Keagungan dan Leadership Nabi Muhammad SAW Diakui Ilmuwan Dunia

Opini417 Views

 

Oleh: DR Nasrul Syarif M.Si, Penulis Buku The Power of Spirituality dan Gizi spiritual. Dosen Pascasarjana IAI Tribakti Lirboyo. Wakil Ketua Komnas Pendidikan Jawa Timur, Tim RAI

__________

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA – Seorang filsuf Inggris, Herbert Spencer di dalam bukunya yang berbahasa arab dengan judul Ushul al-Ijtima’ atau Prinsip-prinsip bermasyarakat beliau menyatakan, “Inilah Muhammad. Dia adalah simbol dalam politik agama yang benar. Sosok paling jujur yang membuat sistem tersebut bagi seluruh umat manusia. Dia adalah contoh penegak amanah dan kejujuran yang nyata. Dia selalu membimbing hidup umatnya siang dan malam.

Leo Tolstoy, seorang sastrawan dunia berkata, ” Cukuplah menjadi kebanggaan bagi Muhammad ketika dia berhasil menyelamatkan umatnya yang hina dari cengkeraman adat yang tercela. Lalu dia bukakan di hadapan mereka jalan kemajuan. Syariat Muhammad akan memimpin dunia karena selaras dengan akal dan kebijaksanaan.”

Goethe, seorang penulis dan sastrawan Jerman berkata, ” Saya telah mencari teladan teragung dalam sejarah manusia dan saya mendapatinya pada sosok nabi arab, Muhammad SAW.”

Gustave Lebon seorang orientalis Prancis berkata, ” Apabila harga diri manusia dinilai dari keagungan prestasi, maka Muhammad adalah manusia paling agung sepanjang sejarah.”

Maka jangan heran kalau Michael H. Hart berkata dalam bukunya 100 Tokoh Paling Berpengaruh dalam Sejarah. berkata, “Muhammad menempati nomer satu, sebagai sosok paling penting dan agung dalam sejarah, barangkali membuat para pembaca heran. Akan tetapi, dia memang orang nomer satu sepanjang sejarah yang telah meraih kesuksesan tertinggi dalam aspek agama dan dunia. Semasa hidupnya, dia juga telah mengemban risalah agama dan dunia serta berhasil menyelesaikan tugas.”

Berbagai teori-teori kepemimpinan yang dikemukakan oleh para guru leadership, to some extend ditemukan pada pribadi dan kepemimpinan Muhammad SAW.

Salah satu teori yang dikemukakan oleh Kets de Vries yang menyimpulkan dari penelitian klinisnya terhadap para pemimpin bahwa sebanyak prosentase tertentu dari para pemimpin itu mengembangkan kepemimpinan mereka karena dipengaruhi oleh trauma pada masa kecil mereka.

Muhammad SAW mengalami masa-masa sulit di waktu kecilnya. Di usia dini beliau sudah menjadi yatim piatu. Pada kanak-kanak itu pula beliau harus menggembala ternak penduduk Makkah. Di awal usia remaja beliau sudah mulai belajar berdagang dengan mengikuti pamannya Abu Thalib berdagang ke daerah-daerah sekitar jazirah Arab.

Jules Masserman, seorang peneliti independen sekaligus seorang professor di Universitas Chicago Amerika, pernah melakukan penelitian dengan meletakkan tiga syarat untuk menentukan pemimpin terbaik dunia yaitu:

(1) hendaknya pada diri pemimpin ada proses pembentukan kepemimpinan yang baik;

(2) hendaknya pemimpin tersebut menaungi kesatuan masyarakat yang terdiri dari keyakinan yang berbeda-beda;

(3) hendaknya pemimpin tersebut mampu mewujudkan sebuah sistem masyarakat yang manusia dapat hidup di dalamnya dengan aman dan tenteram.

Secara jujur lalu beliau berkesimpulan: “Pemimpin teragung sepanjang sejarah adalah Muhammad yang telah memenuhi tiga syarat tersebut.”(Majalah Time, Who Were History’s Great Leaders, edisi 15 juli 1974).

Beberapa teori leadership lainnya juga dapat ditemukan pada diri rasulullah SAW seperti the 4 roles of leadership yang dikemukakan oleh Stephen Covey bahwa seorang pemimpin harus memiliki empat fungsi kepemimpinan yakni :

1. Fungsi Perintis ( pathfinding ). Upaya sang pemimpin memahami dan memenuhi kebutuhan utama umatnya, visi,misi dan nilai-nilai yang dianutnya serta strategi. Rasulullah mengajak umat manusia ke jalan yang benar, membangun suatu tatanan social atau system social yang diakui terlalu modern disbanding zamannya itu dirintis oleh Rasulullah SAW kemudian dikembangkan oleh para Khalifah sesudahnya.

