Penulis: Rantika Nur Assiva | Mahasiswi
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA– Dalam beberapa tahun terakhir, kajian mengenai perubahan iklim akibat kerusakan lingkungan menjadi sangat penting untuk ditindaklanjuti. Karena semakin hari semakin parah kerusakan lingkungan yang terjadi di negeri ini akibat ulah manusia yang tak bertanggungjawab dan mementingkan diri sendiri.
Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari menyebutkan sebanyak 1.862 bencana yang terjadi selama Januari-Juli 2023 disebabkan oleh faktor perbuatan manusia atau human made.
Abdul Muhari pada diskusi disaster briefing yang diikuti secara daring di Jakarta, sebagaimana ditulis antaranews.con, Senin (3/7/2023) mengatakan bahwa akar permasalahan bencana hidrometeorologi baik basah maupun kering itu akibat dari kerusakan lingkungan, dan bencana yang terjadi tidak lepas dari aktivitas manusia atau human made disaster.
Adapun jenis kejadian bencana alam paling banyak hingga Senin (3/7) tambahnya, yakni banjir sebanyak 671 kasus, cuaca ekstrem 619 kasus, tanah longsor 329 kasus, dan karhutla 194 kasus.
Lebih parah lagi, tverkait permasalahan kerusakan lingkungan ini adalah peralihan dari masa global warming menuju global boiling.
Hal ini sebagaimana dikatakan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres, saat konferensi pers terkait perubahan iklim di Kantor Pusat PBB, New York, 27 Juli 2023.
Dia menyatakan, memburuknya permasalahan perubahan iklim saat ini telah membuat berakhirnya era global warming dan membuat dunia memasuki masa global boiling.
Global boiling seperti ditulis mertani.co.id (10/11/2023) adalah kondisi di mana bumi sudah mengalami pemanasan secara ekstrem yang disebabkan oleh aktivitas manusia dan efek rumah kaca. Istilah global boiling memberikan gambaran dramatis terhadap ekskalasi masalah perubahan iklim.
Semua yang terjadi atau kerusakan lingkungan ini akibat ulah manusia yang serakah dan mementingkan diri sendiri. Mata hati dan telinga tertutup, tak mau mendengar para aktivis peduli bumi dan tak mau melihat keadaan masyarakat yang terkena dampak seperti kebanjiran, cuaca ekstrim, masalah kesehatan yang timbul, hewan yang kehilangan habitat, dan lain-lain.
Di sisi lain, terdapat kebijakan yang membuka gerbang bagi para pemodal dan yang berkuasa untuk bebas eksploitasi sumber daya alam terutama hutan dengan hanya satu jenis mekanisme perizinan yaitu berupa perizinan berusaha. Kemudahan pemberian perizinan tanpa pertimbangan aspek ekologis sangat riskan terhadap dampak lingkungan yang akan ditimbulkan kedepan.
Sudah banyak para aktivis peduli bumi berteriak menyuarakan agar masyarakat sadar untuk peduli dan cinta terhadap bumi yang kita tinggali. Namun, jika hanya sebagian masyarakat saja yang sadar dan sebagian yang lainnya tidak, bahkan mengeksploitasi sesuka hati serta demi kepentingan pribadi, maka tidak akan pernah terwujud bumi yang indah dan lestari. Itulah bukti jika kapitalisme yang diterapkan demi meraup untung sebanyak-banyaknya tanpa melihat dampak yang ditimbulkan.
Dalam Islam, sebagai rahmatan lil alamin, bukan hanya mengatur perihal ibadah tetapi seluruh lini kehidupan manusia, termasuk mengatur bagaimana seharusnya sikap manusia terhadap alam semesta.
Berikut tiga solusi untuk mengatasi kerusakan lingkungan menurut Islam yang termuat dalam Al-Qur’an, dikutip dari Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir :
1. Keimanan dan Ketakwaan. Bagi Islam, lingkungan adalah bagian tak terpisahkan dari keimanan manusia terhadap Tuhannya. Dengan kata lain, perilaku manusia terhadap lingkungannya adalah cerminan dari tingkat keimanannya kepada Tuhan. Sementara itu, ketakwaan adalah kesadaran bertanggung jawab yang memelihara manusia dari kecerobohan, ketidakadilan, dan keangkuhan.
2. Sadar Lingkungan. Manusia yang sadar lingkungan berarti juga sadar akan peran serta fungsi dirinya sebagai khalifah di Bumi. Kesadaran atas lingkungan ini termasuk ciri dan perbedaan manusia dengan makhluk hidup lainnya.
3. Pengelolaan yang Berkelanjutan. Pengelolaan lingkungan secara baik dan benar adalah salah satu tugas manusia di Bumi. Manusia diciptakan dengan akal pikiran, hati, dan perasaan serta kelengkapan fisik biologis agar dapat menjalankan fungsi dan tugasnya. Wallahu a’lam bishawab.[]
Comment