Oleh: Ainal Mardhiah, S.Kep, Perawat
__________
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA– Kasus kekerasan yang dilakukan oleh generasi muda terus meningkat dan jumlahnya semakin hari semakin banyak, bukannya berkurang malah semakin beragam. Motif yang melatar belakangi tindak kekerasan yang dilakukan oleh remaja mulai dari motif ekonomi hingga asmara sehingga tega berbuat diluar nalar dan perasaan. Beragam kasus yang terjadi pelakunya adalah para remaja dan bahkan ada yang berstatus sebagai pelajar.
Kasus baru ini yang terjadi di Yogyakarta, pembunuhan yang diikuti mutilasi terhadap seorang perempuan di Kaliurang, yang merupakan kasus ketiga dalam beberapa bulan terakhir.
Sebelumnya, beberapa hari lalu, polisi juga menangkap pelaku pembunuhan yang memutilasi korban menjadi empat bagian di sebuah apartemen di Tangerang, Banten, lalu dibuang di beberapa lokasi berbeda.
Di penghujung tahun lalu, polisi juga mengungkap pembunuhan yang diikuti mutilasi di apartemen Taman Rasuna, Jakarta. Motif dari ketiga mutilasi tersebut beragam, mulai dari masalah ekonomi hingga hubungan asmara (BBC News Indonesia, 23/03/2023).
Polisi menangkap tiga ABG diduga pelaku yang membacok siswa SMP berinisial ARSS (14) hingga tewas di Sukabumi, Jawa Barat. Tiga anak berhadapan dengan hukum itu ialah DA (14), RA alias N (14), dan AAB alias U (14) (Detiknews, 24/032023). Dilansir detik Jabar, Jumat (24/3/2023), peristiwa pembacokan ini geger karena korban merupakan target kedua kali dan pembacokannya ditayangkan secara langsung via Instagram.
Ada Apa Dengan Generasi Muda Kita Hari Ini?
Berbagai fakta kasus yang terjadi diatas sungguh sangat memprihatinkan, beginilah kondisi generasi kita pada hari ini, sifat-sifat kemanusiaannya tercerabut akibat penerapan sistem kapitalisme sekularisme. Sistem ini menjadikan keimanan dan ketaatan generasi kita menjadi lemah sehingga akal dan perasaan tidak lagi dituntun dengan Islam tetapi dengan hawa nafsu. Potensi besar yang ada pada pemuda hari ini hanya diarahkan untuk menjadi sosok yang menjadi budak dunia dan mengabaikan akhirat.
Generasi yang seharusnya tampil sebagai pionir pembangun peradaban cemerlang hari ini telah menjadi generasi yang lebih dekat dengan aksi kekerasan, kriminal, tawuran, pembunuhan dan kekerasan lainnya yang semakin beragam dan sadis yang bertindak diluar nalar dan perasaan.
Penerapan sistem ekonomi kapitalistik juga menjadi salah satu faktor pemicu terjadinya tindakan kekerasan pada remaja yang membuat kehidupan generasi hari ini jauh dari kata sejahtera, sehingga memunculkan berbagai masalah sosial lainnya, begitu pun dengan sistem pendidikan yang meminimalkan peran agama sehingga tidak bisa membentuk generasi yang memiliki kepribadian Islam.
Hal ini juga diperparah dengan kondisi masyarakat yang semakin tidak peduli dengan kondisi generasi yang rusak, dan abainya negara dalam perannya sebagai penjaga generasi. Para elite hari ini sibuk dengan syahwat akan kekuasaan tanpa memperdulikan masalah generasi yang semakin rusak.
Solusi Islam Terhadap Persoalan Generasi Muda
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللَّهُ فِى ظِلِّهِ يَوْمَ لاَ ظِلَّ إِلاَّ ظِلُّهُ … وَشَابٌّ نَشَأَ فِى عِبَادَةِ رَبِّهِ
“Ada tujuh golongan manusia yang akan dinaungi oleh Allah dalam naungan (Arsy-Nya) pada hari yang tidak ada naungan (sama sekali) kecuali naungan-Nya: …Dan seorang pemuda yang tumbuh dalam ibadah (ketaatan) kepada Allah … “
Islam memberikan perhatian besar terhadap pemuda. Islam memerintahkan pemuda untuk selalu taat kepada Allah dan Rasul-Nya serta mencintai Allah dan Rasul-Nya. Pemuda yang ber-syakhshiyah Islam dan menjadikan Islam sebagai standar (tolak ukur) dalam bertingkah laku bukan hawa nafsu.