2. Fungsi Penyelaras ( aligning ). Rasulullah SAW mampu menyelaraskan berbagai strategi untuk mencapainya tujuannya dalam menyiarkan ajaran Islam dan membangun tatanan social yang baik dan modern.

3. Fungsi Pemberdaya ( empowering ). Rasulullah SAW mampu menumbhkan lingkungan agar setiap orang mampu melakukan yang terbaik dan selalu mempunyai komitmen yang kuat dan Rasulullah SAW memiliki kecakapan dalam mesinergikan berbagai potensi yang dimiliki oleh para pengikutnya dalam mencapai suatu tujuan. Dalam shirah Nabawiyah menunjukkan hal itu semua.

4. Panutan ( Modeling ). Rasulullah SAW menjadi panutan dalam melaksanakan nasehat dan saran-sarannya demikian juga dalam menjadi pribadi yang mulia.

Tentu saja kepemimpinan dan manajemen modern yang ada pada diri Rasulullah SAW tidak harus menunggu pembenaran dari teori-teori leadership dan manajemen modern karena apa yang beliau contohkan telah terbukti berhasil dan sejarah peradaban Islam membuktikannya.

Sebagai gambaran dan bukti bahwa pada diri Rasulullah SAW ditemukan berbagai karakter pemimpin yang dirumuskan oleh para pakar leadership dunia seperti Sifat-sifat dasar Kepemipinan yang dirumuskan oleh Warren Bennis dalam bukunya On Becoming a Leader 1994 :

• Visioner (guiding vision) : Rasulullah SAW sering memberikan kabar gembira mengenai kemenangan dan keberhasilan yang akan diraih oleh pengikutnya dikemudian hari. Visi yang jelas ini membuat para sahabat untuk tetap sabar dan tabah meskipun perjuangan dan rintangan begitu besar.

• Berkemauan kuat ( Passion ) : Berbagai cara yang dilakukan musuh-musuhnya untuk menghentikan perjuangannya tidak pernah berhasil. Beliau tetap tabah, sabar dan istiqomah serta bersungguh-sungguh.

• Integritas ( Integrity ) :Rasulullah Muhammad SAW dikenal memiliki integritas yang tinggi, berkomitmen terhadap apa yang dikatakan dan diputuskan, dan mampu membangun tim yang tangguh seperti terbukti dalam berbagai ekspedisi militer.

• Amanah ( Trust ) : Rasulullah SAW dikenal sebagai orang yang sangat terpercaya ( al-Amin ) dan ini diakui oleh musuh-musuhnya seperti Abu Sufyan ketika ditanya Hiralius ( Kaisar Romawi) tentang perilaku Muhammad SAW.

• Rasa ingin Tahu ( Curiosity ) : Wahyu yang pertama diturunkan adalah perintah untuk belajar ( Iqra’ ).

• Berani ( Courage ) : Kesanggupan memikul tugas kerasulan dengan segala resiko adalah keberanian yang luar biasa.

Cukuplah menjadi keagungan bagi Nabi Muhammad SAW ketika Allah SWT telah lebih dahulu memujinya sebelum manusia. Allah AWT telah lebih dahulu memuliakannya sebelum manusia memuliakannya. Beliau di atas pujian penghuni bumi di seluruh penjuru dunia karena Allah SWT telah meninggikan sebutan namanya di semesta alam.

Allah SWT Berfirman :

لَقَدۡ أَرۡسَلۡنَا رُسُلَنَا بِٱلۡبَيِّنَٰتِ وَأَنزَلۡنَا مَعَهُمُ ٱلۡكِتَٰبَ وَٱلۡمِيزَانَ لِيَقُومَ ٱلنَّاسُ بِٱلۡقِسۡطِۖ وَأَنزَلۡنَا ٱلۡحَدِيدَ فِيهِ بَأۡسٞ شَدِيدٞ وَمَنَٰفِعُ لِلنَّاسِ وَلِيَعۡلَمَ ٱللَّهُ مَن يَنصُرُهُۥ وَرُسُلَهُۥ بِٱلۡغَيۡبِۚ إِنَّ ٱللَّهَ قَوِيٌّ عَزِيزٞ

“Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. Dan Kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan besi itu) dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)Nya dan rasul-rasul-Nya padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa.” (QS. Al-Hadid (57) : 25 ).

