dunia sebagai ganti kehidupan di akhirat? Padahal kenikmatan hidup di dunia ini (dibandingkan dengan kehidupan) diakhirat hanyalah sedikit. Jika kamu tidak berangkat untuk berperang, niscaya Allah menyiksa kamu dengan siksa yang pedih dan digantinya (kamu) dengan kaum yang lain, dan kamu tidak akan dapat memberi kemudharatan kepada-Nya sedikitpun. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu” (TQS at-Tawbah [9]: 39).

Persoalan Palestina adalah persoalan politik, akibat umat Islam tidak memiliki pelindung (junnah), sehingga tidak mampu menunaikan kewajiban jihad untuk mengusir penjajah Israel dan sekutunya.

Umat harus sadar bahwa hanya sistem Islam yang mampu membebaskan segala penderitaan dan kezaliman yang ada saat ini. Khalifah tidak akan membiarkan musuh-musuh Islam mengancam kaum muslim, baik ancaman itu berupa fisik maupun berupa pemikiran.

Wahai umat muslim, sadarlah! di hadapan kita ada potensi agenda peradaban yang besar. Kita ada di hadapan dua pilihan takdir, menjadi pembebas Al Aqsha atau jadi yang memperlambat pembebasannya.
Wallahu’alam bissawab.[]

Comment