Oleh : Neno Salsabilah*
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA — Innalillahi wa inna ilahi rajiun. Kabar duka datang dari ulama besar Tanah Air. Pendakwah Syekh Ali Jaber meninggal dunia pada Kamis ini (14/1/2021).
Syekh Ali Jaber meninggal setelah dinyatakan negatif COVID-19. Sebelumnya, dia sempat menjalani perawatan selama 17 hari di rumah sakit.
Setelah sebelumnya Ustadz Arifin Ilham yang meninggalkan kita terlebih dahulu, kini satu ulama lagi meninggalkan kita. Ilmu yang sering kita dengar dari beliau baik di media sosial ataupun televisi yang banyak kita dapatkan kini tak bisa kita dapatkan lagi. Hanya tinggal rekaman video ceramah beliau yang ada di youtube ataupun media sosial.
Kita tahu bahwa ulama adalah sosok yang Allah SWT muliakan. Sudah sepantasnya kaum Muslim juga memuliakan ulama. Melindungi dan menjaga mereka.
Sabda Nabi saw : “Sungguh ulama adalah pewaris para nabi. Sungguh para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham. Sungguh mereka hanya mewariskan ilmu. Siapa saja yang mengambil warisan tersebut ia telah mengambil bagian yang banyak (HR at-Tirmidzi, Ahmad, ad-Darimi, Abu Dawud dan Ibnu Majah)”.
Para ulama disebut oleh Rasulullah saw. sebagai pewaris para nabi. Di tengah umat ini, tak ada satu pun yang layak disebut pewaris para nabi melainkan para ulama.
Tidak lah samar bagi seluruh kaum muslimin akan kedudukan dan derajat yang tinggi dari para Ulama. Karena mereka berada di dalam kebaikan, mereka adalah seorang panglima yang diikuti langkahnya, diikuti perbuatannya, diambil pendapat dan persetujuan mereka.
Para Malaikat meletakkan sayap mereka sebagai bentuk keridhoan atas apa yang para Ulama lakukan, seluruh makhluk memintakan ampun kepada Allah untuknya. Ilmu yang dimiliki para Ulama telah menyampaikan pada kedudukan terbaik dan derajat muttaqin, yang dengannya tinggilah kedudukan dan derajat mereka.
Sebagaimana firman Allah Ta’ala,
“Allah meninggikan derajat orang-orang yang beriman dan berilmu di antara kalian beberapa derajat, dan Dialah yang Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Mujadilah:11)
Ulama adalah lentera yang menerangi para hamba, cahaya yang menyinari kegelapan sebuah negeri, pemimpin umat dan mata air hikmah. Mereka membuat setan marah dengan cara menghidupkan hati-hati para pencari kebenaran dan memadamkan hati-hati para pelaku penyimpangan.
Miris seperti fakta yang ada saat ini. Para ulama kita dihina, diperolok-olokan dan juga dipersekusi. Mereka difitnah hingga dijebloskan ke dalam penjara. Sedih melihat kondisi akhir zaman saat ini.
Oleh karenanya kita sebagai umat muslim berkewajiban menjaga para Ulama. Bukan malah menghina, menuduh dan mengkriminalkannya. Seperti penjelesan tentang kedudukan para ulama berdasarkan Al-Qur’an dan As-Sunnah sebagai berikut :
Pertama; Allah I bersaksi dengan Ulama karena ilmu dan keadilannya. Allah SWT berfirman :
“Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu).” (Qs. Ali Imrân [3] : 18)
Kedua; Derajat kemuliaan para ulama tidak sebanding dengan lainnya. Allah SWT berfirman :
“Katakanlah: “Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran”. (Qs. Az-Zumar [39]: 9)
Ketiga; Ulama adalah sosok mulia karena merupakan pewaris para nabi. Rasulullah saw. bersabda:
“Sesungguhnya ulama adalah pewaris para nabi. Para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham. Mereka mewariskan ilmu. Siapa saja yang mengambil ilmu berarti telah mengambil bagian yang banyak lagi sempurna.” (HR Abu Dawud).
Wafatnya Ulama Bermakna Diangkatnya Ilmu
Kesedihan yang benar sebab ditinggal wafat seorang ulama bukanlah kesedihan berdasar nafsu karena kehilangan fisiknya. Kesedihan ini sejatinya adalah karena kehilangan orang yang mentrasfer warisan kenabian kepada umat.
Mengenai hal ini, Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa aalihi sallam bersabda, sebagaimana diriwayatkan al-Imam al-Bukhari dan Muslim:
“Sesungguhnya Allah Ta’ala tidak menggangkat ilmu dengan sekali cabutan dari para hamba-Nya, akan tetapi Allah menanggkat ilmu dengan mewafatkan para ulama. Ketika tidak tersisa lagi seorang ulama pun, manusia merujuk kepada orang-orang bodoh. Mereka bertanya, maka mereka (orang-orang bodoh) itu berfatwa tanpa ilmu. mereka sesat dan menyesatkan.“
Sebagai pewaris nabi, kemuliaan para ulama adalah karena mereka menempuh jalan sebagaimana Rasulullah tak kenal lelah membacakan ayat-ayat-Nya dan menyebarluaskannya di tengah-tengah umat manusia. Karenanya kematian Ulama adalah duka semesta. Wallahualam.[]
*Penulis adalah anggota Revowriter Serang & Owner Hijab Wafa
____
Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat menyampaikan opini dan pendapat yang dituangkan dalam bentuk tulisan.
Setiap Opini yang ditulis oleh penulis menjadi tanggung jawab penulis dan Radar Indonesia News terbebas dari segala macam bentuk tuntutan.
Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan dalam opini ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawab terhadap tulisan opini tersebut.
Sebagai upaya menegakkan independensi dan Kode Etik Jurnalistik (KEJ), Redaksi Radar Indonesia News akan menayangkan hak jawab tersebut secara berimbang
Comment