Kehidupan Liberal Melahirkan Dekadensi Moral

Opini118 Views

 

Penulis: Rizka Adiatmadja | Praktisi Homeschooling

 

 

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA– Tak bisa dimungkiri dan disangkal jika kerusakan generasi hari ini akibat kehidupan liberal. Perilaku dangkal, perangai bebal, bahkan tak sedikit generasi yang bangga memilih jalan hidup berandal, inilah bukti nyata semakin meningkatnya dekadensi moral.

Dikutip dari Tribun Jatim.com (23/11/2023) terkait dengan ditemukannya salon kecantikan yang ternyata adalah tempat penyedia jasa aborsi ilegal. Dengan ditemukannya tulang belulang bayi oleh polisi, setelah membongkar septic tank membuktikan adanya praktik aborsi ilegal.

Maraknya aborsi menjadi daftar panjang catatan kerusakan generasi hari ini. Bukan hanya itu, kondisi ini menjadi indikasi kuat jika masyarakat pun memang rusak.

Kebebasan yang diusung selama ini telah membuka seluas-luasnya aktivitas seks bebas. Bahkan dispensasi nikah pun jumlahnya semakin signifikan, bukan karena memang remaja sudah siap masuk ke gerbang pernikahan dengan memahami hakikat rumah tangga adalah ibadah, tetapi karena telanjur sudah hamil di luar nikah.

Ada tiga aspek rusak yang menyebabkan dekadensi moral di kalangan remaja yang semakin menggila. Kerusakan pertama tentu fungsi keluarga yang semakin kerontang, peran ibu dan ayah kian hilang tergerus keadaan, bahkan permasalahan ekonomi menjadi titik utama terkurasnya fokus orang tua, anak menjadi terabai tanpa pendidikan yang benar sesuai pedoman agama.

Kerusakan kedua adalah kondisi masyarakat yang semakin individualistis, tidak peduli dengan kemungkaran yang terjadi di sekitar, selama itu bukan keluarganya yang dirugikan, mayoritas masyakarat menjadi abai. Konsep amar makruf nahi mungkar seakan-akan sudah ketinggalan zaman.

Kerusakan ketiga tentu terjadi di level negara, aturan di semua sektor terkait, pendidikan, sosial, dan budaya lebih mengedepankan nilai akademik dibanding value mendasar tentang moral dan akhlak yang di tengah masyarakat. Contohnya, pendidikan agama di sekolah dipelajari tidak lebih dari dua jam saja dalam sepekan.

Mungkinkah akan terbentuk ketakwaan di jiwa generasi seperti wacana dari tujuan pendidikan nasional? Bagaimana bisa generasi cerdas dan berperilaku agung jika yang dianut oleh kita adalah sistem kehidupan sekuler.

Sejatinya sekularisme membentuk manusia menjadi sangat jauh dari tuntunan agama bahkan ibadah hanya dihukumi kerdil sebagai ritual semata di ruang tertentu.

Solusi integral dekadensi moral generasi adalah dengan membangun sistem kehidupan Islam. Sistem Islam memandang bahwa dekadensi moral bukan hanya dipandang dari segi pendidikan semata, tetapi menyangkut sistem yang lain pula. Seperti sosial, budaya, ekonomi, dan banyak hal lain yang saling berkelindan. Sehingga butuh sinergisitas untuk membentuk generasi terbaik, beriman, bertakwa, dan berbudi pekerti agung.

Islam sudah membuktikan bisa menciptakan generasi gemilang yang memiliki pemikiran cemerlang. Akankah sejarah itu terulang? Niscaya akan terjadi, semua kembali kepada kita, maukah bersistem kehidupan hanya dengan Islam semata? Wallahualam bissawab.[]

Comment