Kesehatan Anak Adalah Tanggung Jawab Pemerintah

Opini372 Views

 

Oleh : Yenni Sarinah, S.Pd, Pegiat Literasi Islam Selatpanjang, Tim Media Komunitas Remaja Muslimah Meranti, Riau

__________

RADAR INDONESIA NEWS.COM, JAKARTA– – Kesehatan masyarakat adalah kebutuhan penting masyarakat yang menjadi salah satu tanggung jawab negara dalam memenuhinya.

Namun betapa pilu ketika melihat kasus diabetes melitus (DM) pada anak yang kian meninggi. Ini menjadi indikasi bahwa pemerintah kurang tanggap dalam hal menjamin pemenuhan kesehatan rakyat terutama anak. Hal ini tentu membuat miris.

Di Riau, sebagaimana ditulis laman detik.com (9/2/2023), dikabarkan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau (Kepri) selama awal tahun 2023 menemukan tiga kasus anak mengidap diabetes melitus. Kasus diabetes itu menyerang anak rentang usia 1-14 tahun.

Begitu pun dengan data nasional diabetes melitus di Indonesia pada 2023 mengungkap, total jumlah pasien DM anak dan remaja pada 2023 mencapai 1.645. Sebaran usia pasien DM anak dan remaja adalah 0-4 tahun 19%, 5-9 tahun 31%, 10-14 tahun 46%, dan di atas 14 tahun 3%. (investor.id, 05/02/2023).

Peningkatan jumlah penderita diabetes pada anak hingga 70 kali lipat disinyalir efek dari konsumsi makanan yang tidak aman dan tidak sehat. Hal ini terjadi menunjukkan bahwa pemerintah kurang serius mewujudkan keamanan pangan bagi rakyatnya.

Walaupun Kementerian Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) menekankan bahwa peningkatan status gizi anak usia sekolah dan remaja menjadi salah satu prioritas utama pada tahun 2023 ini. Namun, himbauan itu tidak mampu menekan kasus gizi buruk pada anak akibat himpitan ekonomi yang kian tragis dan dramatis.

Kasus peningkatan diabetes melitus pada anak ini juga menunjukkan rakyat belum memiliki pola makan sehat. Tingginya kemiskinan juga makin menambah besarnya kesalahan dalam pengaturan pola makan. Rakyat makan bukan lagi memikirkan gizi seimbang tetapi sebatas mengganjal perut untuk bertahan hidup.

Dilansir dari www.herminahospitals.com (26/01/2022), diabetes memang tidak dapat disembuhkan. Namun, anak dapat menjalani hidup yang normal seperti anak-anak lainnya bila kadar gula darah dapat terkontrol. Tapi apalah daya, sulitnya mendapatkan akses kesehatan terbaik menjadi penghalang pemenuhan hak anak.

Di sisi lain, terbatasnya modal karena kemiskinan membuat para pedagang menggunakan bahan yang murah – meski berbahaya – dalam berdagang. Keserakahan manusia juga mengakibatkan industri makanan abai terhadap syarat kesehatan demi mendapatkan keuntungan yang besar. Inilah efek buruk penerapan kapitalisme dengan jargonnya “modal sekecil-kecilnya demi untung sebesar-besarnya”, hingga tak lagi memanusiakan manusia.

Dilansir dari alodokter.com (31/12/2022), ada 4 jenis makanan penyebab utama diabetes, yaitu: 1) makanan tinggi karbohidrat rendah serat (seperti: Nasi putih, tepung terigu, pasta, roti, dan kentang goreng), 2)makanan tinggi lemak jenuh dan lemak trans (seperti: daging merah, daging olahan, mentega, selai kacang, krimer, keju, susu tinggi lemak, makanan cepat saji, keripik kentang, dan kue), 3) buah kering dan buah kalengan, dan 4) minuman ringan yang manis.

Islam Memanusiakan Manusia

Dalam Al-Qur’an terdapat dua kategori makanan, yaitu halal dan thayyib. Halal merupakan sesuatu yang diperbolehkan Islam sebagaimana menurut syara’. Sedangkan thayyib diartikan sebagai makanan yang sehat, proporsional (tidak berlebihan), aman dimakan dan tentu saja halal.

Islam menentukan makanan yang dikonsumsi harus halal dan thayyib. Dengan standar ini negara yang menjadikan sistem Islam sebagai solusi komprehensif – bagi permasalahan umat – memberikan jaminan perlindungan atas terpenuhinya kebutuhan makanan yang halal dan thayyib bagi rakyatnya.

Sistem Islam melalui bidang ekonomi akan menjamin setiap kepala keluarga memiliki pekerjaan dan penghasilan yang cukup untuk menafkahi keluarganya. Islam juga menjamin edukasi gizi seimbang pada para ibu untuk menunjang pemenuhan gizi anak-anak mereka secara layak dan berkala. Hal ini akan menekan intensitas anak mengakses jajanan yang tidak layak konsumsi karena tinggi gula dan tidak higienis.

Islam juga menjamin keamanan pangan yang beredar di masyarakat dengan standar halal, aman, higienis, ekonomis dan baik untuk kesehatan. Bukan membiarkan produsen mendistribusikan produknya sembarangan tanpa perizinan dan tanpa label halal dari pemerintah.

Islam memfasilitasi sarana kesehatan agar mudah terjangkau bagi masyarakat yang membutuhkan dengan biaya murah bahkan gratis. Tanpa perlu menunggu penyelesaian administrasi yang sengaja dibuat sulit dan lama bahkan merepotkan. Jikapun pelayanan itu cepat, rakyat dibebani pula pada biayanya yang lebih mahal.

Keuangan dalam Islam berasal dari Baitul mal yang diambil dari pengelolaan Sumber Daya Alam yang produktif, mencanangkan sistem zakat bagi yang mampu, dan mengambil kebijakan pajak ketika darurat saja. Sehingga keuangan negara tidak diintimidasi dan diintervensi oleh pihak manapun yang memiliki tujuan mengambil keuntungan sebesar-besarnya dari jeratan utang luar negeri.

Negara dengan sistem Islam merangkul rakyat untuk memiliki pola hidup sehat dengan slogan ‘makan sebelum lapar, berhenti sebelum kenyang’ dan cara ini terbukti ampuh menjaga pribadi muslim dari terkena penyakit diabetes melitus baik pada bayi, balita, anak-anak maupun dewasa.

Bahkan negara mengajak rakyat untuk mengamalkan puasa sunah Senin – Kamis, puasa ayyamul bidh (puasa pada tanggal 13,14 dan 15 bulan hijriah), hingga puasa daud (1 hari berpuasa 1 hari tidak, begitu seterusnya berselang-seling) untuk menjaga pola hidup sehat dengan asupan seimbang bagi rakyatnya, dan juga bisa dijadikan sebagai motivasi keimanan bagi rakyatnya untuk menjalankan sunnah Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam.

Negara menguatkan peran dengan menindak produsen yang curang saat memproduksi bahan pangan berbahaya dan menutup celah-celah berdirinya restoran junk food yang menawarkan makanan cepat saji yang toxic dan minuman softdrink yang mengancam kesehatan dalam jangka panjang.

Semua peranan baik ini tidak akan mungkin berjalan jika pemerintah masih terbuai dengan janji kapitalisme yang menjamin cepat makmur bagi segelintir orang di atas penderitaan rakyat banyak.

Sudah waktunya kita bersegera mencampakkan kapitalisme yang telah gagal memberi kesejahteraan rakyat dan menjadikan negeri ini tak ubahnya gudang sampah dan sapi perahan barat. Wallahu a’lam bish-shawab.[]

Comment