Komunitas MiC Gelar Diskusi Bertema Muslimah Sejati Meraih Kemerdekaan Hakiki

Daerah, Yogyakarta778 Views

 

RADARINDONESIANEWS.COM, YOGYAKARTA — Muslimah in Circle menggelar kajian bertema Muslimah Sejati Meraih Kerdekaan Hakiki di Arumsari Bakery lantai dua, Berbah, Sleman, DIY, Rabu (17/8/2022).

Hadir dalam kesempatan tersebut Founder Kajian Sholihah, Sleman, DIY, Ustadzah Puspita Satyawati. Beliau membeberkan makna kemerdekaan hakiki, kemerdekaan sesungguhnya.

“Yaitu berlepasnya manusia dari menghamba kepada sesama manusia, menuju penghambaan kepada Allah saja,” tuturnya.

Ia menambahkan, makna ini selaras dengan tujuan manusia diciptakan. Allah SWT berfirman, “Dan tidaklah Allah ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah pada-Nya.” (QS. Adz Dzariyaat: 56).

Puspita mengaitkannya dengan kisah Khalifah Umar bin Khattab ra. saat mendakwahi Rustum (penguasa Persia) melalui sahabat Rib’iy bin Amaar yang berkata, “Kami (umat Islam) diutus Allah SWT untuk mengeluarkan manusia dari penghambaan sesama hamba untuk menghamba pada Allah semata.”

Ia menyampaikan, pada dasarnya Islam memandang manusia sebagai makhluk merdeka sejak hadir di muka bumi yang hanya diperkenankan menghamba pada Sang Pencipta.

“Beribadah adalah cara menghamba. Ibadah bisa bermakna sempit (ibadah ritual/mahdhah) seperti shalat, puasa, zakat, haji. Pun bermakna luas yaitu seluruh aktivitas yang niatnya ikhlas meraih ridha Allah dan caranya benar sesuai tuntunan Allah dan Rasulullah,” terangnya.

Dikaitkan dengan cakupan ajaran Islam, ia mengungkapkan bahwa setiap amal bisa bernilai ibadah sebagai bentuk penghambaan sempurna pada-Nya.

“Ajaran Islam mencakup hubungan manusia dengan Allah (akidah, ibadah), manusia dengan diri sendiri (makanan, minuman, pakaian, akhlak), serta manusia dengan manusia lain (ipoleksosbudhankam),” paparnya.

Mentor Sekolah Online Muslimah Bahagia ini mengingatkan, Allah telah menyediakan Islam berkarakter syamil dan kamil (sempurna dan menyeluruh), pun Allah memerintahkan untuk berislam kaffah sebagaimana firman-Nya dalam QS. Al Baqarah: 208.

“Tidak berislam kaffah berarti mengikuti langkah-langkah setan. Saat manusia mengambil aturan selain dari Allah, ia diperbudak oleh nafsu, dalam kendali setan. Jadilah ia tak merdeka,” tandasnya.

Diskusi dan kajian yang digelar oleh Komunitas MiC ITU dihadiri sekitar 50 peserta. [Ummu Zarkasya]

Berita Terkait

Baca Juga

Comment