Peradaban Islam telah melahirkan sosok-sosok pemuda yang hebat. Sehingga kita mengenal seperti Ali bin Abi Thalib, Mush’ab bin Umair, Usamah bin Zaid, Muhammad Al-Fatih, dan sebagainya.
Dalam usia yang masih belia, karena cintanya kepada Nabi, Ali bin Abi Thalib berani menggantikan posisi Nabi yang akan dibunuh oleh orang-orang Quraisy. Mush’ab bin Umair rela meninggalkan kemewahan duniawi demi cintanya kepada Allah dan Rasul-Nya, bahkan Mush’ab adalah duta dakwah pertama yang dikirim ke Madinah.
Sistem Islam telah terbukti mampu melahirkan generasi pembangun peradaban cemerlang yang tegak selama belasan abad dan diakui ketinggiannya oleh para sejarawan dari masa ke masa. Potensi besar pemuda akan terjaga sehingga mereka bisa memberi sumbangan besar bagi peradaban Islam. Islam menetapkan keluarga adalah sekolah pertama bagi bagi anak.
Orang tua diwajibkan untuk mendidik anak dan pola asuh sesuai dengan Islam dengan menjadikan akidah Islam sebagai asas dalam mendidik anak sehingga akan terbentuk kepribadian Islam pada anak. Islam juga mewajibkan adanya aktivitas dakwah (amar makruf nahi mungkar) ditengah-tengah umat. Budaya saling menasihati sehingga akan mencegah individu berbuat kerusakan. Dengan begitu, fungsi masyarakat sebagai kontrol sosial dapat berjalan dengan baik hingga mampu tampil sebagai masyarakat yang sejahtera dan penuh berkah.
Di samping itu, peran negara untuk menerapkan sistem Islam kafah di segala aspek kehidupan sangat penting. Negara harus menjalankan perannya sebagai pelindung generasi. Salah satunya dengan menyelenggarakan sistem pendidikan berbasis akidah Islam untuk membentuk generasi berkepribadian Islam untuk mengembalikan jati diri generasi sebagai muslim sejati. Negara juga berkewajiban memenuhi kebutuhan pokok rakyat sehingga masyarakat terhindar dari berbagai kejahatan dan menghilangkan segala hal yang merusak keimanan dan ketaatan setiap muslim.
Untuk mencegah terjadinya tindakan kekerasan yang dilakukan oleh remaja, negara menegakkan sanksi Islam sebagai penindakan atas setiap pelanggaran syariat Islam. Sedangkan untuk mencegah terjadinya mutilasi, negara harus memberikan sanksi tegas dengan hukuman kisas sehingga menjadi efek jera dan dapat mencegah orang lain untuk melakukan tindakan yang serupa.
Hal ini hanya akan bisa berjalan dan berfungsi secara optimal dan berkesinambungan ketika aturan Islam diterapkan secara menyeluruh. Karena hanya dengan sistem ini generasi akan terjaga dari setiap tindakan kejahatan dan kemungkaran.
Sistem Islam telah melahirkan generasi unggul cemerlang, tidak hanya dalam ilmu saintek, juga sukses menjadi ulama faqih fiddin. Sehingga berbagai kasus kekerasan yang dilakukan oleh generasi muda dapat dicegah dan tidak akan terjadi karena potensi yang mereka akan diarahkan sesuai dengan hukum Islam. Standar dalam berperilaku tidak akan mengikuti hawa nafsu tetapi sesuai dengan standar yang telah Allah tetapkan.
Oleh karena itu, sudah saatnya sistem kufur ini kita campakkan dan kembali ke dalam Islam.[]
Comment