Allah menerangkan bahwa Dia telah mengutus para rasul kepada umat-umat-Nya dengan membawa bukti-bukti yang kuat untuk membuktikan kebenaran risalah-Nya. Di antara bukti-bukti itu, ialah mukjizat-mukjizat yang diberikan kepada para rasul.

Di antara mukjizat tersebut seperti tidak terbakar oleh api sebagai mukjizat Nabi Ibrahim, mimpi yang benar sebagai mukjizat Nabi Yusuf, tongkat sebagai mukjizat Nabi Musa, Al-Qur’an sebagai mukjizat Nabi Muhammad saw dan sebagainya. Setiap rasul yang diutus itu bertugas menyampaikan agama Allah kepada umatnya.

Ajaran agama itu adakalanya tertulis dalam sahifah-sahifah dan adakalanya termuat dalam suatu kitab, seperti Taurat, Zabur, Injil dan Al-Qur’an. Ajaran agama itu merupakan petunjuk bagi manusia untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.

Sebagai dasar untuk mengatur dan membina masyarakat, maka setiap agama yang dibawa oleh para rasul itu mempunyai asas “keadilan”.

Keadilan itu wajib ditegakkan oleh para rasul dan pengikut-pengikutnya dalam masyarakat, yaitu keadilan penguasa terhadap rakyatnya, keadilan suami sebagai kepala rumah tangga, keadilan pemimpin atas yang dipimpinnya dan sebagainya, sehingga seluruh anggota masyarakat sama kedudukannya dalam hukum, sikap dan perlakuan.

Di samping itu Allah swt menganugerahkan kepada manusia “besi” suatu karunia yang tidak terhingga nilai dan manfaatnya.

Dengan besi dapat dibuat berbagai macam keperluan manusia, sejak dari yang besar sampai kepada yang kecil, seperti berbagai macam kendaraan di darat, di laut dan di udara, keperluan rumah tangga dan sebagainya.

Dengan besi pula manusia dapat membina kekuatan bangsa dan negaranya, karena dari besi dibuat segala macam alat perlengkapan pertahanan dan keamanan negeri, seperti senapan, kendaraaan perang dan sebagainya. Tentu saja semuanya itu hanya diizinkan Allah menggunakannya untuk menegakkan agama-Nya, menegakkan keadilan dan menjaga keamanan negeri.

Allah swt menerangkan bahwa Dia berbuat yang demikian itu agar Dia mengetahui siapa di antara hamba-hamba-Nya yang mengikuti dan menolong agama yang disampaikan para rasul yang diutus-Nya dan siapa yang mengingkarinya. Dengan anugerah itu Allah ingin menguji manusia dan mengetahui sikap manusia terhadap nikmat-Nya.

Manusia yang taat dan tunduk kepada Allah akan melakukan semua yang disampaikan para rasul itu, karena ia yakin bahwa semua perbuatan, sikap dan isi hatinya diketahui Allah, walaupun ia tidak melihat Allah mengawasi dirinya.

Pada akhir ayat ini Allah swt menegaskan kepada manusia bahwa Dia Mahakuat, tidak ada sesuatu pun yang mengalahkan-Nya, bahwa Dia Mahaperkasa dan tidak seorang pun yang dapat mengelakkan diri dari hukuman yang telah ditetapkan-Nya.

Harta peninggalan bisa menghilang, sedangkan peninggalan Nabi Muhammad SAW tetap kekal. Jejak para sultan bisa terhapuskan, sedangkan jejak Rasulullah Muhammad tetap kekal. Keagungan para raja bisa lenyap, sedangkan keagungan Nabi Muhammad SAW tetap kekal.

Semoga sholawat dan salam dari Allah SWT senantiasa tercurah kepada sosok yang keagungannya telah disaksikan oleh khalayak ramai, baik dekat maupun jauh, baik mukmin maupun kafir, baik musuh maupun teman, baik pencinta maupun pembenci. Maha Suci Dzat yang telah menjadikan nama Nabi Muhammad SAW menggema di seluruh penjuru negeri, serta berjalan seiring berjalannya siang dan malam.

Allah SWT telah meninggikan sebutan nama Nabi Muhammad SAW sehingga tidak terlupakan seiring dengan bergantinya hari, tidak terhapus seiring bergantinya tahun, dan tidak terhilangkan dari catatan sejarah.
Shollu ‘Alan Nabi.[]

Comment