Kenaikan Harga Gas Elpiji Saat Idul Fitri, Benarkah Permainan Mafia Semata?

Opini118 Views

 

 

Penulis: Indha Tri Permatasari, S.Keb. Bd. | Aktifis Muslimah

 

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA – Harga gas elpiji 3 kg di Sragen mengalami lonjakan signifikan dalam beberapa minggu terakhir menjelang perayaan Idul Fitri 1445 H. Bahkan, harga gas elpiji warna hijau yang merupakan pilihan terjangkau bagi masyarakat miskin, mencapai level tertinggi mencapai Rp 25.000 hingga Rp 30.000 di 20 kecamatan di Sragen.

Lonjakan harga ini disebabkan oleh praktek kenaikan harga yang ugal-ugalan oleh para spekulan atau ‘mafia’ yang memanfaatkan momen meningkatnya permintaan menjelang Lebaran. Praktek tidak bermoral ini memberatkan masyarakat, terutama mereka yang sedang berjuang untuk menyambut Hari Raya di tengah kesulitan ekonomi.

Selain itu, aturan libur panjang Hari Raya juga memengaruhi ketersediaan pasokan gas elpiji. Pengiriman berhenti selama libur, menyebabkan pasokan yang belum terkirim sebelumnya baru tersedia setelah libur berakhir. Hal ini menimbulkan dilema bagi penjual dan pembeli, serta menimbulkan masalah distribusi.

Masalah kenaikan harga dan kelangkaan gas elpiji ini terjadi secara berulang namun mengapa pemerintah tidak mampu menyediakan gas elpiji dengan harga yang terjangkau bagi seluruh masyarakat? Terlihat bahwa pemerintah tampak kalah bersiasat dengan para mafia yang memanfaatkan kesempatan ini.

Mafia tidak hanya beroperasi di tingkat distribusi, tetapi juga ada di tingkat produksi. Dengan adanya kebijakan yang membolehkan pihak swasta atau asing untuk mengelola sektor sumber daya alam (SDA), para mafia dapat memanfaatkan situasi ini untuk memperoleh keuntungan.

Namun, masalah ini tidak muncul begitu saja. Ideologi kapitalisme telah menciptakan pribadi-pribadi yang egois, yang hanya memikirkan kepentingan pribadi atau golongan. Sekularisme juga telah menghilangkan aturan agama dalam kehidupan manusia, sehingga manusia cenderung menggunakan akalnya untuk kecurangan.

Dalam konteks ini, diperlukan perubahan paradigma dalam mengelola sumber daya alam dan memastikan kebutuhan dasar masyarakat terpenuhi. Kepentingan masyarakat harus ditempatkan di atas kepentingan pribadi atau golongan.

Regulasi yang ada juga perlu diperbaiki untuk memastikan bahwa kebutuhan akan gas elpiji menjadi hak setiap warga negara tanpa membedakan status sosial atau ekonomi. Negara harus memastikan bahwa layanan publik seperti ini tidak dieksploitasi oleh pihak yang hanya memikirkan keuntungan pribadi.

Dalam situasi ini, diperlukan tindakan tegas dari pemerintah untuk menekan praktek kenaikan harga yang tidak wajar dan memastikan ketersediaan gas elpiji dengan harga terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat.

Islam dapat dijadikan sebagai panduan dalam upaya penyelesaian masalah kelangkaan Elpiji. Dalam Islam, negara memiliki tanggung jawab besar untuk memastikan kebutuhan dasar setiap individu terpenuhi. Rasulullah saw. menyebutkan dalam hadisnya:

“Imam/Khalifah itu laksana penggembala dan hanya ialah yang bertanggung jawab terhadap gembalaannya.” (HR Bukhari dan Muslim).

Hal ini mendorong para pemimpin muslim untuk menjalankan amanah dengan berpedoman pada Al-Qur’an dan Sunah.

Dalam islam, negara diwajibkan untuk memastikan pemenuhan kebutuhan semua masyarakat, bukan hanya sebagian. Standar kesejahteraan dalam Islam adalah ketika kebutuhan setiap individu telah tercukupi, termasuk kebutuhan akan gas untuk keperluan rumah tangga.

Berikut adalah beberapa prinsip dalam Islam yang dapat diterapkan untuk memastikan pemenuhan kebutuhan gas elpiji dengan harga yang terjangkau:

1. Pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA):
Islam mengatur bahwa harta milik umum, termasuk padang rumput, air, dan api, harus dikelola secara bersama-sama oleh masyarakat. Negara memiliki hak untuk mengelola SDA, termasuk migas, dan melarang swastanisasi oleh pihak asing/swasta. Semua hasil dari SDA akan disimpan di baitulmal negara dan disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan. Dengan aturan ini, negara dapat mencegah praktik mafia.

2. Sistem Distribusi yang Adil:
Negara harus menjamin sistem distribusi gas elpiji sampai ke masyarakat dengan aman, jelas, mudah, dan efisien. Negara dapat memberikan gas secara gratis atau menjualnya dengan harga yang terjangkau. Penerapan prinsip Islam ini akan mendorong setiap orang untuk menjalankan kewajibannya dengan baik, karena mereka sadar bahwa akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat.

3. Penegakan Hukum yang Tegas:
Negara harus memiliki sistem sanksi yang tegas terhadap para pelaku mafia. Hukuman yang diberikan negara harus membuat para pelaku takut dan merasa menyesal. Selain itu, sistem sanksi dalam Islam akan memberikan efek jera kepada pelaku kecurangan, sehingga yang lain tidak akan berani mengikuti jejak mereka.

4. Harga yang Sama untuk Semua:
Dalam Islam, tidak ada diskriminasi dalam penetapan harga. Semua masyarakat akan mendapatkan gas elpiji dengan harga yang sama, tanpa membedakan status sosial atau ekonomi mereka. Hal ini mencegah adanya keuntungan yang tidak adil bagi satu golongan atas yang lain.

Dengan demikian, Islam memberikan panduan komprehensif dalam upaya penyelesaian masalah kelangkaan elpiji. Dalam islam, negara menjaga dan mengatur semua kebutuhan masyarakat berdasarkan prinsip-prinsip Islam. Setiap keputusan negara dilaksanakan dengan taat oleh masyarakat, didorong oleh rasa takwa, bukan materi.[]

Comment