Ketua MPR Dukung Kiprah Persis Tangkal Radikalisme

Berita398 Views
Ketua MPR RI, Zulkifli Hasan.[suroto/radarindonesianews.com]
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA – Ketua MPR RI Zulkifli Hasan mendukung kiprah dan upaya organisasi
Persatuan Islam (Persis) untuk menangkal dan menolak paham radikalisme,
seperti dalam jambore nasional santri dan mahasiswa yang bakal digelar
di Bandung, 25-28 Februari 2016.

“Sikap Persis yang menolak radikalisme didukung. Jambore yang
dilakukan itu tepat dan betul,” kata Zulkifli Hasan dalam rilis Humas
MPR RI yang diterima di Jakarta, Jumat.

Seperti diketahui, delegasi mahasiswa di bawah naungan Persis yang
didukung Ketua Himpunan Mahasiswa Persis Nizar Ahmad Saputra, melakukan
audiensi dengan Ketua MPR, 21 Januari.

Nizar mengatakan dalam kegiatan itu para santri dan mahasiswa akan mengatakan bahwa mereka menolak paham radikalisme.

“Kami tunjukkan bahwa pesantren menjadi penangkal radikalisme. Persis hadir untuk bangsa,” ujarnya

Sementara itu, Ketua MPR juga mengemukakan untuk mengurangi
perpecahan, agar ummat Islam memegang prinsip yang sangat sederhana
yakni percaya pada Allah dan melakukan amal sholeh dan jangan
menitikberatkan kepada perbedaan yang ada.

Zulkifli menyatakan, hal yang paling penting yang dilakukan ummat
Islam adalah meningkatkan sumber daya manusia dan mengejar atau merebut
sektor-sektor ekonomi.

Sebagaimana diberitakan, sebanyak lebih dari 95 persen masyarakat
Indonesia menolak keberadaan kelompok bersenjata ISIS di Indonesia,
berdasarkan hasil survei yang dilakukan lembaga survei Saiful Mujani
Research and Consulting (SMRC) pada Desember 2015.

Direktur Utama SMRC Djayadi Hanan di Jakarta, Jumat (22/1),
menyampaikan sebanyak 62 persen responden yang menjadi representatif
warga Indonesia mengetahui adanya ISIS.

Dari seluruh masyarakat yang memiliki pengetahuan tentang ISIS,
sebanyak 0,3 persen menyatakan ISIS boleh didirikan di Indonesia dan 0,8
persen menyatakan setuju dengan apa yang diperjuangkan oleh ISIS.

Sedangkan hampir 90 persen responden tidak setuju dengan ideologi
serta yang diperjuangkan ISIS dan menganggap kelompok bersenjata
tersebut sebagai ancaman bagi Negara Kedaulatan Republik Indonesia.

“Ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia pada umumnya menyadari
keberadaan ISIS namun pada saat yang sama tidak setuju dengan apa yang
diperjuangkan ISIS, menganggap ISIS sebagai ancaman dan menolak
kehadiran ISIS di Indonesia,” kata Djayadi.[ant]

Comment