Bagian dinding yang retak sangat berbahaya bagi keselamatan siswa.[Danny/radarindonesianews.com] |
RADARINDONESIANEWS.COM, BELTIM – Kondisi bangunan SD Negeri 21 Kecamatan Gantung sangat memprihatinkan. Beberapa gedung kelas tampak retak, bahkan salah satu beton atas toilet ada yang harus ditopang dengan balok kayu, karena dikhawatirkan akan roboh menimpa siswa.
Kondisi SD yang berada di Dusun Danau Merate Desa Selinsing ini layaknya SD Laskar Pelangi. Kepala SD N 21, Rusdin A Thamdjid mengungkapkan dalam tiga tahun terakhir ini sudah berupaya mengusahakan berbagai cara agar bangunannya dapat direhab. Termasuk mengirimkan laporan ke Dinas Pendidikan dan ke anggota DPRD Kabupaten Belitung Timur (Beltim).
“La kerap kami lapor, orang dari Dinas Pendidikan juga sudah pernah ninjau ke sini. Cuman sampai sekarang belum keliatan akan diperbaiki,” ungkap Rusdin kepada Tim Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL) Kabupaten Beltim, saat Kampanye Sanitasi Terpadu
Menurutnya kondisi tanah sekolah yang berpasir membuat konstruksi bangunan sekolah rentan kerusakan. Ditambah lagi kondisi keuangan sekolah yang sangat terbatas sehingga susah untuk melakukan perbaikan.
“Itu bahaya pak, makanya kami topang pakai kayu takut menimpa siswa. Itu pun kayunya udah pecah, tinggal tunggu waktu aja,” ujarnya.
Selain kondisi bangunan yang tidak layak, SD yang dibangun tahun 2008 ini memiliki ruangan yang terbatas. Ditambah akses jalan menuju ke SD masih berupa tanah merah sehingga saat hujan genangan airnya cukup dalam.
“Ini saja ruang guru, merangkap ruang kepala sekolah, UKS, dan dapur. Jalan luko itu pernah putus pas hujan lebat, terpaksalah kami yang perbaiki. Pas kemarau debunya sampai masuk ke ruang kelas dan guru,” kata Rusdin.
Untuk meminta dana dari Komite Sekolah, sangat tidak memungkinkan. Hampir seluruh siswa yang bersekolah di SD tersebut berasal dari keluarga penerima bantuan. Sedangkan untuk menggunakan dana Bantuan Operasioanal Sekolah (BOS) sudah habis untuk pembiayaan sekolah lainnya.
“Mau nyumbang untuk keluarga murid lain yang meninggal saja, banyak yang dak mampu. Apa lagi mau nyumbang buat bangun sekolah,” keluh Rusdin.
Ketua Komisi III DPRD Beltim yang membidangi Masalah Pendidikan, Ardian mengaku sudah mendengar permasalahan SDN 21. Ia menyatakan anggaran untuk perbaikan sekolah tersebut sudah dialokasi pada Dana Bantuan (DABA) Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tahun 2016.
“Untuk Kabupaten Beltim ada 37 paket kegiatan untuk perbaikan, setiap paket dialokasikan Rp 50 hingga Rp 146 juta. Tahun ini anggaran sudah kita plot, termasuk yang di SD 21 Gantung,” terang Ardian.
Menurut anggota DPRD asal Gantung tersebut, Dinas Pendidikanlah yang sekarang punya peranan untuk mengeksekusi pelaksanaan proyek rehab sarana infrastruktur sekolah. Namun dalam kurun waktu di akhir tahun anggaran ini, Ia skeptis kegiatan akan berjalan.
Kondisi SD yang berada di Dusun Danau Merate Desa Selinsing ini layaknya SD Laskar Pelangi. Kepala SD N 21, Rusdin A Thamdjid mengungkapkan dalam tiga tahun terakhir ini sudah berupaya mengusahakan berbagai cara agar bangunannya dapat direhab. Termasuk mengirimkan laporan ke Dinas Pendidikan dan ke anggota DPRD Kabupaten Belitung Timur (Beltim).
“La kerap kami lapor, orang dari Dinas Pendidikan juga sudah pernah ninjau ke sini. Cuman sampai sekarang belum keliatan akan diperbaiki,” ungkap Rusdin kepada Tim Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL) Kabupaten Beltim, saat Kampanye Sanitasi Terpadu
Menurutnya kondisi tanah sekolah yang berpasir membuat konstruksi bangunan sekolah rentan kerusakan. Ditambah lagi kondisi keuangan sekolah yang sangat terbatas sehingga susah untuk melakukan perbaikan.
“Itu bahaya pak, makanya kami topang pakai kayu takut menimpa siswa. Itu pun kayunya udah pecah, tinggal tunggu waktu aja,” ujarnya.
Selain kondisi bangunan yang tidak layak, SD yang dibangun tahun 2008 ini memiliki ruangan yang terbatas. Ditambah akses jalan menuju ke SD masih berupa tanah merah sehingga saat hujan genangan airnya cukup dalam.
“Ini saja ruang guru, merangkap ruang kepala sekolah, UKS, dan dapur. Jalan luko itu pernah putus pas hujan lebat, terpaksalah kami yang perbaiki. Pas kemarau debunya sampai masuk ke ruang kelas dan guru,” kata Rusdin.
Untuk meminta dana dari Komite Sekolah, sangat tidak memungkinkan. Hampir seluruh siswa yang bersekolah di SD tersebut berasal dari keluarga penerima bantuan. Sedangkan untuk menggunakan dana Bantuan Operasioanal Sekolah (BOS) sudah habis untuk pembiayaan sekolah lainnya.
“Mau nyumbang untuk keluarga murid lain yang meninggal saja, banyak yang dak mampu. Apa lagi mau nyumbang buat bangun sekolah,” keluh Rusdin.
Ketua Komisi III DPRD Beltim yang membidangi Masalah Pendidikan, Ardian mengaku sudah mendengar permasalahan SDN 21. Ia menyatakan anggaran untuk perbaikan sekolah tersebut sudah dialokasi pada Dana Bantuan (DABA) Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tahun 2016.
“Untuk Kabupaten Beltim ada 37 paket kegiatan untuk perbaikan, setiap paket dialokasikan Rp 50 hingga Rp 146 juta. Tahun ini anggaran sudah kita plot, termasuk yang di SD 21 Gantung,” terang Ardian.
Menurut anggota DPRD asal Gantung tersebut, Dinas Pendidikanlah yang sekarang punya peranan untuk mengeksekusi pelaksanaan proyek rehab sarana infrastruktur sekolah. Namun dalam kurun waktu di akhir tahun anggaran ini, Ia skeptis kegiatan akan berjalan.
“Eksekusi tinggal di Dinas Pendidikan. Pas PPK yang lama sudah diplotting untuk kegiatan rehab, dak tau yang sekarang. Cuman rasanya tidak akan terkejar lagi waktu pengerjaannya,” kata Ardian.[Danny]
Comment