Kenakalan Remaja Tak Pernah Usai, Islam Solusi Hakiki

Opini317 Views

 

 

Penulis: Mamay Ummu Inas | Ummu Warobatul Bait

 

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA– Akhir-akhir ini kenakalan remaja di Bekasi sangat meresahkan masyarakat. Contoh kasus adalah berhasil diringkusnya 12 orang remaja oleh aparat di wilayah Bekasi Timur, Kota Bekasi. Para remaja tersebut diduga hendak melakukan tawuran.

Kasie Humas Polres Metro Bekasi Kota Kompol Erna Ruswing Andari menjelaskan, bahwa belasan remaja tersebut diringkus pada Sabtu (12/8/2023) dini hari. Saat itu polisi yang tengah melakukan patroli rutin melihat beberapa remaja berkumpul.

“Tim Patroli Perintis mendapat laporan dari masyarakat terkait adanya sekelompok remaja yang membawa senjata tajam dan berkumpul,” ungkap Erna seperti ditulis Okezone.com, Sabtu (12/8/ 2023).

Bukan hanya di Bekasi, berbagai daerah (terutama di kota-kota besar) juga terjadi kenakalan remaja seperti geng motor, tawuran, narkoba dan masih banyak lagi kelakuan minus mereka yang dengan mudah ditemui hampir tiap hari, saat ini.

Banyak faktor yang menimbulkan kenakalan remaja itu terjadi, antara lain faktor ekonomi, mencari jati diri, bahkan ada yang cuma sekedar ikut-ikutan.

Miris memang apa yang terjadi di kalangan remaja saat ini – begitu banyak kekerasan yang terjadi sehingga mengakibatkan banyak korban terluka sampai kehilangan nyawa.

Data dari Badan Narkotika Nasional melalui laporan Indonesia Drug Report 2022, pemakai narkoba dikelompokkan dalam 3 batas usia, yaitu kelompok usia 15-24 tahun, kelompok usia 25-49 tahun dan kelompok usia 50-64 tahun.

Meski kelompok usia. 25-49 tahun adalah yang paling banyak mengonsumsi narkoba pada tahun 2021 tetapi BNN juga mencatat ada peningkatan keterpaparan narkoba pada kelompok usia 15-24 tahun (kaum muda) pada 2021 ini dibanding tahun 2019.

Hal ini seperti ditulis katadata.co.id (4/5/2023) tentu saja memicu kekhawatiran semakin meningkatnya keterpaparan para pemuda terhadap narkoba di tahun-tahun mendatang.

Tidak sampai di situ saja, pergaulan bebas remaja semakin hari juga semakin mengkhawatirkan, yaitu dengan tidak ada batasan pergaulan antara laki laki dan perempuan. Alhasil banyak sekali kalangan remaja SMP dan SMA melakukan pacaran.  Tidak sedikit dari mereka melakukan seks bebas sebelum menikah dan berujung pada kehamilan di luar nikah.  Akhirnya banyak dari mereka yang masih berpakaian seragam ini, memilih melakukan tindakan aborsi atau pengguguran bayi yang tak berdosa.

Sebagai contoh kasus adalah  yang terjadi baru-baru ini,  ditemukannya praktek aborsi ilegal di wilayah Tambun, Kabupaten Bekasi seperti diungkap viva.co.id Rabu (12 /7/2023).

Kerusakan pergaulan remaja dalam sistem kapitalis sekuler sebagaimans permasalahan yang diungkap di atas, tidaklah mengherankan. Dalam sistem rusak tersebut, remaja tanpa disadari digiring untuk melakukan hal-hal yang menjauhkan mereka dari agama dan dilenakan dengan kesenangan-kesenangan sesaat dan sesat.

Kapitalis juga mengimingi mereka meraup kebahagiaan dunia sebesar-besarnya di berbagai bidang termasuk dari bidang industri hiburan misalnya.
Sebut saja Barbie Sindrom yang sekarang sedang digandrungi para remaja putri –  bukan hanya membeli tiket bioskop tetapi mereks juga harus merogoh uang lebih dalam untuk bisa membeli aksesoris seperti idolanya tersebut.

Bagi kalangan remaja yang lahir dari keluarga menengah ke bawah, hal ini bisa memicu kenakalan remaja seperti pencurian atau terbelit pinjol (pinjaman online) dan bisa apa saja mereka lakukan untuk mendapatkan kesenangan sesaat.

Kapitalis sekuler telah berhasil membuat remaja yang seharusnya mempunyai semangat menuntut ilmu dengan kondisi malah sebaliknya – dijauhkan dari ilmu. Miris!

Rusaknya para remaja oleh sistem kapitalis ini menjadi bukti akan satu hal yang sangat penting untuk diwujudkan yaitu kembalinya Islam sebagai sistem kehidupan (way of life).

Islam memandang bahwa pemuda adalah aset berharga yang harus selalu dijaga karena mereka adalah penentu tegaknya asma Allah di masa depan.

Pemuda adalah agen perubahan peradaban di masa depan. Perubahan ke arah kebaikan tidak akan terjadi jika para pemuda tidak dilibatkan.

Pemuda muslim adalah salah satu yang diseru Allah sebagai khoiru ummah atau umat terbaik. Sebagaimana seruan Allah Subhanahu wa ta’ala dalam Al Qur’an surat Ali Imran ayat 110:

كُنۡتُمۡ خَيۡرَ اُمَّةٍ اُخۡرِجَتۡ لِلنَّاسِ تَاۡمُرُوۡنَ بِالۡمَعۡرُوۡفِ وَتَنۡهَوۡنَ عَنِ الۡمُنۡكَرِ وَتُؤۡمِنُوۡنَ بِاللّٰهِ‌ؕ وَلَوۡ اٰمَنَ اَهۡلُ الۡكِتٰبِ لَڪَانَ خَيۡرًا لَّهُمۡ‌ؕ مِنۡهُمُ الۡمُؤۡمِنُوۡنَ وَاَكۡثَرُهُمُ الۡفٰسِقُوۡنَ‏

“Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang munkar dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman, namun kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik”.

Peran orang tua sangat dibutuhkan ketika mereka tumbuh menjadi anak remaja yang sedang mencari jati diri. penting bagi orang tua memberikan pendampingan kepada anak agar ia tumbuh menjadi remaja yang shalih dan shalihah.

Mereka wajib diarahkan melakukan hal-hal positif seperti mengajak mereka untuk hadir ke  kajian-kajian remaja. Mereka wajib diberikan pemahaman bahwa mereka adalah Hamba Allah yang menciptakan mereka sekaligus menciptakan segala aturan hidup agar mereka selamat di dunia dan akhirat.

Perjuangan para orangtua ini juga wajib didukung penuh oleh masyarakat dan negara, di mana keduanya juga menjadi pelaksana tegaknya Islam secara kaffah, bahkan negaralah yang mempunyai peran paling penting untuk mengarahkan umat kepada kebenaran Islam. Seperti Sabda Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam:

“«الإِمَامُ رَاعٍ وَهُوَ مَسْؤُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ».

“Imam/Khalifah itu laksana penggembala, dan hanya dialah yang bertanggungjawab terhadap gembalaannya.” [Hr. Bukhari dan Muslim].

Comment