Oleh: Dinar Khair, Novelis
__________
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA — Isu kesehatan mental di Indonesia merupakan isu yang hangat untuk dibahas. Remaja kita saat ini konon kabarnya sangat rentan terkena penyakit mental. Mulai dari bipolar sampai kepribadian ganda hingga penyakit-penyakit mental lain yang banyak jenisnya.
Dilansir dari theconversation.com, sebelum pandemi COVID-19, angka kasus gangguan kesehatan mental telah menunjukkan peningkatan di level global maupun Indonesia. Pandemi menjadikan masalah kesehatan jiwa makin kompleks.
Gangguan kesehatan mental merupakan masalah yang kompleks dan bisa bermacam-macam bentuknya, seperti dijelaskan dalam klasifikasi penyakit internasional Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Dalam definisi itu, gangguan kesehatan mental mencakup banyak bentuk, termasuk depresi, kecemasan, bipolar, gangguan makan, dan skizofrenia.
Bunuh diri, seperti kasus mahasiswa di Yogyakarta baru-baru ini, merupakan masalah besar gangguan kesehatan mental yang perlu menjadi perhatian dan dicegah oleh banyak pihak. Secara global, bunuh diri adalah penyebab kematian keempat di antara orang berusia 15-29 tahun.
Betapa pelik dan mengerikannya dampak dari penyakit mental yang tak segera dibenahi ini. Semakin banyak pemuda kita yang terkena penyakit mental, semakin habislah generasi muda kita ke depan.
Seharusnya Pemuda Muslim itu Tangguh
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, Rasulullah ﷺ bersabda,
الْمُؤْمِنُ الْقَوِىُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنَ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيفِ وَفِى كُلٍّ خَيْرٌ احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلاَ تَعْجِزْ وَإِنْ أَصَابَكَ شَيْءٌ فَلاَ تَقُلْ لَوْ أَنِّى فَعَلْتُ كَانَ كَذَا وَكَذَا. وَلَكِنْ قُلْ قَدَرُ اللَّهِ وَمَا شَاءَ فَعَلَ فَإِنَّ لَوْ تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ
“Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah. Namun, keduanya tetap memiliki kebaikan. Bersemangatlah atas hal-hal yang bermanfaat bagimu. Minta tolonglah pada Allah, jangan engkau lemah. Jika engkau tertimpa suatu musibah, maka janganlah engkau katakan:
‘Seandainya aku lakukan demikian dan demikian.’ Akan tetapi hendaklah kau katakan: ‘Ini sudah jadi takdir Allah. Setiap apa yang telah Dia kehendaki pasti terjadi.’ Karena perkataan law (seandainya) dapat membuka pintu setan.”([1])
Begitulah Allah dan Rasul-Nya memerintahkan kita untuk senantiasa menjadi pribadi yang kuat baik jiwa maupun raga. Islam dengan kesempurnaannya, sudah banyak membahas bagaimana sikap seorang muslim saat menghadapi ujian.
Ketika ditimpa hal yang menyenangkan harus senantiasa bersyukur dan ketika ditimpa musibah, harus senantiasa bersabar. Karena sesungguhnya ujian merupakan hal yang baik bila sikap kita terhadapnya baik pula.
Sejak diturunkannya Islam, kesehatan mental dan jiwa merupakan hal yang sejak awal diperhatikan. Sikap kita terhadap suatu permasalahan, menjadi hal fundamental yang penting untuk dijadikan sorotan.
Kesehatan Mental dan Masalah Sistemik
Banyaknya problem kesehatan mental ini tak lepas dari faktor penyebabnya. Permasalahan sistemik yang membuat orang-orang menjadi rentan untuk stres, harus diselesaikan secara sistemik pula.
Kerentanan mereka yang mengalami stres sangat berkaitan dengan kesejahteraan hidupnya. Banyaknya kebijakan yang membuat hidup masyarakat semakin terhimpit, sudah pasti mempengaruhi kesehatan mental orang-orang di dalamnya.
Dalam mendidik anak pun, orang tua perlu ketenangan batin agar dapat fokus memberikan arahan kepada anak-anaknya. Karena mendidik anak bukanlah perkara mudah. Namun fakta yang kita saksikan saat ini, tidak demikian. Orang tua teralihkan fokusnya untuk menjalani hari ke hari dengan penuh harap. Bisa jadi banyak di luar sana keluarga yang untuk makan sehari-hari saja mereka kebingungan. Jangankan membahas parenting, urusan perut saja mereka sudah kesusahan.
Isu kesehatan mental yang terjadi secara massif ini merupakan problem sistemik yang harus diselesaikan secara sistemik pula. Negara dalam hal ini sangat bertanggung jawab untuk menyejahterakan dan mengurangi beban masyarakat agar orang-orang di dalamnya menjadi manusia yang sehat jiwa dan raga.
Mahasempurna Allah yang telah menurunkan Islam dengan segala aturan yang berfungsi bagi seluruh sendi kehidupan. Islamlah yang dapat mengatur manusia dengan baik, bahkan menjadikan alam semesta ini penuh dengan rahmat. Maka kembali pada aturan Allah adalah pilihan terbaik bagi umat manusia agar aturan yang memanusiakan manusia kembali menguasai bumi. Maka kesejahteraan jiwa dan raga pun akan senantiasa ditemui. Wallahualam bishawab.[]
_____
Footnote:
Comment